Pelaksanaan Penelitian Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bermain peran role playing dalam dua siklus yang dilaksanakan dari tanggal 27 April sampai 21 Mei 2015, bertempat di SMP Wana Murni Palasari Bali. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 24 siswa.Obyek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Wana Murni Palasari pada materi sistem peredaran darah.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk siklus I dan dua kali pertemuan untuk siklus II. 1. Siklus I a. Perencanaan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di SMP Wana Murni untuk menentukan subyek penelitian serta materi.Selanjutnya peneliti mempersiapkan segala keperluan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini meliputi : silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS Lembar Kerja Siswa, lembar observasi, kartu peran, soal tes dan rubrik penilaian. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 27 April 2015 dan pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 4 Mei 2015. 1 Pertemuan I Pada pertemuan pertama ini, guru terlebih dahulu memperkenalkan peneliti kepada siswa kelas VIII sebagai guru yang akan mengajar materi sistem peredaran darah. Sebelum memulai pembelajaran peneliti menyapa siswa lalu mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran kemudian mengecek kehadiran siswa serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan apersepsi mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari serta menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, memberikan lembar kuisioner motivasi awal. Berikut adalah data hasil kuisioner awal. Tabel 4.1 Data Kuisioner Motivasi Awal Siswa Kriteria Hasil Jumlah Siswa Presentase Sangat Baik 80-100 9 37.5 Baik 60-79 16 66.7 Cukup Baik 40-59 Tidak Baik 25-39 Persentase Motivasi Minimal Baik x 100 = 100 Peneliti memberikan pre-test untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi sistem peredaran darah yang akan dipelajari. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Pre-test Siswa No Hasil Belajar Nilai 1 Nilai Tertinggi 60 2 Nilai Terendah 25 3 Nilai Rata-rata 44,5 4 Persentase Ketuntasan 5 Jumlah siswa tuntas ≤ 75 6 Jumlah siswa tidak tuntas≤ 75 24 7 Persentase Ketidaktuntasan 100 Selanjutnya peneliti membagi siswa dalam kelompok diskusi, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.Setelah membentuk kelompok peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS gambar 4.1.Kelompok yang tidak melakukan presentasi, memperhatikan dan menanggapi kelompok yang presentasi dengan cara bertanya jika ada yang kurang jelas dan menambahkan jika ada yang kurang lengkap. Gambar 4.1 Siswa mengerjakan LKS Setelah presentasi selesai, peneliti meluruskan dan menambahkan konsep yang salah dan konsep yang masih kurang dipahami siswa.Peneliti dan siswa juga membahas dan berdiskusi mengenai LKS yang sudah dikerjakan.Tahap berikutnya peneliti mengenalkan metode role playing kepada siswa kemudian meminta siswa mempelajari mekanisme peredaran darah. 2 Pertemuan II Peneliti memulai pembelajaran dengan mempersiapkan alat dan bahan ajar, menyapa siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.Peneliti mengajak siswa mengingat materi yang sudah disampaikan pada materi sebelumnya. Peneliti membagi siswa dalam 2 kelompok besar dan menjelaskan metode role playing dan langkah-langkah pembelajaran.Selanjutnya peneliti membagi kartu peran sesuai dengan materi yang dibahas yaitu mekanisme peredarah darah manusia kepada tiap kelompok, tiap siswa mendapatkan 1 peran dan berlatih sesuai dengan peran yang diperoleh.Setelah siswa berlatih, peneliti meminta satu kelompok untuk memerankan peran yang diperoleh. Gambar 4.2 Siswa bermain peran role playingdalam kelompok besar Kelompok yang tidak memerankan peran mendengar dan memperhatikan kelompok yang sedang berperan kemudian menanggapi hasil peran dengan cara bertanya jika ada yang kurang jelas. Setiap siswa bertanggung jawab atas perannya masing-masing namun memahami semua peran dan memahami mekanisme sistem peredaran darah.Kelompok pertama memerankan mekanisme peredaran darah