Komp Bahasa SMA 2 Bhs
24
bernama Ibrahim Abdulkadir Abu Fadalah tiba di wilayah Yordania, sekitar 350 kilometer dari Amman, pada pukul 19.30. Mereka dijemput
Ketua Tim Unit Penanggulangan Krisis Deplu, Triyono Wibowo. Setelah dilepaskan oleh kelompok penyandera yang menamakan
dirinya Faksi Tentara Mujahidin Senin 212 siang, kedua kru Metro TV
tersebut langsung berangkat meninggalkan Irak dan mencapai perbatasan Irak –Yordania Senin malam. Akan tetapi, keduanya baru
diizinkan melintasi perbatasan kemarin sore setelah mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat di Baghdad. Ditanya mengapa kedua
wartawan Metro TV itu bisa lebih cepat melintasi perbatasan, Marty menjawab, ”Itulah hasil kerja keras diplomasi yang kami jalankan.’’
Kepastian bebasnya kedua wartawan tersebut dilaporkan oleh jaringan televisi Associated Press Television Network APTN, Senin.
”Karena alasan kecurigaan, kedua wartawan ini ditangkap. Berdasarkan niat baik yang mereka perlihatkan dan menghormati persaudaraan
antarmuslim kedua negara, kami memutuskan untuk melepaskan kedua wartawan ini tanpa syarat apa pun maupun tebusan,’’ kata
seorang penyandera yang mengenakan penutup wajah.
Dalam pernyataannya, Meutya mengatakan selama sepekan berada dalam tahanan beberapa pria bersenjata, dia dan Budiyanto tidak
mendapatkan perlakuan buruk. ”Kami diperlakukan dengan baik. Makan pun, Alhamdulillah, tidak ada waktu makan yang dilewatkan.
Sumber: Media Indonesia, 22 Februari 2005
Kalian telah membaca teks di atas. Tentunya kalian juga sudah mencatat pokok-pokok isi berita itu.
Berdasarkan pokok-pokok yang kalian catat, kalian dapat menyampaikan pendapat berkaitan dengan pembebasan dua jurnalis
Metro TV itu Cobalah kalian diskusikan tema ”Pembebasan Dua Jurnalis
Metro TV” itu dalam diskusi kelas Tunjuklah salah seorang untuk menjadi pemimpin diskusi moderator
1. Dalam diskusi itu, sampaikan pendapat kalian dengan disertai
alasan dan bukti yang mendukung 2.
Lakukan diskusi dengan tertib dan dengan bahasa yang santun Kumpulkan bahan-bahan berupa artikel dari majalah atau surat
kabar dan buku tentang ”Kebebasan Pers” Catatlah pokok-pokok isi artikel atau buku itu Sampaikan pula mengapa artikel atau buku
itu yang kamu pilih untuk dibaca
Sumber: www.indonesia- ottawa.org
Gambar 2.2 Meutya dan Budiman
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 2
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Tugas 2
C. Merangkum Isi Bahasan tentang Kemasyarakatan
Pernahkah kalian membaca hasil bahasan dari sebuah diskusi, seminar, atau yang lainnya? Jika sudah, mari kita perdalam ke-
terampilan membaca bahasan dan kemudian membuat rangkumannya. Tentu kalian masih ingat yang dimaksud merangkum sebuah bacaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kepahlawanan
25
Merangkum adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Merangkum
merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil karya yang sudah ada. Rangkuman biasanya bertolak dari
penyajian suatu karya asli secara singkat.
Ada perbedaan antara merangkum dengan ikhtisar. Merangkum merupakan penyajian singkat dari karangan asli, sedangkan ikhtisar
tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.
Bacalah contoh bahasan hasil seminar berikut dengan saksama.
Mengurus Pariwisata Daerah
Oleh Arifin Hutabarat Di antara begitu banyaknya permasalahan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang dihadapi bangsa ini, pengembangan ke- pariwisataan hanyalah merupakan satu di antara berbagai tantangan.
Hal seperti itu tampak juga di daerah. Kadar berat atau ringan tantangan yang dihadapi, tentu saja saling berbeda antara satu daerah
dan lainnya. Beberapa inti yang sama dalam hal tantangan atau challenges
tampak terletak pada tiga hal. Pertama, perbedaan sumber- sumber, mulai sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya keuangan. Kedua, perbedaan dalam ketersediaan aparatur pemerintahan dan unsur industri yang memadai. Ketiga, perbedaan
dalam ketersediaan anggaran pemerintah setempat yang memadai.
Jakarta Raya mungkin yang paling tinggi memiliki anggaran belanja untuk dinas pariwisata yang disediakan pemerintah daerahnya, per
tahun sekitar Rp53 milyar. Dari jumlah itu sekitar Rp20 milyar dialokasikan sebagai anggaran belanja promosi pariwisata, seperti
diterangkan oleh pimpinannya. Daerah lainnya niscaya berada di bawah jumlah tersebut. Aparatur di DKI tampak dikelola karyawan
yang relatif memadai, jika dibandingkan dengan beberapa daerah, yang masih saja ada mengesankan seolah dinas pariwisata itu cukup dipimpin
oleh pejabat yang tidak perlu mengetahui, atau bahkan, berminat mengenai hal pariwisata. Di Bali, aparat itu dipimpin seseorang yang
selain memberikan pendidikan kepariwisataan, juga menunjukkan kompetensi yang memadai sebagaimana dilihat oleh masyarakat.
