99 Jaringan yang dibangun dapat menjadi suatu jaringan ekonomi. Bahkan jaringan
tersebut dapat meluas, dari suatu ruang lingkup keluarga kecil menjadi ruang lingkup keluarga yang besar. Bahkan jaringan ini membentuk suatu daerah.
Misalnya dalam sebuah kampung pengrajin terdapat ikatan-ikatan keluarga di antara sesama pengrajin. Sejarah ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari
perilaku ekonomi yang ditanamkan dalam keluarga. Pengkajian seperti ini akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian tumbuh
dengan baik pada daerah tersebut.
2. Sejarah politik
Salah satu bagian dari perilaku manusia adalah kekuasaan. Kajian tentang kekuasaan merupakan fokus utama dalam sejarah politik. Dalam pendekatan
yang konvensional, sejarah politik biasanya dikaitkan dengan sejarah “orang- orang besar”. Orang-orang ini biasanya berkuasa dalam sebuah kerajaan
atau negara. Orang-orang tersebut misalnya raja atau penguasa.
Kalau kita menulis sejarah Perang Dunia II sebagai sejarah politik, maka kita akan menampilkan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai “orang-orang
besar”. Tokoh-tokoh tersebut misalnya Hitler, Kaisar Hirohito, dan Musolini. Kita akan mendeskripsikan bahwa tindakan tokoh-tokoh tersebut sangat
menentukan perubahan dunia. Perang tidak mungkin terjadi kalau tokoh- tokoh tersebut tidak menghendakinya. Pada tangan-tangan kekuasaan merekalah,
dunia terjerumus dalam Perang Dunia II.
Dalam penulisan sejarah yang lama, kita sering menemukan sejarah politik, misalnya jatuh bangun dan pergantian pada dinasti-dinasti lama. Pergantian
dinasti lebih dilihat sebagai ulah atau perilaku dari rajanya sendiri. Penulisan sejarah pada periode kerajaan-kerajaan Hindu atau Islam misalnya, menunjukkan
bagaimana peran sentral para raja dalam menentukan kebijakan negerinya.
Penulisan sejarah politik yang kontemporer misalnya penulisan tentang peran parlemen. Sejarah Indonesia pada masa demokrasi liberal bisa ditulis
dengan penulisan sejarah politik. Pada masa demokrasi liberal, Indonesia mengalami jatuh bangunnya parlemen akibat adanya mosi tidak percaya. Kita
yang menulis sejarah tersebut harus bisa melihat dari aspek politik, mengapa pada masa itu parlemen sering jatuh. Untuk menjawabnya kita bisa melihat
dari undang-undang yang berlaku saat itu, partai-partai politik yang terlibat, ideologi, dan misi dari masing-masing partai politik, program-program dari
masing-masing kabinet, dan aspek-aspek politik lainnya.
3. Sejarah militer
Dalam banyak catatan sejarah dunia, perang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perilaku manusia. Kajian tentang perang merupakan bagian
Di unduh dari : Bukupaket.com
100 penting dari sejarah militer. Dalam sejarah militer, bisa dikaji strategi yang
digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, dan senjata yang digunakan. Penulisan sejarah militer sesungguhnya tidak hanya melihat aspek politik dari
militer itu sendiri. Perang dapat pula menjadi budaya pada suatu masyarakat tertentu. Dengan pemahaman seperti ini, maka dalam menulis sejarah militer
bisa dilihat dari aspek budaya.
Dalam sejarah Indonesia, sejarah militer merupakan tema yang cukup banyak untuk ditulis. Misalnya periode kedatangan VOC. Kegiatan VOC
ketika berada di Indonesia tidak lepas dari peperangan. Sebagai kongsi dagang, VOC memiliki kewenangan untuk memerangi lawan-lawannya. Bagaimana
VOC dengan cara berperang mampu menguasai dan menjajah Indonesia. Dari sejarah militer tentang VOC, kita bisa dengan mudah mengetahui bagaimana
awalnya penjajahan Barat di Indonesia. Mengapa VOC yang berasal dari negeri yang cukup jauh dan dapat menguasai wilayah Indonesia yang sangat
luas?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita harus memperhatikan teknologi dan strategi perang yang dimiliki oleh VOC. VOC memiliki kapal-
kapal yang cukup besar yang dilengkapi dengan persenjataan yang cukup maju pada saat itu. Teknologi pelayaran dan perang yang dimiliki oleh VOC
jauh lebih maju dibandingkan dengan teknologi yang dimiliki orang pribumi. Perdagangan yang dilakukan oleh VOC adalah perdagangan sambil berperang.
Dengan cara seperti ini, VOC mampu menguasai wilayah lautan di Nusantara pada saat itu dan menjajah Indonesia.
Dalam mempelajari sejarah perang, perhatian kita bukan hanya pada persenjataan saja. Perang dapat berhasil harus didukung oleh faktor-faktor
lainnya seperti dukungan logistik. Contoh hal ini bisa kita lihat dalam perang antara Mataram dengan VOC. Sultan Agung sebagai raja Mataram mengirimkan
pasukannya ke Batavia Jakarta. Dalam melakukan perang dengan VOC, Mataram ternyata mengalami kekalahan. VOC berhasil membakar gudang
persediaan makanan pasukan Mataram di daerah Krawang. Dengan cara seperti ini, bantuan logistik pasukan Mataram menjadi lemah.
Pada masa penjajahan Belanda selama periode berikutnya, peperangan banyak terjadi, seperti perlawanan-perlawanan di beberapa daerah terhadap
Belanda. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada saat itu dilakukan dengan cara berperang. Beberapa perang yang terjadi seperti
Perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Paderi, Perang Banjarmasin, Perang Puputan di Bali, dan beberapa perang lainnya. Di antara perang-perang tersebut,
yang memakan waktu lama adalah Perang Aceh, bahkan pasukan Belanda pun banyak yang meninggal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegigihan
rakyat Aceh dalam berperang melawan Belanda adalah ideologi yang begitu kuat tertanam dalam diri orang-orang Aceh. Ideologi yang dipegangnya adalah
Di unduh dari : Bukupaket.com
101 ideologi perang sabil. Dalam ideologi ini perang adalah jalan untuk mencapai
kemuliaan agama Islam. Dengan contoh pada perang Aceh ini, maka sejarah perang harus pula menampilkan adanya ideologi yang dimiliki oleh pasukan
yang berperang. Kekuatan perang ternyata bukan hanya terletak pada kekuatan teknologi persenjataan yang dimilikinya, tetapi juga ideologi yang dianut oleh
pasukan yang berperang.
4. Sejarah ekonomi