besar.Di dalam kelompok tersebut setiap siswa ada yang berperan sebagai darah, jantung, paru-paru, CO 2 , O 2 .Selanjutnya kelompok yang belum maju memerankan peran yang diperoleh yaitu mekanisme peredaran darah kecil.siswa berperan sebagai jantung, paru-paru, CO 2 , O 2 , arteri pulmonalis. Siswa yang berperan sebagai jantung berperan memompa darah keluar dari jantung yang melewati arteri pulmonalis. Siswa yang berperan sebagai O 2 menempel pada darah yang akan diangkut kembali oleh siswa yang berperan sebagai jantung. Kemudian Kelompok yang sudah maju tetap memperhatikan kelompok yang sedang berperan dengan cara bertanya dan memahami mekanisme peredaran darah pada manusia. Setelah semua kelompok melakukan perannya, peneliti dan siswa berdiskusi dan meluruskan pendapat yang telah disampaikan siswa pada saat melakukan peran. c. Observasi Peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yang bertugas untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini ditulis dalam lembar observasi siswa.Observasi dilakukan pada setiap siswa sehingga observer bertugas mengamati setiap siswa.Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut 4.3. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Kode Siswa Jumlah Kategori Persentase Kelompok Kategori Tinggi AIWEAS 65,71 Sedang INKE 77,14 Tinggi IKFL 80 Tinggi NLF 88,57 Tinggi Kode Siswa Jumlah Kategori Persentase Kelompok Kategori Tinggi HH 68,57 Tinggi x 100 = 95,83 SJH 77,14 Tinggi DMJ 80 Tinggi PKAWG 71,42 Tinggi VNPLP 85,71 Tinggi KMB 74,28 Tinggi FPH 91,42 Tinggi YIGNP 68,57 Tinggi DIPR 94,28 Tinggi KRM 94,28 Tinggi BIGNRM 80 Tinggi IMSNA 97,14 Tinggi IGAKS 74,28 Tinggi CSAP 77,14 Tinggi MSAP 97,14 Tinggi SNNTK 80 Tinggi STP 68,57 Tinggi SYC 97,14 Tinggi ZXL 80 Tinggi FOL 80 Tinggi d. Evaluasi Pada pertemuan kedua pada jam terakhir dilakukan post-test siklus I untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari pada siklus I gambar 4.3. Hasil post-test siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4. Gambar 4.3 Siswa mengerjakan Post-test Siklus I Tabel 4.4 Hasil Post-test Siklus I No Hasil Belajar Nilai 1 Nilai Tertinggi 90 2 Nilai Terendah 35 3 Nilai Rata-rata 61,87 4 Jumlah siswa tuntas ≤ 75 11 5 Jumlah siswa tidak tuntas ≤ 75 13 6 Persentase Ketuntasan 45,83 7 Persentase Ketidaktuntasan 62,50 e. Refleksi Motivasi awal siswa yang diperoleh berdasarkan analisis kuisioner yakni kategori sangat baik adalah 9 siswa, sedangkan kategori baik 16 siswa, maka motivasi awal minimal baik pada siswa kelas VIII SMP Wana Murni yaitu 100. Hasil post-test siklus I memperoleh rata-rata 61,87 dan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 45,83. Dapat dilihat bahwa dalam ranah kognitif belum mencapai target, dimana yang ditargetkan dalam penelitian ini siswa yang mencapai KKM adalah 70. Saat pengambilan data, peneliti masih kurang tegas terhadap siswa sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan materi dan waktunya banyak digunakan untuk melakukan diskusi, sehingga pada pertemuan selanjutnya peneliti harus lebih tegas dalam menghadapi siswa dan membatasi waktu diskusi. 2. Siklus II a. Perencanaan Sebelum melakukan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Alat dan bahan yang digunakan yaitu: silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS Lembar Kerja Siswa, soal post- test, lembar observasi, lembar kuisioner dan media pembelajaran. b. Pelaksanaan Siklus kedua dilakukan pada tanggal 18 Mei untuk pertemuan pertama dan 21 Mei 2015 untuk pertemuan kedua. 