Penggunaan dan Fungsi Nyayian Dalam Aksi- Aksi Demonstrasi: Studi kasus Front Mahasiswa Nasional Cabang Medan).

(1)

PENGGUNAAN DAN FUNGSI NYANYIAN DALAM AKSI-AKSI DEMONSTRASI: Studi Kasus FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG

MEDAN

SKRIPSI

D I S U S U N OLEH :

NAMA : JEREMIA GINTING SUKA NIM : 040707022

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat karena Tuhan YME. Karena haya berkat rahmat dan karunianya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penggunaan dan Fungsi Nyayian Dalam Aksi- Aksi Demonstrasi: Studi kasus Front Mahasiswa Nasional Cabang Medan)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Depertemen Etnomusikologi pada Program Sarjana Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis Bapak R.R Ginting Suka, Ibu tersayang L.L Karo Sekali. Abang/ Kakak Agusti Ginting Suka, Evi br Ginting Suka, Ervina Herawati br Ginting Suka, Ferri Sukanta Ginting Suka. Yang telah membesarkan penulis dengan sepenuh hati, pikiran, tenaga dan selalu ada dan mendukung penulis terhadap pilihan hidup yang terbaik. Semoga pilihan ini akan semakin teguh tergenggam dan dapat membanggakan bapak, ibu, abang, kakak disatu hari nanti. Terimakasih atas segalanya.

2. Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. Sebagai Dekan Fakultas Sastra yang memiliki tanggung jawab untuk memimpin segala sesuatu baik majemen


(3)

pendidikan maupun penanggung jawab keberhasilan mahasiswa/i dalam menyelesaikan pendidikan maupun lapangan pekerjaan selepas menuntaskan kewajibannya sebagai mahasiswa/i.

3. Drs. Kumalo Tarigan, M.A. Selaku Dosen pembimbing satu, yang telah setulus hati memberikan pemikiran- pemikiran cemerlang sehingga dapat membuka pemikiran penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tidak hanya berperan sebagai dosen dan pembimbing yang baik, namun dapat memposisikan diri sebagai kawan yang baik karena senantiasa membukakan pintu sewaktu penulis membutuhkan pemecahan masalah baik skripsi maupun kehidupan sehari- hari. Tidak akan terlupa, dan semoga tetap terjalin dikemudian hari.

4. Dra. Frida Deliana, M.Si. Selaku Dosen pembimbing dua dan juga merupakan Ketua Depertemen Etnomusikologi USU Yang senantiasa memberikan masukan dan diskusi- diskusi untuk dapat mensistematiskan penyusunan skripsi ini. Lebih dari pada itu juga telah mendorong penulis untuk dapat membantu rekan- rekan sesama mahasiswa untuk dapat mendorong kreatifitas dan menuaikan tugas baik study maupun jati diri sebagai mahasiswa.

5. Drs. Irwansyah, M.A. sebagai dosen harian yang selalu memberikan masukan dan memiliki jiwa menghargai karya mahasiswa terlepas dari kekurangan yang sangat banyak.

6. Arifninetri Rosa, S.S.T sebagai Dosen wali penulis. Maafkan saya karena tidak banyak bertukar pikiran dengan ibu. Namun saya sangat menghargai dan


(4)

menyadari peran ibu sebagai Dosen Wali yang juga pernah memberi masukan dan perhatian kepada penulis selama terdaftar sebagai mahasiswa Etnomusikologi. Yang pasti, bagaimanapun keberadaan dan aktifitas saya, Ibu adalah orang yang selalu bertanggung jawab terhadap penulis.

7. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. Sebagai Dosen dan juga sekretaris Depertemen Etnomusikologi. Tidak banyak mata kuliah yang menemukan penulis dengan Ibu. Namun banyak peran yang sangat membantu terselesaikannya skripsi ini. Tidak hanya membantu dalam hal birokrasi, namun kritik, saran dan pikiran- pikiran yang bersifat membangun selalu disampaikan kepada penulis dengan senyuman khas dan ke Ibuan. Maafkan saya karena banyak hal juga yang banyak membuat Ibu kesal, atas keras kepala penulis, bandel, atau apapun yang pernah membuat Ibu jengkel.

