Diferensiasi Sosial berdasarkan Suku Bangsa

8 Sosiologi Kontekstual XI SMAMA Mongoloid atau Austronesia adalah rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit sawo matang atau kekuning-kuningan. Ciri-ciri bangsa Melanesoid adalah rambut keriting kecil-kecil, bibir tebal, dan kulit hitam. Ciri-ciri bangsa wedoid adalah perawakan kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak. Nah, dari ciri-ciri ras tersebut, sesuaikah dengan mayoritas ciri fisik bangsa Indonesia? Melalui pemaparan tersebut diharapkan kalian dapat melihat bahwa perbedaan ciri fisik setiap manusia menentukan asal nenek moyang sehingga tidak perlu dijadikan sebuah perdebatan atau-pun pengucilan diri. Pada perkembangannya, para ahli sosiologi menggunakan istilah kelompok etnik untuk menyebutkan setiap bentuk kelompok baik kelompok ras maupun yang bukan kelompok ras yang secara sosial dianggap berada dan telah mengem-bangkan subkulturnya sendiri. Atau bisa dikatakan kelompok etnik adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri sebagai suatu kelompok yang tersendiri. Walaupun perbe-daan kelompok dikaitkan dengan nenek moyang tertentu namun ciri-ciri pengenalnya dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungan dari beberapa ciri tersebut.

2. Diferensiasi Sosial berdasarkan Suku Bangsa

Gejala sosial yang tidak terlihat secara nyata di dalam kehidupan sehari- hari tetapi yang mendasar dan mendalam di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat dilihat melalui suku bangsa. Melalui suku bangsa inilah sebuah prinsip yang dikembangkan anggotanya mempunyai kekuatan sosial yang tidak bisa ditawar ataupun dibendung. Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri- ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaannya. Adapun ciri-ciri suku bangsa adalah: Dinamika Sosial Kebiasaan melakukan tennis, mendaki gunung, musik jazz, dan masakan cina, serta perjalanan budaya maupun majalah ilmiah adalah menjadi gaya hidup di kalangan RAS yang berada di Negara-negara maju. Kegiatan-kegiatan ini lebih banyak ditemukan pada kelas-kelas menengah intelektual. Secara bersama-sama praktik itu mendekripsikan sebuah “habitus”. Maksudnya, sebuah kandungan yang ditentukan oleh posisi sosial yang mengharuskan kita melihat dunia akan bagaimana bertindak di dalamnya. Habitus diterjemahkan melalui gaya hidup politik, moral, dan estetika. Habitus hanya merupakan keseluruhan norma serta cara bertindak yang memungkinkan kita untuk menciptakan dan mengembangkan strategi- strategi. Sumber: Sosiologi, Daniel Barth Di unduh dari : Bukupaket.com 9 Struktur Sosial a. Secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya. b. Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam kebudayaan. c. Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi. d. Mempunyai anggota yang mengenali dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan yang lain. Suku bangsa menurut Barth Dahrum Usman dalam www.neonovan. topcities.cometnokonflik.htm adalah sebuah pengorganisasian sosial mengenai jatidiri yang askriptif dimana anggota suku bangsa mengaku sebagai anggota suatu suku bangsa karena dilahirkan oleh orang tua dari suku bangsa tertentu atau dilahirkan dari daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Ketika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu mengadakan interaksi maka akan nampak adanya simbol-simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk mengekspresikan perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya. Misalnya, ciri-ciri fisik atau rasial, gerakan-gerakan tubuh atau muka, ungkapan-ungkapan kebudayaan, nilai-nilai budaya serta keyakinan keagamaan. Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga suatu suku bangsa maka sejak dilahirkannya mau tidak mau harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya sebagaimana yang digunakan oleh orangtua dan keluarganya dalam merawat dan mendidiknya sehingga menjadi manusia sesuai dengan konsepsi kebudayaannya tersebut. Menurut R Narol Budhisantosa dalam www.pk.ut.ac.idjsi Ibuhdi.htm, kriteria untuk menetukan suatu bangsa adalah adanya kesatuan masyarakat seperti: a. Daerahnya dibatasi oleh satu desa atau lebih. b. Daerahnya dibatasi oleh batas-batas tertentu secara politis dan administratif. c. Batas daerahnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri. d. Warganya memiliki satu bahasa atau satu logat bahasa. e. Penduduknya menempati suatu wilayah geografis tertentu. f. Keadaan daerahnya ditentukan oleh kesatuan ekologi. g. Anggota-anggotanya mempunyai pengalaman sejarah yang sama. h. Frekuensi interaksi sesama anggota masyarakatnya tinggi. i. Susunan sosialnya seragam. Di unduh dari : Bukupaket.com 10 Sosiologi Kontekstual XI SMAMA Hasil penelitian C. Van Vollenhoven menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 19 lingkungan adat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang kemudian diperbaharui oleh B. Tar Haar menjadi 24 lingkungan adat. Di seluruh Indonesia tercatat kurang lebih ada 656 suku bangsa dengan bahasa lokal sekitar 300 macam.

3. Diferensiasi Sosial berdasarkan Agama