1 Pertemuan 1 Peneliti memberi salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, mengajak siswa senam kecil agar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, memberi apersepsi terkait pembelajaran dan memotivasi siswa. Kemudian peneliti meminta siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri 4 orang.Setelah itu guru membagi LKS kepada tiap kelompok dan berdiskusi di dalam kelompok.Setelah selesai mengerjakan LKS guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok yang tidak presentasi mendengar dan menanggapi teman yang presentasi dengan cara bertanya dan menyampaikan pendapat jika ada yang kurang jelas dan lengkap. Kemudian peneliti meluruskan pendapat dari siswa dan menjelaskan materi yang lebih lengkap. Setelah itu peneliti meminta siswa membentuk kelompok besar dan menjelaskan kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu dengan bermain peran di dalam kelompok besar.Peneliti membagi kartu peran kepada setiap siswa dan setiap siswa bertanggung jawab atas perannya masing-masing.Setelah berlatih satu kelompok menampilkan perannya di kelas yaitu memerankan penyakit leukemia.Siswa ada yang berperan sebagai eritrosit, leukosit, pasien dan zat besi.Kelompok yang tidak melakukan peran memperhatikan kelompok yang sedang berperan dan menanggapi penampilan dari kelompok yang maju. Gambar 4.4 Siswa bermain peran role playing dalam kelompok besar Selanjutnya peneliti meluruskan pendapat dari siswa dan berdiskusi bersama siswa terkait materi yang sudah diperankan oleh kelompok. 2 Pertemuan 2 Peneliti memberi salam, memeriksa kehadiran siswa dan mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Peneliti mengajak siswa untuk mengingat pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.Setelah itu peneliti melanjutkan kegiatan pada pertemuan sebelumnya.Siswa diminta berkumpul di dalam kelompok besar.Kelompok yang belum maju atau belum melakukan peran, diminta memerankan perannya bersama kelompok.Kelompok ini memerankan ciri-ciri dan dampak orang yang mengalami penyakit anemia.Kelompok yang tidak melakukan peran memperhatikan dan menanggapi jika ada yang belum jelas. Setelah itu siswa dan guru berdiskusi terkait peran yang sudah dilakukan dan menjelaskan materi pembelajaran yang belum dibahas pada saat melakukan peran.Kemudian memberi post-test siklus II Gambar 4.5. Gambar 4.5 Siswa mengerjakan post-test siklus II Setelah mengerjakan post-test peneliti membagi lembar kuisioner motivasi II untuk mengetahui motivasi akhir siswa dalam pembelajaran. Berikut ini hasil analisis kuisioner motivasi akhir siswa: Tabel 4.5 Data Kuisioner Motivasi Akhir Siswa Kriteria Hasil Jumlah Siswa Presentase Sangat Baik 80-100 13 54,16 Baik 60-79 11 45,83 Cukup Baik 40-59 Tidak Baik 20-39 Presentase Motivasi Minimal Baik x 100 c. Observasi Peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung.Observasi ditulis pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.Penilaian observasi dilakukan terhadap setiap siswa.Berikut hasil observasi siswa Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Kode Siswa Nilai Kategori Persentase Kelompok Kategori Tinggi AIWEAS 77,14 Tinggi x 100 = 95,83 INKE 80 Tinggi IKFL 85,71 Tinggi NLF 82,85 Tinggi HH 74,28 Tinggi SJH 71,42 Tinggi DMJ 71,42 Tinggi PKAWG 71,42 Tinggi VNPLP 94,28 Tinggi KMB 82,85 Tinggi FPH 94,28 Tinggi YIGNP 65,71 Sedang DIPR 80 Tinggi KRM 97,14 Tinggi BIGNRM 91,42 Tinggi IMSNA 91,42 Tinggi IGAKS 85,71 Tinggi CSAP 74,28 Tinggi MSAP 91,42 Tinggi SNNTK 85,71 Tinggi STP 77,14 Tinggi SYC 77,14 Tinggi ZXL 80 Tinggi FOL 94,28 Tinggi d. Evaluasi Setelah melakukan diskusi antara peneliti dan siswa untuk meluruskan pendapat siswa saat presentasi peneliti memberi post-test siklus II dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman materi dan ketercapaian indikator yang telah ditargetkan diajarkan selama pembelajaran siklus II. Tabel 4.7 Hasil Post-test Siklus II No Hasil Belajar Nilai 1 Nilai Tertinggi 100 2 Nilai Terendah 60 3 Nilai Rata-rata 83,12 4 Jumlah siswa tuntas ≤ 75 19 5 Jumlah siswa tidak tuntas ≤ 75 5 6 Presentase Ketuntasan 79,16 7 Presentase Ketidaktuntasan 20,83 e. Refleksi Pelaksanaan penelitian siklus II dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus I karena peneliti sudah lebih tegas dan mengatur waktu lebih baik. Jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 19 siswa sehingga presentase ketuntasan mengalami peningkatan yaitu 79,16 yang sebelumnya 45,83. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat dilihat dari aspek afektif hasil siklus I yaitu 49 sedangkan siklus II 65.Nilai rata-rata siswa 83,12. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menggunakan metode bermain peranrole playing.

C. Analisis Data