8. Segenap Dosen dan Staff yang bekerja di Depertemen Etnomusikologi. Segala hormat saya sampaikan kepada peran Bapak/Ibu. Bantuan terselesaikannya skripsi ini hanyalah bagian kecil yang tidak terlihat sama sekali dibanding dengan seluruh yang telah saya dapatkan selama saya mendapatkan pendidikan di Depertemen Etnomusikologi. Moral, watak, cara berfikir, jati diri adalah hal yang tidak ternilai harganya dan itu telah saya dapatkan dari pengenalan saya terhadap lingkungan dan sosial bermasyarakat.

9. Kawan- kawan seperjuangan FRONT MAHASISWA NASIONAL Cabang Medan dan seluruh nusantara yang tidak mungkin saya sebut satu persatu. Bersama kita belajar bagaimana untuk mengubah dan berbicara kesejatian dunia. Itu akan abadi dan kan terus tergengam dalam kepalan disemesata


(5)

perlawanan massa. Gelorakan tersus perjuangan massa, bawa rakyat kepintu kemenangan menuju hari depan yang gilang gemilang. Dan perjuangan massa jayalah selamanya.

10. Kawan-kawan seperjuangan IKATAN MAHASISWA ETNOMUSIKOLOGI. Kita telah berbuat, kita mau belajar, jaga semangat. Jadikan ilmu kita, pikiran dan tenaga untuk berguna bagi masyarakat mayoritas. Kita kaum muda terdidik yang memiliki tugas sejarah yang harus kita pikul bersama. Jadilah menjadi sarjana seni yang bervisi kerakyatan. Seperti yang pernah kita temukan dan diskusikan bersama, buat apa bangsa ini memiliki ribuan bahkan jutaan sarjana kalau menjadi penindas pula.

11. Kawan- kawan seperjuangn 2004, maafkan saya jika tidak dapat menjadi kawan yang terbaik. Saya tidak banyak membantu kawan- kawan dalam menuntaskan studi. Namun hari- hari telah banyak kita jalani bersama, dimana kita membentuk diri bersama dan menjalani suka maupun duka bersama. Tetap semangat untuk menuntaskan studi, sukses selalu dan sampai bertemu kawanku.

12. Kakak/abangnda alumni maupun Veteran, terimakasih atas pengenalan keluarga besar IME dan pengalaman teori maupun praktek yang didapakan terlebih dahulu di Depertemen etnomusikologi maupun keluarga besar Ikatan Mahasiswa Etnomusikologi.

13. Kawan- kawan stambuk 2005, 2006, 2007, 2008. Kami tidak banyak memberi pembelajaran. Teladan, pengalaman, pemahaman kepada kawan- kawan. Semoga kedepan kawan- kawan bisa tetap memajukan pendidikan dan juga


(6)

organisasi IME, menjaga persatuan kita dan berkarya jauh melebihi apa yang telah kami lakukan.

14. Kawan- kawan stambuk 2009. Hari depan IME ada ditangan kawan- kawan. Tetap jalin kebersamaan dan belajar sekerasnya untuk membentuk pikiran dan mental baja kawan- kawan.

15. Kawan- kawan yang patriotik, demokratik dan militan yang senantiasa setia digaris perlawanan melawan dominasi Imperialisme, Feodalisme dan Kapitalisme Birokrat. Ketika kemunduran muncul diantara kita, merupakan pengkhinatan dan sikap pengecut yang tak bias dielakkan dari kenyataan ini, maka perteguh diri dalam semangat yang berlapis – lapis dengan jalan mempertajam investigasi dan menggencarkan propaganda tanpa mengenal ruang dan waktu. Kemenangan tidak akan pernah kita dapatkan dengan hanya duduk diam dan mengerutu saja. Tapi kemenangan akan dapat kita dapatkan dan rasakan secara nyata dari hal yang paling kecil hingga hal yang paling maksimum dengan bertindak secara konkrit atas situasi yang konkrit. Maka di sanalah kemenangan akan dapat tercipta dengan penuh semangat dan keyakinan oleh seluruh rakyat (Klas Buruh, Kaum Tani dan klas tertindas lainnya) di negeri manapun

16. Semua Pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih.


(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, oktober 2009


(8)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pokok Permasalahan ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Kerangka Konsep dan Teori ... 5

