95
Keanekaragaman Budaya Nusantara
1. Diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat custome
diferentiation hal ini karena perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa.
2. Diferensiasi yang disebabkan oleh struktural structural diferentiation,
hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk mengakses ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kesenjangan sosial di antara etnik yang berbeda.
Pada satu sisi kemajemukan menyimpan kekayaan budaya dan
hasanah tentang kehidupan bersama yang harmonis jika integrasi berjalan dengan baik tetapi pada sisi lain, kemajemukan selalu menyimpan dan
menyebabkan terjadinya konflik antaretnik, baik yang bersifat laten maupun manifest yang disebabkan oleh etnosentrisme, primordialisme, dan
kesenjangan sosial.
1. Konflik Antarsuku Bangsa
Keanekaragaman suku bangsa telah menghasilkan adanya potensi konflik antarsuku bangsa dan antara pemerintah dengan masyarakat suku
bangsa. Potensi-potensi konflik tersebut memang sebuah permasalahan yang ada bersamaan dengan keberadaan coraknya yang secara suku
bangsa majemuk. Sumber dari permasalahan ini terletak pada siapa atau golongan mana yang paling berhak atas sumber-sumber daya yang ada
di dalam wilayah-wilayah kedaulatan dan kekuasaan sistem nasional atau pemerintah pusat.
Konflik antarsuku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang tergolong pribumi dengan kelompok suku bangsa yang tergolong
pendatang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang yang telah mendominasi hampir keseluruhan bidang kehidupan sehingga
menimbulkan perebutan sumber daya ekonomi. Dampak lebih lanjut dari pengaktifan dan penggunaan suku bangsa dalam kehidupan sosial adalah
ditegaskannya batas-batas suku bangsa oleh masyarakat suku bangsa setempat berkenaan dengan hak tersebut, yaitu siapa yang tergolong asli
pribumi setempat, siapa yang pribumi setempat tetapi tidak asli, siapa yang pendatang, dan siapa yang asing. Penggolongan suku bangsa ini
mempunyai buntut perlakuan sosial, politik, dan ekonomi oleh masyarakat suku bangsa setempat terhadap berbagai golongan tersebut berupa tindakan-
tindakan diskriminasi dari yang paling ringan seperti digolongkan sebagai pribumi tetapi tidak asli setempat sehingga mempunyai posisi minoritas
sampai dengan yang terberat digolongkan sebagai warga asing.
Di unduh dari : Bukupaket.com
96
Sosiologi Kontekstual XI SMAMA
Hal ini kemudian menimbulkan perlawanan-perlawanan akibat sikap primordialisme dan etnosentrisme yang dikembangkan sehingga konflik-
konflik yang mengarah pada kerusuhan dan disintegrasi bangsa terjadi. Tumbuhnya perlawanan-perlawanan ini yang menyebabkan terjadinya
konflik di Sambas, Sampit, dan Ambon. Konflik yang bermula secara perorangan atau individu merebak menjadi konflik antarkelompok sosial
dan mulai menggunakan atribut-atribut sosial budaya suku bangsa tertentu sehingga konflik yang terjadi melibatkan kelompok sosial yang lebih luas
yaitu suku bangsa.
2. Gerakan Separatisme