Konsiliasi Mediasi Arbitrasi Pengendalian Konflik

23 Konflik Sosial Sedangkan menurut Soerjono Soekanto 1996:98, sebab terjadinya konflik ada tiga. Pertama, perbedaan antarindividu, karena perasaan, pendirian, pendapat. Kedua, bentrokan kepentingan baik ekonomi maupun politik. Ketiga, perubahan sosial dalam masyarakat dapat mengubah nilai sosial sehingga menimbulkan perbedaan pendirian. Adanya perbedaan kepribadian yang ada di dalam masyarakat karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan, agama, dan bahasa. Selain itu dengan perubahan sosial yang semakin cepat mengakibatkan perubahan sistem nilai yang ada di dalam masyarakat sehinga hal ini mengakibatkan konflik. Berbagai dampak dari adanya konflik sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat bervariasi dan tidak selamanya bersifat negatif. Adapun dampak konflik sosial adalah: a. Tambahnya rasa solidaritas dalam kelompok. b. Berubahnya sikap atau kepribadian baik yang mengarah kepada hal- hal yang bersifat negatif maupun positif. c. Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok. d. Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik. e. Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah. f. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang bertikai mempunyai kekuatan yang seimbang. Menurut Dahrendorf Ritzer, 2000:153, masyarakat memiliki dua wajah yaitu konflik dan consensus. Teori konflik menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat bersama di hadapan tekanan tersebut. Teori consensus menguji integrasi dalam masyarakat. Artinya masyarakat tak kan ada tanpa consensus dan konflik yang menjadi persyaratan satu sama lain.

3. Pengendalian Konflik

Konflik tidak akan terjadi apabila masyarakat dapat dikendalikan dengan baik, sehingga kerugian akibat dari konflik dapat ditekan sedemikian rupa. Ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu:

a. Konsiliasi

Merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang utama. Pengendalian ini terwujud melalui lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan. Pada umumnya, Di unduh dari : Bukupaket.com 24 Sosiologi Kontekstual XI SMAMA bentuk konsiliasi terjadi pada masyarakat politik. Lembaga parlementer yang di dalamnya terdapat berbagai kelompok kepentingan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, biasanya lembaga ini melakukan pertemuan untuk jalan damai. Untuk dapat berfungi dengan baik dalam melakukan konsiliasi, maka ada empat hal yang harus dipenuhi yaitu: 1 Lembaga tersebut merupakan lembaga yang bersifat otonom. 2 Kebudayaan lembaga tersebut harus bersifat monopolitis. 3 Peran lembaga tersebut harus mengikat kepentingan semua kelompok. 4 Peran lembaga tersebut harus bersifat demokratis.

b. Mediasi

Merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara membuat konsensus di antara dua pihak yang bertikai untuk mencari pihak ketiga yang berkedudukan netral sebagai mediator dalam penyelesaian konflik. Pengendalian ini sangat berjalan efektif dan mampu menjadi pengendalian konflik yang selalu digunakan oleh masyarakat. Misalnya pada konflik berbau sara di Poso, dimana pemerintah menjadi mediator menyelesaikan konflik tersebut tanpa memihak satu sama lainnya.

c. Arbitrasi

Merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk menerima atau terpaksa hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan untuk menyelesaikan konflik. Ketiga jenis pengendalian konflik ini memiliki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya ledakan sosial dalam masyarakat. Untuk mengingatkan kalian kembali mengenai pembahasan tentang konflik sosial, coba kerjakanlah kegiatan berikut ini. Analisis Sosial “Coba kembangkan wawasan kemajemukan kalian” Coba amatilah masyarakat etnis Cina, kemudian kemukakan pendapat kalian mengapa mereka sering menjadi sasaran dalam peristiwa amuk massa di Indonesia. Menurut kalian apa solusi yang paling tepat untuk menyelesaikannya? Di unduh dari : Bukupaket.com 25 Konflik Sosial

B. Integrasi Sosial sebagai Penyelesaian