Menelaah Karya Sastra Drama

Kasih Sayang 111 Belajar menulis cerpen dapat kalian awali dengan membaca se- banyak-banyaknya cerpen karya penulis lain. Kalian tentu punya cerpenis favorit, kan? Misalnya, kalian suka cerpen-cerpen karya Putu Wijaya, bacalah sebanyak-banyaknya cerpen karya Putu Wijaya. Bacalah berulang-ulang agar kalian benar-benar tahu gaya Putu Wijaya dalam menuliskan cerpen itu. Dengan cara itu, kalian akan mendapat pengalaman nyata dan berharga untuk bekal belajar menulis cerpen. Siapa penulis cerpen cerpenis favoritmu? Temukan cerpen- cerpen karangan penulis cerpen favoritmu di perpustakaan Bacalah cerpen-cerpennya secara tuntas dan berulang-ulang. Carilah kekhasan yang terdapat pada cerpen-cerpen karya cerpenis favoritmu itu ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas

E. Menelaah Karya Sastra Drama

Kalian telah menelaah dan menikmati drama, prosa cerpen, novel dan hikayat, serta puisi sebagai karya sastra. Kalian tentu merasakan persamaan dan perbedaan ketiga jenis karya sastra tersebut. Khusus tentang drama, karya sastra ini bisa dilihat dari segi anatomi dan segi tujuannya. Dari segi tujuan, drama ditulis untuk pementasan, bukan sekadar untuk dibaca saja. Akibatnya, karakteristik audiensi atau penontonnya harus diperhitungkan. Pemilihan tema pun disesuaikan dengan tingkat intelegensi dan latar belakang sosial budaya penonton. Oleh karena itulah, banyak drama yang mengangkat permasalahan sehari-hari. Hal itu disebabkan pertimbangan aspek komunikatif dengan para penontonnya. Jika dikaitkan dengan penonton maka tidak bisa dihindari adanya segmentasi pada komunitas penonton yang berdampak pada segmen- tasi pada jenis drama. Bagi penonton yang romantis, disajikanlah drama romantis. Bagi penonton yang senang horor, dibuatlah drama horor. Demikian pula, dengan drama komedi, drama ini muncul karena ada penonton yang sangat senang dengan humor dan kelucuan. Dilihat dari anatominya, drama bisa dilihat dari dua lapis, yaitu lapis inti drama dan lapis luar drama. Lapis inti drama adalah tema, alur cerita, dialog, penokohan, karakter, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Lapis luarnya adalah unsur moral, sosial, budaya, filsafat, psikologi, dan pedagogi. Lapis inti itu dalam wujudnya dikemas dalam bentuk dialog, adegan, dan babak. Untuk bisa menyimpulkan apakah sebuah teks atau naskah drama berkualitas atau tidak, kalian harus melihatnya dari gabungan dua komponen, yaitu kualitas naskah dilihat dari anatominya dan tujuannya. Bisa saja sebuah naskah drama dilihat dari kualitas komponen dinilai baik, tetapi ternyata kurang bahkan tidak diminati masyarakat. Ketika dipentaskan atau dipasarkan hanya mendapat respons dari kalangan tertentu saja. Ada lagi, naskah drama yang jika dilihat dari kualitas isinya rendah, ternyata sangat disukai masyarakat. Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 112 Penilaian terhadap kualitas naskah drama memang bisa sangat subjektif. Bagaimanapun naskah drama merupakan karya sastra. Pendekatan rasa dan nilai seni lebih memengaruhi penilaian di banding pendekatan teori dan nilai keilmuan. Meskipun demikan, kalian tetap harus mencoba menggabungkan keduanya sehingga lebih objektif. Cara yang bisa kalian lakukan adalah dengan membuat tabel persiapan penilaian yang menggabungkan aspek kualitas komponen naskah dengan respons masyarakatnya. Tabel Persiapan Penilaian Kualitas Naskah Drama No. Komponen Naskah Tingkat Kualitas Nilai Baik Sedang Kurang 1. Lapis Dalam 1.1 Tema 1.2 Alur 1.3 Penokohan 1.4 Sudut Pandang 1.5 Gaya bahasa 1.6 Amanat 2. Lapis Luar 2.1 Nilai moral 2.2 Nilai sosial 2.3 Nilai budaya 2.4 Nilai pendidikan Jumlah Rata-rata Catatan: 1. Penilaian kualitas lapis dalam dilakukan dengan melihat naskah. 2. Penilaian kualitas lapis luar dilakukan dengan melihat isi naskah yang dikaitkan dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku secara umum di masyarakat. 