1.4.1 Kerangka Konsep ... 5

1.4.2 Teori ... 8

1.5 Metode Kerja Lapangan ... 9

1.5.1 Metode Penelitian ... 10

1.5.2 Kerja Laboratorium ... 12

1.5.3 Studi Kepustakaan ... 13

1.5.4 Pemilihan Informan... 13

1.6 Lokasi Penelitian ... 14

1.7 Sistematika Penulisan... 15

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG MEDAN DAN AKSI DEMONSTRASI 2.1 FMN Sebagai Organisasi Massa ... 18

2.2 Prinsip- Prinsip Organisasi Massa ... 20

2.2.1 Demokrasi Terpusat ... 20

2.2.2 Kepemimpinan Kolektif ... 21

2.2.3 Sistem Komite ... 22

2.2.4 Garis Massa ... 20

2.3 Struktur Organisasi Massa Demokrastis ... 24

2.4 Sejarah Front Mahasiswa Nasional ... 24

2.4.1 Deklarasi FMN ... 26

2.5 Kongres FMN Ke- I ... 29

2.6 Kongres FMN Ke- II ... 32

2.7 Deklarasi FMN Di Medan ... 33

2.7.1 Konfercab Dan Pleno DPC FMN Medan ... 34

2.8 Program Perjuangan/ Visi Misi FMN ... 35

2.9 Munculnya Demonstrasi ... 36

2.9.1 Pelaksanaan Demonstrasi ... 37


(9)

BAB III PENGGUNAAN NYANYIAN DALAM DEMONSTRASI

3.1 Nyanyian Dalam Aksi Demonstrasi FMN ... 46

3.1.1 Bentuk- Bentuk Demonstrasi FMN dan Penggunaan Nyanyian ... 48

3.2 Penggunaan nyanyian Dalam Demonstrasi Memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI)... 58

3.3 Demonstrasi Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) ... 66

3.4 Demonstrasi Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ... 75

3.5 Demonstrasi Memperingati Hari Kelahiran FMN ... 76

3.6 Demonstrasi Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ... 76

3.7 Demonstrasi Memperingati Hari Tani Nasional (HTN) ... 77

3.8 Demonstrasi Memperingati Hari Hak Asasi Manusia(HAM Sedunia) ... 80

3.9 Nyanyian Call And Respon ... 81

3.9.1 Nyanyian Dengan Teks Yang Berbeda Dan Melodi Yang Sama ... 81

3.9.2 Nyanyian Dari Lagu Populer ... 85

3.10 Komunitas Pencipta Dan Penganut Aliran Seni Musik Kerakyatan ... 87

3.10.1 Spoer Band (Seni Perlawanan Oleh Rakyat) ... 87

BAB IV FUNGSI NYANYIAN DALAM AKSI DEMONSTRASI FMN 4.1 Fungsi Nyanyian ... 91

4.1.1 Nyanyian Sebagai Pengungkap Emosional ... 92

4.1.2 Sebagai Hiburan ... 93

4.1.3 Sebagai Penghayatan Estetis ... 94

4.1.4 Sebagai Reaksi Jasmani ... 95

4.1.5 Sebagai Komunikasi ... 95

4.1.6 Sebagai Perlambangan ... 96

4.1.7 Sebagai Suatu Yang Berkaitan Dengan Norma- Norma Sosial ... 97

4.1.8 Sebagai Perlambangan Pengesahan Lembaga Sosial Dan Upacara Keagamaan ... 97

4.1.9 Sebagai Kesinambungan Budaya ... 98

4.1.10 Sebagai Pengintegrasian Masyarakat ... 99

4.2 Klasifikasi Penggunaan Nyanyian ... 4.3 Klasifikasi Fungsi Nyanyian ...100

BAB V PENUTUP 5.1 Rangkuman ...106

5.2 Kesimpulan ...107

5.3 Saran ...109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah sebuah organisasi massa pemuda mahasiswa yang berdiri atas dialektika sejarah1. Perjalanan FMN sendiri telah dirintis sejak tahun 1997. Ketika itu, berbagai Serikat Mahasiswa dan komite aksi dari berbagai kota berkumpul di Bandung untuk membentuk sebuah jaringan nasional. Hingga pada akhirnya tahun 1997 lahirlah nama Forum Mahasiswa Nasional (FMN) sebagai identitas dari kelompok kerja (pokja) yang dibangun. Program yang dibuat waktu itu masih sebatas bagaimana membuat kurikulum pendidikan bersama, komunikasi antar kota dalam hal pendidikan kader, serta mengajak komite aksi dari kota lain untuk bergabung dalam FMN2

Pada tanggal 18 Mei 2003, bertempat di Balai Rakyat, Utan Kayu, Jakarta, Forum Mahasiswa Nasional secara resmi berganti menjadi Front Mahasiswa Nasional (FMN)

.