Sebaliknya, ada daerah tingkat satu yang dinas pariwisatanya kekurangan karyawan, termasuk pemimpin yang mengesankan ke
masyarakat bahwa penempatannya tidaklah tepat karena kekurangan kompetensi dan minat yang dimaksudkan. Hal yang agaknya kurang
disepakati secara umum ialah dalam menyadari dan melihat per- bedaan sumber-sumber daya yang tersedia. Tak jarang kita menafikan
bahwa sumber daya di provinsi Riau, misalnya, berbeda besar dengan sumber daya di Sumatra Utara. Sumatra Utara memiliki Danau Toba
yang mengandung daya tarik pariwisata secara umum, sedangkan Riau memiliki daya tarik pariwisata alam yang berbeda.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Komp Bahasa SMA 2 Bhs
26
Akan tetapi, hampir kebalikannya dalam hal sumber daya keuangan. Riau memiliki kemampuan anggaran belanja yang lebih besar
dibandingkan kemampuan pemerintah daerah Sumatra Utara dalam hal penyediaan anggaran bagi pariwisatanya. Itu karena hasil minyak yang
diperoleh Riau jauh lebih besar dibanding di Sumatra Utara.
Dalam konteks situasi internasional belakangan ini, misalnya, dunia usaha pariwisata menghadapi tekanan yang menurunkan minat
bepergian jarak jauh atau long haul trip. Situasi itu belum dapat dipastikan akan semakin menguat atau berkurang. Oleh karena itu,
perjalanan dengan tujuan-tujuan yang relatif dekat menjadi bagian dari gaya bepergian masa kini, dan mungkin untuk jangka menengah
ke depan. Selain berkaitan dengan isu keamanan dan keselamatan serta kesehatan, sebagian juga dengan alasan ekonomis. Di situ
tampak peran daerah dalam memilih dan menentukan, agar arah kegiatan pemasaran dan promosi atau pembangunan sarana
prasarana, berorientasi pada pasar-pasar yang terdekat. Katakanlah Riau dan Sumatra Utara, baik secara sendiri-sendiri maupun sinergi
bersama idealnya memberikan porsi besar dalam menggarap wisatawan di ASEAN, selain domestik dan lokal.
Apa yang sebaiknya disediakan sesuai dengan sifat wisatawan dari negeri-negeri tersebut? Di Jakarta dan di Medan kentara sekali
bahwa wisatawan dari Malaysia, baik dalam kelompok kecil maupun besar, mementingkan makan di restoran Padang yang
”internasionalized” sebagai salah satu yang cenderung mereka nikmati. Bagaimana dengan wisatawan dari Singapura dan
Muangthai? Bagaimana dengan wisman dari Taiwan dan Korea? Perbedaan-perbedaan itulah yang kelihatan perlu secara detail
diperhatikan oleh masing-masing daerah, baik aparat pemerintah bidang pariwisata
maupun oleh unsur industri pariwisatanya. Sehingga langkah dalam menggarap, atau
konsep kebijakan dalam memilih program membangun sarana prasarana, diorientasikan
pada pemenuhan melayani karakter-karakter yang berbeda itu. Ada kecenderungan selama
ini, wisman disamaratakan sebagai mereka yang datang dari Barat alias ”bule”, dan
penggarapan pemasaran atau promosi juga terobsesi menuju ke masyarakat Barat atau
”bule”. Bukankah begitu?
Sumber: www.chass.utoronto.ca
Gambar 2.3 Objek wisata
Sumber: http:www.sinarharapan.co.id
Setelah membaca contoh bahasan tersebut, kalian dapat menemu- kan pokok pikiran pada paragraf pertama, yaitu ”Ada tiga persamaan
tantangan antara daerah satu dengan daerah lain dalam hal ke-
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kepahlawanan
27
pariwisataan.” Setelah menemukan pokok pikiran tiap-tiap paragraf, kalian dapat meringkas atau merangkum isi bahasan tersebut dengan
memerhatikan langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Membaca naskah asli hingga tuntas, bahkan perlu diulang sambil ditandai bagian yang terpenting.
2. Mencatat gagasan utama atau gagasan terpenting yang terdapat
dalam wacana. Gagasan utama tersebut ditandai atau digaris- bawahi agar mudah dicari.
3. Membuat reproduksi, yaitu menyusun kembali suatu karangan
singkat berdasarkan gagasan-gagasan utama yang diperoleh ketika membaca bahan bacaan yang akan dirangkum secara teliti. Dengan
mempergunakan catatan-catatan dan kesan umum yang diperoleh, penulis sudah siap untuk membuat rangkuman yang dimaksud.
Buka Wawasan
Ciri-ciri bacaan hasil merangkum, yaitu: 1.
berdasarkan sumber lain buku bacaan; 2.
merupakan hasil mereproduksi dari bacaan yang sudah ada; 3.
proporsional atau sesuai dengan urutan pikiran karya aslinya. Bacalah kembali teks tentang bahasan kepariwisataan di atas,
kemudian kerjakan soal-soal berikut. 1.
Temukan pokok-pokok isi bahasan yang ada dalam tiap-tiap paragraf teks bahasan tersebut
2. Buatlah rangkuman atas teks bahasan tersebut dengan memerhati-
kan langkah-langkah merangkum Carilah teks hasil bahasan, misalnya hasil seminar, lokakarya,
dan sebagainya di surat kabar, kemudian buatlah rangkumannya
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 3
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Tugas 3
D. Menyusun Paragraf Naratif