36
Sosiologi Kontekstual XI SMAMA
mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem
kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta
yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi
kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
2. Jenis-jenis Mobilitas Sosial
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. Dalam
mobilitas vertikal terjadi perpindahan status yang tidak sederajat dan dapat dibedakan menjadi perpindahan naik ataupun turun dari strata satu ke
strata yang lain. Mobilitas vertikal yang naik disebut social climbing upward mobility misalnya seorang staf karyawan yang dipromosikan
atasan untuk menjadi kepala sub bagian. Adapun mobilitas sosial yang turun disebut social sinking downward mobility, misalnya seorang manajer
keuangan melakukan kesalahan fatal dalam menuliskan laporan keuangan perusahaan, maka ia diturunkan menjadi staf keuangan.
Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk, yaitu: 1
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia, misalnya seorang guru menjadi
kepala sekolah.
2 Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi daripada lapisan
sosial yang sudah ada, misalnya karena ketrampilan dan keahlian yang dimiliki maka suatu perusahaan tertentu mampu menyaingi
perusahaan lama yang terlebih dahulu terkenal. Sedangkan mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk, yaitu:
1 Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah, misalnya
karena pensiun maka seorang direktur bank berubah menjadi rakyat biasa.
Di unduh dari : Bukupaket.com
37
Mobilitas Sosial
2 Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa suatu
disintegrasi dalam kelompok sebagai suatu kesatuan, misalnya lembaga yang terkena kasus korupsi akan memiliki derajat sosial yang
rendah. Mudah tidaknya seseorang melakukan mobilitas vertikal salah satunya
ditentukan oleh kekakuan dan keluwesan struktur sosial dimana orang itu hidup. Mereka yang memiliki bekal pendidikan yang tinggi dan hidup di
lingkungan masyarakat yang menghargai profesionalisme besar kemungkinan akan lebih mudah menembus batas-batas pelapisan sosial
dan naik ke kedudukan lebih tinggi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebaliknya setinggi apapun tingkat pendidikan seseorang
tetapi bila ia hidup pada suatu lingkungan masyarakat yang masih kuat nilai-nilai primordialisme dan sistem hubungan koneksi maka kecil
kemungkinan orang tersebut akan bisa lancar jenjang karirnya dalam bekerja.
Secara umum, prinsip-prinsip dalam mobilitas vertikal yang perlu diperhatikan adalah:
1 Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem pelapisan sosialnya
secara mutlak tertutup sekalipun itu pada masyarakat yang berkasta. Misalnya, di India, seorang kasta Brahmana apabila melakukan
kesalahan besar dapat dikeluarkan dari kastanya dan turun menjadi kasta yang lebih rendah.
2 Betapa pun terbukanya sistem lapisan sosial dalam suatu masyarakat
tidak mungkin gerak sosial vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, sedikit banyak akan ada hambatan-hambatan.
3 Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat
tidaklah ada setiap masyarakat mempunyai ciri tersendiri bagi gerak sosialnya.
4 Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi,
politik serta pekerjaan adalah berbeda-beda. 5
Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik dan pekerjaan
tidak ada kecenderungan yang kontinum perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial. Hal ini berlaku bagi suatu Negara,
lembaga sosial yang besar dan juga bagi sejarah manusia.
Di unduh dari : Bukupaket.com
38
Sosiologi Kontekstual XI SMAMA Sumber:
www.a11.ugm.ic.id
Gambar 3.2 Mobilitas sosial horizontal dapat terjadi karena
adanya bencana alam
b. Mobilitas Horizontal