69
mengirimkan paket TCP dan UDP. Pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dalam rentang waktu 60 detik. Iperf di-
install pada sisi server dan client. Pada sisi server, laptop
dihubungkan pada router mikrotik dengan menggunakan kabel, kemudian pada sisi client, laptop terhubung dengan access point
menggunakan wifi. Client melakukan pengiriman paket ke server mulai dari kategori kualitas sinyal excellent sampai kualitas sinyal
poor dalam kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
3.3. Pengolahan Data dan Analisis Data
3.3.1. Throughput
Pengukuran dilakukan pada setiap access point dengan mengirim file ke server dari client workstation melalui jaringan WLAN.
Penggunaan Iperf akan langsung memperlihatkan besarnya Throughput
dan pengaruh kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal dan sibuk terhadap besarnya Throughput dapat dinamis.
3.3.2. Packet Loss
Dari hasil pengukuran besarnya packet loss pada setiap pengiriman data ke server dapat dilihat. Berdasarkan standar THIPON, standar
presentase packet loss untuk jaringan adalah sebagai berikut : Sangat bagus 0, Bagus1-3, Sedang 4-15 dam Jelek 16-
70
25. Berdasarkan standarisasi tersebut packet loss dapat diketahui apakah termasuk dalam kategori sangat bagus, bagus, sedang, atau
jelek.
3.3.3. Jitter
Pengukuran jitter dilakukan dengan mengirim file yang disimpan pada server dari client. Dari data hasil pengunduhan file tersebut,
dapat diketahui besarnya tumbukan antar paket congestion. Jitter akan dibandingkan denga teori-teori yang ada. Dari hasil
perbandingan tersebut, besarnya jitter dapat diketahui apakah termasuk
dalam kategori
baik atau
buruk.
71
BAB IV
DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.1. Topologi Jaringan
4.1.1. Topologi Jaringan Fisik
Hasil penelitian jaringan WLAN Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro. Berdasarkan pemetaan topologi secara fisik Rumah
Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro mempunyai 5 access point yang tersebar di lingkungan Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro dan
topologi jaringan Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro adalah sebagai berikut:
INTERNET
Router Mikrotik RB 450g
Switch COAS Switch
Humas Switch ISIRS
AP ISIRS RSST AP DIREKSI RSST
AP VIVA RSST AP AKUTANSI
RSST
AP STOCK AREA RSST
Gambar 4.1. Topologi jaringan Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro
72
1. Pengukuran dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal yang terdapat dalam jaringan nirkabel, seperti
gangguan pada media transmisi.
2. Access point yang digunakan D-Link DAP-1150 dan TL- WA801ND semua access point menggunakan protokol
802.11g, konfigurasi untuk sistem keamanan pada access point tidak digunakan, karena sistem keamanan menggunakan
routerboard mikrotik.
3. Pengukuran dilakukan pada RSST dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten access point DIREKSI RSST, Akutansi RSST, STOCK
AREA RSST, VIVA RSST dan ISIRS RSST Besaran bandwidth adalah 15 Mbps secara keseluruhan
4. Frekuensi perangkat access point yang digunakan adalah 2,4GHz.
5. Besar bandwidth yang disediakan oleh Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro adalah 8 Mbps.
73
4.1.2. Pemetaan Wifi
Hasil penelitian pemetaan wifi Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro. Penempatan access point terlihat pada gambar 4.2.
Dari hasil penempatan Wifi kuat sinyal yang dipancarkan dari setiap access point masih kurang baik karena belum bisa mencakup
seluruh lingkungan Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro. Dari kelima access point yang dimiliki Rumah Sakit dr. Soeradji
Tirtonegoro belum sesuai dengan standar penempatan dan pemilihan channel sesuai dengan Cell Layout for Three Channels
seperti yang telah dijelaskan pada bab II. Seharusnya pemilihan channels
setiap access point tidak boleh tumpang tindih karena menyebabkan terjadinya overlapping. Karena hanya ada 3
channels yang digunakan untuk membatasi band ISM dengan
perhitungan +5 atau -5. Dapat dicontohkan, channels 1 tidak akan overlaping
dengan channel 6 dan 11. Selain tata letak dan pemilihan channels jumlah dari access point yang dimiliki Rumah
Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro masih kurang karena menurut pedoman pembangunan wifi yang baik satu access point maksimal
digunakan 25 user dan satu access point maksimal menjangkau jarak 300m
2
. Menurut ukuran luas area jumlah acces point yang dimiliki Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro kurang memadai.
74
Gambar 4.2. Denah lokasi penempatan access point Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro
4.1.3. Topologi Jaringan logik
Berdasarkan pemetaan topologi secara logik, Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro mendapatkan layanan internet dari Internet Service
Provider ISP G-Media sebesar 8 Mbps. Server yang berada diruangan
Sistem Informasi membagi bandwith dalam jaringan Local Area Network LAN dan WLAN. Jaringan LAN terbagi dalam perkantoran di area
direksi, di kantor akutansi, serta di gudang alat tulis. Jaringan WLAN terbagi menjadi 3 switch yang berada di ruang Sistem informasi, bagian
humas, dan akutansi.
75
4.2. Data Penelitian