Menonton dan Menganalisis Pementasan Drama

Pergaulan 119 Pada Bab VI, kalian telah menganalisis pementasan drama dari segi penokohan, dialog, dan latar. Pada pembelajaran ini, kalian akan memperdalam kemampuan menganalisis pementasan drama dengan tema yang lain. Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh dalam drama dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita. Karakternya baik, mewakili nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat, sedangkan tokoh antagonis adalah ”lawan” tokoh protagonis. Tokoh antagonis diposisikan dalam cerita bertentangan kepentingan dengan tokoh protagonis. Dari perbedaan inilah konflik cerita dimulai. Baik tokoh antagonis, maupun protagonis didukung oleh para tokoh pembantu yang disebut tokoh tritagonis.

A. Menonton dan Menganalisis Pementasan Drama

Dalam cerita pewayangan, karakter tokoh protagonis dengan antagonis dibuat sedemikian berbeda, kontras, dan bertolak belakang. Lihat saja tokoh-tokoh pandawa seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Setiap tokoh protagonis tersebut mewakili karakter yang dipuja masyarakat: Yudistira sopan dan jujur, Bima perkasa dan lugas, Arjuna ganteng dan pintar, dan Nakula-Sadewa menggambarkan eratnya persaudaraan. Karakter tersebut kontras sekali dengan tokoh kurawa seperti Duryudana yang ambisius akan kekuasaan atau tokoh Dursasana yang rakus dan tamak. Tokoh dalam drama seringkali dipilih oleh pengarangpenulis skenario untuk menggambarkan karakter manusia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan jika drama tersebut memang ditulis untuk mengkritik atau menggambarkan ironisnya kehidupan. Bacalah penggalan drama berikut Orang Baru Babak II Adegan I Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak lurah, jurutulis, seorang hansip, dan Sugih, seorang wiraswastawan kaya. Sugih : Sejak semula saya sudah berfirasat orang baru itu, siapa namanya? Lurah : Den Suhari. Sugih : Ya, Suhari itu akan bikin gara-gara di desa kita. J. Tulis : Den Suhari bukan orang baru di sini, Pak. Lahir di sini, dan sekolah dasar di sini. Baru setelah SMP dia pindah ke kota. Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7.1 Pementasan drama Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 120 Lurah : Ia putra juragan Sule almarhum. Sugih : Bagi saya, dia orang baru di sini. Dia tidak mengenal daerah kita ini. Lurah : Tapi tidak ada alasan bagi kita, bagi saya, untuk melarang- nya mengatur tanahnya sendiri, Pak. Sugih : Ia bukan mengatur tanah melulu, tetapi mengacak-acak, memorak-porandakan kehidupan petani. J. Tulis : Mengacak-acak bagaimana, Pak? Sugih : Seharusnya kamu lebih tahu daripada saya. J. Tulis : Tapi tidak ada keluhan dari pihak petani itu sendiri, Pak. Sugih : Tidak benar. Kamu tanya saja ke si Ode dan beberapa orang lagi, mungkin banyak lagi. Kalau mereka tidak mengadu, itu karena mereka dihasut. Kamu tahu, petani- petani buta huruf itu mudah saja dihasut. Mungkin mereka ditakut-takuti. J. Tulis : Apa benar, Pak? Sugih : Mereka tidak akan begitu saja menolak menjual hasil panen mereka kepada saya. Kamu juga tahu, saya sudah berusaha di sini puluhan tahun. Saya kenal dan kerja sama dengan mereka bukan kemarin sore. Kalau tiba-tiba mereka menolak kerja sama dengan saya, pasti ada orang yang menghasut dan bahkan mengancam, bukan? Lurah : Saya kenal baik dengan ayah Den Suhari. Waktu kecil saya pun kenal Den Suhari. Rasanya tak mungkin dia sampai hati menakut-nakuti