7
mobilitas, memiliki teknik frequency reuse, selular dan handover, menawarkan efisiensi dalam waktu penginstalan dan biaya pemeliharaan dan
penginstalan ulang di tempat lain, mengurangi pemakaian kabel dan penambahan jumlah pengguna dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
2.2. Standar 802.11 abgn
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasistandar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang
sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz, dn kecepatan transfer data throughput teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali
mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer data sebesar ini
sebanding dengan Ethernet tradisional IEEE 802.3 10 Mbps atau 10 Base-T. Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi
2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interfensi dengan cordless phone, microwave
oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi
sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yng
menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang
dipancarkan oleh peralatan 802.11a relative sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relative lebih pendek
dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a.
8
Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua staadar tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode
802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat
saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebliknya.
Channel yang dipakai untuk frekuensi 2,4Ghz ada 11 channel untuk Indonesia
dan Amerika yaitu : [5] 802.11bgn menggunakan frekuensi 2,4GHz atau memiliki range mulai
dari 2,4 GHz – 2,5 GHz. Frekuensi tercebut dibagi menjadi 13 channel mulai dari
channel 1 yaitu 2,412GHZ sampai dengan channel 13 yaitu 2,472 GHz. Channel ke-14 sebelumnya digunakan di Jepang namun sudah tidak terpakai lagi.
Tabel 2.1. Pembagian channel menurut ITU International Telecomunications Union
9
Tabel 2.2. Standart jaringan 802.11
Setiap channel memiliki lebar 22MHz, ini mengakibatkan sinyal dari sebuah channel masih akan dirasakan oleh channel lainnya yang bertetangga. Misalnya
pada channel 1 masih akan terasa di channel 2,3,4, dan 5. Karena rentang frekuensi yang saling overlapping tumpang tindih maka penggunaan channel
yang berdekatan akan mengakibatkan gangguan interference. Secara lengkap gambaran interference yang akan terjadi dapat dilihat pada gambar berikut:
802.11 Prtotokol
Frek GHz
Bandwidth MHz
Data per rate
stream Mbits
Allowable MIMO
streams Modulation
Approximate indor range
Approximate outdoor
range m
ft m
ft -
2,4 20
1,2 1
DSSS, FHSS
20 66
100 330
a 5
20 6, 9, 12,
18, 24, 36, 48,
54 1
OFDM 35
115 120
390 3,7
- -
5 16
b 2,4
20 5, 5, 11
1 DSSS
38 125
140 460
g 2,4
20 6, 9, 12,
18, 24, 36, 48,
54 1
OFDM, DSSS
38 125
140 460
n 2,45
20 7.2,
14.4, 21.7,
28.9, 43.3,
57.8, 65, 72.2
4 OFDM
70 230
250 820
40 15, 30,
45, 60, 90, 120,
135, 150
70 230
250 820
10
Gambar 2.1. Pembagian channel
Berdasarkan gambar di atas bdapat dilihat bahwa interferensi channel akan terhindar jiga menggunakan aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah
digunakan. Sebagai contoh, channel 1 tidak akan overlapping dengan channel 5 dan 11.
2.3. Model Jaringan WLAN