44
Sosiologi Kontekstual XI SMAMA
h. Organisasi Keolahragaan
Melalui organisasi ini seseorang dapat meningkatkan statusnya ke strata yang lebih tinggi.
Secara umum, cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
1 Askripsi, cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan.
Misalnya gelar kebangsawanan 2
Prestasi, cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri. Cara inilah yang sekarang banyak ditempuh
orang untuk mencapai status yang lebih tinggi.
C. Dampak Mobilitas Sosial
Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi- konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-
konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam
masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas. Menurut Horton dan Hunt, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal
yaitu: 1.
Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2. Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat. 3.
Keretakan hubungan antar anggota kelompok primer yang semula karena seseorang berpindah status yang lebih tinggi atau ke status
yang lebih rendah. Mobilitas sosial membawa dampak, baik dampak negatif maupun
dampak positif.
1. Dampak negatif
Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis akan timbul benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga
kemungkinan timbul konflik.
a. Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran- ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam
lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan
Di unduh dari : Bukupaket.com
45
Mobilitas Sosial
kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam
mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggam-
barkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.
b. Konflik antarkelompok sosial
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka
ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama,
suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok
lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.
c. Konflik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi muda yang ingin
mengadakan perubahan. Misalnya pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-
nilai yang dianut generasi tua.
d. Penyesuaian kembali
Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik
itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian
kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.
e. Berkurangnya Solidaritas kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil seseorang yang
mengalami mobilitas vertikal dan horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu
Sumber: www.kompas.com
Gambar 3.4 Demonstrasi di daerah
menjadi sumber konflik.
Di unduh dari : Bukupaket.com
46
Sosiologi Kontekstual XI SMAMA
menjalangkan fungsi-fungsinya. Keadaan inilah yang menyebabkan orang-orang yang pindah ke lapisan yang baru akan berkurang
solidaritasnya terhadap kelas sosial yang lama.
2. Dampak positif