Komp Bahasa SMA 2 Bhs
88
”Astaga... Gusti Pangeran, nyuwun pangapuro.... Dan adikku apa sering ke situ?” ujarnya lirih, mengandung sedu.
”Tidak ke situ, ke Paprika. Tapi sama saja. Malah karcisnya mahal di sana, enam ribu”
”Enam ribu? Sama dengan dua bulan gajiku,” keluhnya perlahan. Lampu-lampu yang berkilauan terasa menusuk-nusuk matanya,
sedangkan kebisingan kota menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar dia sadari bahwa dia telah kehilangan adiknya: Paijo tercinta
Pak Pong yang malang menatap kota dengan dendam di dalam hati. Jakarta, kesibukannya, Bina Graha, gedung-gedung itu, Istana
Merdeka, night club, mobil merah telah memisahkan dia dari adiknya. Ditatapnya bungkusan kecil titipan emboknya, lalu diberikannya
kepada si penjaga, ”Untukmu. Kain yang dibatik oleh tangan orangtuaku. Di dalamnya terukir cinta ibu kepada anaknya. Coretan
tanah kelahiran yang dikirim untuk mengikat tali persaudaraan” Dua tetes air mata membasahi pipi yang tua, menandai kejadian
waktu itu.
Jakarta, 1976 Dikutip tanpa pengubahan dari: Totilawati Tjitrawasita. 2002. ”Jakarta” ed.
Dunia Perempuan Antologi Cerita Pendek Wanita Indonesia . Yogyakarta: Bentang.
Jawablah secara lisan pertanyaan ini 1.
Siapa sajakah tokoh-tokoh pada cerpen itu? 2.
Bagaimana watak tokoh-tokoh itu? 3.
Sebutkan peristiwa-peristiwa pada cerita itu secara urut 4.
Di mana peristiwa-peristiwa itu terjadi? 5.
Bagaimana kehidupan sosial para tokoh cerita itu? 6.
Apakah tema cerita itu? 7.
Pesan apa yang ingin disampaikan dalam cerita itu?
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 3
C. Menganalisis Nilai-Nilai dalam Cerpen
Kalian telah membahas cara menceritakan isi cerpen. Pada pertemuan ini, kalian akan melanjutkan pembahasan tentang cerpen.
Hal yang akan kalian bahas adalah cara menganalisis nilai-nilai dalam cerpen.
Mari kita membaca cerita pendek ini
Nggak Tahu Malu
Suatu petang, seorang wanita muda sedang duduk di ruang tunggu bandara yang tak terlalu ramai. Jenuh menunggu, ia pun berjalan-
jalan, masuk ke sebuah toko buku dan membeli novel favoritnya. Sebelum kembali ke tempat duduknya, ia pun menyempatkan
membeli sekantung kue. Selang satu kursi di sebelah kanan tempat duduk wanita itu, duduk seorang pria tua berkacamata dengan tongkat
kayu tergenggam erat di tangannya. Setelah senyum basa basi kepada pria tua itu, ia pun duduk dan langsung asyik membaca novel yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
Budi Pekerti
89
baru dibelinya. Tanpa menghiraukan apapun yang terjadi di sekitarnya, sebagaimana
layaknya kebanyakan sikap orang metropolitan, wanita itu terus membaca dan membaca.
Setelah beberapa menit, ia mulai terganggu ketika pria tua itu mengambil satu
kue dari kantung yang diletakkan di kursi di antara mereka, lalu memakan kue itu dengan
nikmatnya. Mulanya, wanita itu tak menghiraukannya sambil terus membaca
buku dan mengambil satu kue serta
Gambar 5.6 Duduk di ruang tunggu bandara
memakannya. Tapi apa yang terjadi? Pria tua itu pun kemudian mengambil lagi satu kue sambil tersenyum lalu memakannya.
Karena tak mau ambil pusing dan membuat keributan, wanita itu tetap membiarkannya sambil terus membaca, memakan kue, dan
sekali-kali melihat jam yang tergantung di dinding ruang tunggu. Lagi-lagi, pria tua itu pun mengambil satu kue dan memakannya.
”Kalau saja aku sedang tak berbaik hati, sudah kupanggil polisi bandara yang sedang berjaga itu agar laki laki tua tak tau diri ini ditahan,”
guman wanita itu kesal dan sedikit marah.
Setiap satu kue diambil dan dimakannya, pria tua itu pun mengambil satu kue dan memakannya. Hingga tibalah saat ketika tinggal satu
kue tersisa dalam kantung. Wanita itu membiarkannya karena penasaran dan mencoba ingin
tahu apa yang akan dilakukan pria tua itu. Dengan senyum dan tawa kecil yang agak gugup, pria tua itu pun mengambil kue terakhir dan
memotongnya menjadi dua, lalu memberikan satu bagian kepada wanita itu. ”Nggak tahu malu” kembali ia mengomel dalam hatinya
dengan raut wajah yang kecut dan agak marah.