3. Pada kolom tingkat kualitas, isilah dengan tanda ceklis 3. Tuliskan pada kolom nilai skorangka 3 jika baik, 2 jika sedang, dan 1 jika kurang. 4. Jumlahkan nilai secara keseluruhan dan hitunglah rata-ratanya. 5. Naskah dinilai baik jika rata-rata penilaian terdapat pada rentang nilai 2,4–3; nilai sedang jika rata-ratanya 1,7–2,3; dan dinilai kurang jika rata-ratanya 1–1,6. Bacalah penggalan drama berikut, kemudian buatlah analisis berdasarkan komponen kesastraannya ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 6 Di unduh dari : Bukupaket.com Kasih Sayang 113 Orang Baru Babak II Adegan I Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak lurah, juru tulis, seorang hansip, dan Sugih, seorang wiraswastawan kaya. Sugih : Sejak semula saya sudah berfirasat orang baru itu, siapa namanya? Lurah : Den Suhari. Sugih : Ya, Suhari itu akan bikin gara-gara di desa kita. J. Tulis : Den Suhari bukan orang baru di sini, Pak. Lahir di sini, dan sekolah dasar di sini. Baru setelah SMP dia pindah ke kota. Lurah : Ia putra juragan Sule almarhum. Sugih : Bagi saya dia orang baru di sini. Dia tidak mengenal daerah kita ini. Lurah : Tapi, tidak ada alasan bagi kita, bagi saya, untuk melarangnya mengatur tanahnya sendiri, Pak. Sugih : Ia bukan mengatur tanah melulu, tetapi mengacak-acak, memorak-porandakan kehidupan petani. J. Tulis : Mengacak-acak bagaimana, Pak? Sugih : Seharusnya kamu lebih tahu daripada saya. J. Tulis : Tapi tidak ada keluhan dari pihak petani itu sendiri, Pak. Sugih : Tidak benar. Kamu tanya saja ke si Ode dan beberapa orang lagi, mungkin banyak lagi. Kalau mereka tidak mengadu, itu karena mereka dihasut. Kamu tahu, petani-petani buta huruf itu mudah saja dihasut. Mungkin mereka ditakut-takuti. J. Tulis : Apa benar, Pak? Sugih : Mereka tidak akan begitu saja menolak menjual hasil panen mereka kepada saya. Kamu juga tahu, saya sudah berusaha di sini puluhan tahun. Saya kenal dan kerja sama dengan mereka bukan kemarin sore. Buka Wawasan Berdasarkan penyajian lakon, sedikitnya drama dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu tragedi, komedi, tragedi komedi, opera, melodrama, farce, dan tablo. a. Tragedi adalah drama yang penuh kesedihan, misalnya drama Romeo dan Juliet. b. Komedi adalah drama penggeli hati, misalnya drama Opera Kecoa. c. Tragedi komedi adalah peduan antara drama tragedi dan komedi, misalnya drama Malam Jahanam. d. Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan. e. Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan musik. f. Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan, misalnya drama Partai Cantik. g. Tablo adalah drama yang mengutamakan gerak. Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 114 Rangkuman 1. Kegiatan menonton dan menganalisis pementasan drama bisa digolongkan kegiatan apresiasi juga mengevaluasi. Kegiatan apresiasi ditekankan pada penikmatan dan pemahaman, sedangkan kegiatan evaluasi menekankan pada penilaian pementasan drama dengan mengacu pada kriteria tertentu. Kegiatan mengevaluasi baru layak dilakukan setelah penilai telah mampu mengapresiasi dengan baik. 2. Mendeklamasikan puisi berarti membaca puisi dengan ekspresi yang memaksimalkan mimik dan gesture disamping isyarat nonverbal lain. Caranya, baca dan pahami puisi secara utuh, barikan tanda-tanda cara membaca seperti jeda, intonasi dan penekanan, kemudian ekspresikan dengan suara, mimik, gerak, dan gestur yang tepat. 3. Membaca novel berbeda dengan membaca novel, sulit langsung selesai. Oleh karena itu bacalah dengan santai agar bisa menikmatinya. Aspek pelaku dengan karakternya, rangkaian peristiwa, dan latar merupakan tiga unsur yang digunakan penulis untuk membentuk cerita. Oleh karena itu untuk memahami kemenarikan sebuah novel, bisa dilakukan dengan menganalisis ketiga hal tersebut. 