apalagi mengancam para petani. Di samping itu, para petani penggarap itu bukan orang asing bagi Den Suhari. Den Suhari lahir dan hidup di masa kanak-kanak di tengah-tengah mereka. Bermain- main dengan anak mereka. Diam Walaupun begitu, saya berjanji pada Pak Sugih, saya akan memeriksanya secara pribadi. Saya akan melihat sendiri dan bicara dengan Den Suhari. Sugih : Kalau tidak percaya tanyalah si Ode. J. Tulis : Kemarin subuh Mang Ode pergi ke kota. Lurah : Ada apa dia pergi? Sugih : Bayangkan, si Ode sudah belasan tahun mengerjakan sawah-sawah Suhari itu seluas dua hektare. Eh, tiba-tiba, dia hanya dibolehkan menggarap satu hektare saja. Ia pun melarang membeli pupuk dan obat-obatan dari toko saya. J. Tulis : Dilarang? Gambar 7.2 Adegan drama di kantor kelurahan Di unduh dari : Bukupaket.com Pergaulan 121 Sugih : Ya. Kata mereka pupuk kimia merusak tanah. Obat-obatan berbahaya. J. Tulis : Yang benar saja, Pak? Sugih : Saya bilang sama si Ode. Padahal, saya jual pupuk dan obat-obatan di sini tidak semata-mata cari keuntungan. Saya juga membantu program pemerintah. Lurah : Waktu terakhir saya berkunjung ke Margasari saya tidak melihat atau mendengar apa-apa. Sugih : Saya sudah bilang, mungkin mereka diancam. Mereka bukan saja tidak membeli, mungkin tidak berani membeli kepada saya. Bayangkan, setelah puluhan tahun, tiba-tiba mereka berhenti kerja sama dengan saya. Bahkan menolak uang panjar J.Tulis : Kalau begitu mereka jual ke mana? Sugih : Saya tidak tahu. Itulah sebabnya penggarap seperti si Ode mengeluh. Memangnya buat apa menghasilkan padi dan buah-buahan kalau bukan untuk dijual? Lurah : Sekali lagi, saya akan pergi ke Margasari secepatnya. Sugih : Saya minta Pak Lurah pergi secepatnya. Kalau usaha saya macet di sini, pasti saya tidak dapat lagi membantu pem- bangunan di desa ini. Margasari paling banyak penduduk- nya. Kebanyakan langganan saya di desa orang Margasari. Lurah : Saya berjanji, Pak Sugih. Dikutip dari Lima Orang Saksi, Saini K.M. 2000. STSI Press Penggalan drama di atas menceritakan sebuah ”misteri” yang terjadi di Desa Margasari. Misteri itu diawali dengan keheranan tokoh Sugih karena para petani di Desa Margasari tidak bersedia menjual lagi hasil panen kepadanya. Ia mencurigai tokoh Suhari yang menghasut warga untuk tidak menjual hasil panen kepada Sugih. Karena itu, Sugih menemui Pak Lurah agar menegur Suhari. Tentu saja, Pak Lurah tidak segera memercayai pernyataan Sugih. Tidak hanya Pak Lurah saja yang heran, tetapi juga Juru tulis Lurah. Selama ini, ia sangat mengenal Suhari. Dalam pikirannya, tidak mungkin Suhari melakukan hal yang dituduhkan Sugih. Berdasarkan penggalan drama di atas, diskusikan pertanyaan berikut 1. Kelompokkanlah tokoh-tokoh dalam drama di atas berdasarkan karakter dan kedudukannya dalam cerita 2. Apakah karakter tokoh pada drama tersebut menggambarkan sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari? Sifat apakah itu? 3. Adakah kaitan karakter tokoh dengan konflik yang muncul dalam drama tersebut? Tunjukkan buktinya 4. Di manakah setting dalam drama tersebut? ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 1 Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 122 5. Sesuaikah pemilihan setting dengan konflik yang berusaha dimunculkan pengarang? 6. Apa amanat atau pelajaran yang bisa disimpulkan dari kutipan drama di atas? 7. Setelah mengkaji cerita drama di atas, simpulkan apa temanya

B. Mengekspresikan Karakter Tokoh