Tiba-tiba terdengar pengumuman dari petugas bandara bahwa pesawat yang akan ditumpangi wanita itu telah datang dan seluruh
penumpang dipersilakan segera menaiki pesawat. Wanita itu pun segera mengemasi barang-barangnya tanpa sedikit pun menghiraukan
’si pencuri kue’ itu. Ia bergegas menuju pesawat.
Setelah berada di dalam pesawat, ia pun duduk dengan santai dan melanjutkan membaca novelnya. Sesaat setelah pesawat lepas landas,
tanpa sengaja ia memegang tas kecil yang dibawanya dan dengan sangat terkejut mendapati sekantung kue di dalamnya. Itu adalah kue
yang dibelinya di bandara. ”Kalau kueku ada di sini,” dia bergumam dengan napas yang agak sesak, ”berarti kue yang tadi kumakan adalah
kue pria tua itu, dan dia berbaik hati berbagi denganku.” Terlambat untuk minta maaf. ”Ah, ternyata sayalah ’si pencuri kue’ itu”.
So ... hati-hati, jangan berprasangka buruk Too much
Suuzon will kill you.
Sumber: Percikan Iman No. 2 Tahun 2004 dengan pengubahan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Komp Bahasa SMA 2 Bhs
90
Setelah membaca cerpen tersebut, kalian dapat menemukan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Misalnya, nilai moral, tokoh wanita
kurang peduli dengan keadaan di sekitarnya. Hal ini dapat ditunjuk- kan oleh kutipan ”Tanpa menghiraukan apa pun yang terjadi di
sekitarnya, wanita itu terus membaca dan membaca.”
Menarik, bukan cerpen di atas? Apa yang kalian rasakan setelah membaca cerpen tadi? Apakah kalian merasa geli? Mungkin juga
kalian akan tersenyum. Cerpen ”Nggak Tahu Malu” tersebut berisi sindiran kepada
orang-orang yang merasa dirinya hebat, padahal dia tak lebih hebat daripada orang yang dianggapnya ”rendah”. Dapatkah kalian
menceritakan kembali isi cerpen tersebut? Untuk menceritakan kembali isi cerpen, kalian perlu memahami jalan cerita peristiwa
pada cerpen itu secara urut. Pokok-pokok peristiwa pada cerpen itu adalah sebagai berikut
1.
Wanita muda duduk di ruang tunggu bandara. 2.
Karena jenuh, ia membeli sebuah novel dan sekantung kue. 3.
Ia duduk kembali di ruang tunggu bersebelahan dengan seorang laki-laki tua.
4. Mereka makan kue yang ada di samping tempat duduk mereka.
5. Wanita muda merasa jengkel dengan laki-laki yang memakan
”kuenya”. 6.
Wanita muda menuju pesawat karena pesawat akan berangkat. 7.
Di dalam pesawat wanita muda menemukan kuenya yang masih utuh.
Kalian dapat menafsirkan peristiwa-peristiwa itu dari kutipan isi cerpen. Misalnya,
Peristiwa 1 : Wanita muda duduk di ruang tunggu bandara.
Suatu petang, seorang wanita muda sedang duduk di ruang tunggu bandara yang tidak terlalu ramai.
Peristiwa 2 : Karena jenuh, ia membeli sebuah novel dan sekantung
kue. Jenuh menunggu, ia pun berjalan-jalan masuk ke sebuah toko
buku dan membeli novel favoritnya. Sebelum kembali ke tempat duduknya, ia pun menyempatkan membeli sekantung kue.
1. Cobalah kalian mencari bukti pada teks cerpen di atas yang
menjelaskan peristiwa-peristiwa 3–7 di atas secara lengkap 2.
Adakah hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya?
3. Temukan nilai-nilai lain dalam cerpen tersebut dan tunjukkan
kutipan yang mendukung
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 4
Di unduh dari : Bukupaket.com
Budi Pekerti
91
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan cerita di atas
1. Siapa sajakah tokoh sentral cerita pendek di atas?
2. Teknik apa yang digunakan dalam menggambarkan tokohnya?
3. Konflik apa yang dimunculkan dalam cerita tersebut?
4. Pada diri tokoh yang mana konflik tersebut berkembang?
5. Pada paragraf berapa gambaran tokoh lelaki tua digambarkan
kurang baik?
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 5
Buka Wawasan
Pembahasan tentang peristiwa pada cerita berkaitan dengan alur cerita. Walaupun cerita memiliki corak yang beraneka ragam, ada pola tertentu yang hampir selalu
terdapat dalam sebuah cerita. Struktur umum alur itu adalah sebagai berikut. 1. paparan
awal 2. rangsangan
3. gawatan 4. tekanan
tengah 5. rumitan
6. klimaks akhir
7. leraian 8. selesaian
D. Menulis Puisi