4. Menulis cerpen diawali dengan menentukan tema kemudian dikembangkan dalam bentuk cerita. Untuk mengembangkan cerita dibutuhkan imajinasi. Pemilihan karakter tokoh-tokoh dibantu dengan pemilihan latar yang tepat akan menghasilkan penggambaran cerita, konflik, dan klimaks yang masuk akal dan menarik. Unsur kejutan di bagian akhir cerita merupakan salah satu teknik membuat cerpen menarik untuk dibaca. 5. Naskah drama adalah salah satu bentuk sastra. Drama dalam bentuk naskah dibentuk oleh dua lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Lapisan dalam terdiri atas tema, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Lapisan luar adalah nilai moral, budaya, sosial, dan pendidikan. Refleksi Menilai sesuatu seperti halnya karya sastra bisa dilakukan siapa pun. Akan tetapi, penilaian yang berkualitas hanya bisa dilakukan jika didasari pemahaman yang mendalam tentang sesuatu itu. Oleh karena, proses apresiasi pemahaman dan penikmatan karya sastra harus dilakukan lebih dulu sebelum melakukan penilaian. Pemahaman akan karya sastra unsur pembentuk dan proses kreatifnya akan sangat membantu ekspresi sastra, baik dalam membacakan mendeklamasikan puisi, maupun menulis cerita pendek. Apresiasi dan ekspresi merupakan dua hal yang saling menunjang. Di unduh dari : Bukupaket.com Kasih Sayang 115 1. Buatlah laporan tentang hasil menyimak pementasan drama atau menonton sinetron di televisi yang pernah kalian lakukan 2. Deklamasikan penggalan puisi dari angkatan 45 berikut dengan volume suara dan irama yang sesuai Senja di Pelabuhan Kecil Chairil Anwar Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. ................................................. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 3. Bacalah penggalan novel berikut, kemudian tuliskan pelaku, peristiwa, dan latar yang ada di dalamnya Lorong Sepi di Isola Usman Seputar Isola terasa sepi dan dingin. Cahaya senja jatuh di kolam depan gedung Isola. Rama duduk di sebuah bangku taman, di bawah rindangnya pohon beringin. Matanya menatap gedung tua yang megah, gedung buah tangan sinyo Belanda. Gedung itu menjulang angkuh. Menghadap timur, terlihat anggun dengan gaya artdeco. Kini gedung itu dinamai Bumi Siliwangi. Gedung yang sangat klasik. Gaya hasil polesan sinyo Belanda. Sebenarnya bentuk bangunannya seperti tumpukan kue, lonjong, tersusun artistik. Tetapi si perancangnya, Prof. Wolf P. Schoemaker mengupamakan vila itu menyerupai sebuah kapal. Prof. Wolf menggarap proyek itu sekitar tahun 1920-an untuk peristirahatan. Sebuah vila untuk melepas lelah, untuk menikmati panorama Kota Bandung di bawah sana. D.W. Barrety pemilik vila itu, meminta Prof. Wolf membuatkan sebuah vila yang unik, karena untuk hadiah ulang tahun istrinya tercinta. Memang unik vila Isola itu. Lantai dasar gedung itu menjuntai ke arah landainya perbukitan kampus. Teras bawah gedung berupa tanjakan-tanjakan tangga yang menyatukan taman dengan gedung itu. Sedangkan lantai lima, paling atas, bangunannya menciut, bundarannya sepertiga dari lantai empat. Cat putih ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Soal-Soal Pengembangan Kompetensi Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 116 Kata Berhikmah Orang haus diberi air, orang lapar diberi nasi. Memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.Endnotes melapisi seluruh tembok bangunan. Begitu langit semburat emas, warna pucat gedung itu memantulkan kilau lembayung. Menyembul di antara pohon beringin dan pohon lainnya yang tumbuh di halaman depan dan belakangnya. Bahkan pohon beringin yang tumbuh di depan gedung itu, berdiri angkuh, bagai jagabaya yang setia melindunginya. Ujung-ujung daun beringin itu yang menjuntai jatuh, menyentuh permukaan kolam. Melindungi sebagian permukaan kolam, meneduhi teratai yang tumbuh di wajah air. Rama menghela napas setelah sekian jam duduk-duduk di bawah beringin, mengamati ikan mas merah bercumbu dengan ikan mas berekor panjang. Berkejaran di bawah daun teratai. Rama menggeliat, lantas menghampiri motor tigernya. Mematut sebentar di depan spion motor. Menyambar jaket yang digantung di atas setang motor. Jaket kulit itu dipakainya, karena udara Ledeng, udara yang mengalir dari pegunungan Lembang mulai merayap. Hawa dingin menyebar, melumat kulit. Isola, begitu anak-anak Bumi Siliwangi menyebutnya mulai ditinggalkan mahasiswanya, karena hari hampir maghrib. Ya, kampus Bumi Siliwangi memang identik dengan gedung kuno itu, Isola dahulu namanya. Padahal itu adalah nama vila untuk gedung parterre yang dibangun Belanda, kini gedung itu menjadi rektorat, berganti nama jadi Bumi Siliwangi. Gedung parterre itu berada di perbukitan menuju ke Lembang, menuju arah ke pegunungan Tangkuban Parahu. Bila musim hujan Isola terkadang dilingkupi kabut, udara seputar kampus perlahan beku, menebarkan hawa dingin. Sepanjang kampus itu, pepohonan berjejer meneduhi setiap tepian jalan. Pepohonan itu mungkin ada yang berusia puluhan tahun. Terlihat menjulang tinggi, batang pohonnya besar-besar, dahannya menjalar ke mana-mana, dan daunnya rimbun meneduhi jalan yang mempertemukan antara gedung yang satu dengan yang lainnya. .... 4. Tuliskan sebuah paragraf untuk sebuah cerpen dengan sudut pandang orang ketiga 5. Mengapa penilaian terhadap kualitas drama sangat subjektif? Berikan pendapatmu Di unduh dari : Bukupaket.com Pergaulan 117 Pergaulan Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit Kalian telah mekukan kegiatan apresiasi dan evaluasi terhadap pementasan drama. Dalam pembelajaran ini kalian dituntut kembali menonton dan menganalisis drama dengan lebih mendalam. Analisis dilakukan terhadap semua unsur, tetapi dengan penekanan pada tokoh dan penokohannya, dialog, dan pemilihan latar dalam pementasan drama. Pembelajarannya selanjutnya berkaitan dengan pemahaman akan tokoh dan karakternya melalui dialog. Karakter tokoh, antara lain bisa dilakukan dengan mengamati dialog-dialognya. Salah satu kekuatan naskah drama adalah dalam dialog-dialognya. Pada bagian lain dalam bab ini, kalian akan belajar mengubahnya menjadi sebuah cerpen. Hikayat adalah salah satu karya sastra masa lalu yang berbentuk prosa. Karya sastra ini menggambarkan bagaimana budaya masa lalu dalam bentuk cerita. Anda akan mempelajari karakteristiknya dan mengaitkannya dengan kehidupan sekarang. Bagian terakhir pembelajaran membahas komponen kesastraan teks puisi. Bentuk, isi, dan gabungan keduanya merupakan aspek yang membuat puisi bernilai sastra. BAB VII Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 118 Membaca hikayat Ekspresi hikayat Peta Konsep • Komponen puisi • Komponen bentuk: bait, lirik, rima, irama • Komponen isi: pengindraan, pikiran, perasaan, imajinasi • Tokoh dan perannya dialog latar • Unsur-unsur drama pentas • Ekspresi karakter tokoh kata, kalimat, gaya bahasa, dialek, dll Menulis drama dari cerpen Menelaah komponen kesastraan teks puisi • Analisis cerita cerpen • Teknik pengubahan menjadi drama Apresiasi drama: Menonton dan menanggapi • Komponen puisi • Komponen bentuk: bait, lirik, rima, irama • Komponen isi: pengindraan, pikiran, perasaan, imajinasi • Sastra lama • Ciri sastra lama • Ciri hikayat Pergaulan Di unduh dari : Bukupaket.com Pergaulan 119 Pada Bab VI, kalian telah menganalisis pementasan drama dari segi penokohan, dialog, dan latar. Pada pembelajaran ini, kalian akan memperdalam kemampuan menganalisis pementasan drama dengan tema yang lain. Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh dalam drama dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita. Karakternya baik, mewakili nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat, sedangkan tokoh antagonis adalah ”lawan” tokoh protagonis. Tokoh antagonis diposisikan dalam cerita bertentangan kepentingan dengan tokoh protagonis. Dari perbedaan inilah konflik cerita dimulai. Baik tokoh antagonis, maupun protagonis didukung oleh para tokoh pembantu yang disebut tokoh tritagonis.

A. Menonton dan Menganalisis Pementasan Drama