3

1

Suatu proses berjalannya sistem dalam suatu Negara yang dianggap belum demokratis dan belum berpihak kepada masyarakat mayoritas sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

2

Hasil wawancara dengan Ridwan Lukman sekretaris jendral pimpinan pusat FMN 2008.

3

Selanjutnya dituliskan dengan singkatan FMN.

melalui acara yang dikenal sebagai Kongres Pendirian Front Mahasiswa Nasional atau Founding Congress FMN. Sejak itu pula, resmi dideklarasikan FMN sebagai organisasi massa (ormas) pemuda-mahasiswa.


(11)

FMN juga sering terlibat aktif dalam penggalangan aliansi/ front4 dan aksi-aksi demonstrasi/ unjuk rasa5

Seperti yang penulis amati dalam aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan FMN di kota Medan Dalam setiap aksi demonstrasi yang dilakukan FMN, nyanyian merupakan salah satu bagian yang dipersiapkan dalam melaksanaan suatu demonstrasi, antara lain; pemilihan tema nyanyian dengan memadukannya bersama tema demonstrasi, mempersiapkan demonstrasi maupun dalam pelaksanaanya, ada beberapa orang yang khusus ditugaskan untuk bertanggung jawab memimpin nyanyian yang disebut dinamisator lapangan. Proses pemilihan nyanyian ini dilakukan pada saat manajemen aksi pra aksi. Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa nyanyian sangat berperan untuk suksesnya suatu demonstrasi yang dilakukan FMN.

massa bersama rakyat (buruh, tani, perempuan, mahasiswa, kaum miskin kota, nelayan dll). Seperti aksi menyikapi peringatan Konferensi Asia-Afrika ke 50 di Jakarta dan pertemuan tingkat menteri ke 6 WTO bersama Persatuan Rakyat Anti Imperialisme (PERISAI), aksi menolak Perpres 36/2005, dan aksi buruh menolak UMP/UMK 2006 di Surabaya, Tangerang, Serang, Jombang, Jakarta dan Medan. Aksi bersama buruh setiap tanggal 1 Mei sebagai mamentum Hari Buruh Internasional, dengan kaum tani setiap tanggal 24 September dengan moment Hari Tani Nasional. Aksi penolakan terhadap kenaikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat (BBM, TDL, Sembako, dll ). Serta melakukan kegiatan demonstrasi setiap momentum hari perempuan internasional (HPI), Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), hari HAM Internasional, serta momentum penting lainnya.

4

Front persatuan luas, yang berkomposisikan mahasiswa, buruh, tani, KMK, perempuan, guru, seniman, pekerja hukum, dan siapa pun yang mendukung perjuangan FMN (mahasiswa).

5


(12)

Penggunaan nyanyian yang khas dalam demonstrasi FMN juga dapat dilihat dari momentum-momentum tertentu. Seperti Hari Perempuan selalu menyanyikan lagu mars perempuan, hari buruh selalu menyanyikan mars buruh, hari tani menyanyikan mars tani dan seterusnya. Hampir dalam setiap demonstrasi yang dilakukan FMN tidak terlepas dari nyanyian, dan nyanyian yang mereka pakai memiliki kekhasan tersendiri ataupun perbedaan dengan demonstrasi yang mengangkat isu yang berebeda pula.

Nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam demonstrasi tersebut seluruhnya bertemakan tentang hal yang berkaitan dengan tuntutan ataupun perasaan dari para demonstran6

Jika dilihat dari contoh diatas, nyanyian begitu berfungsi untuk pelaksanaan suatu aksi Demonstrasi. Isi dari nyanyian yang dipakai dalam demonstrasi juga

. Nyanyian dapat berfungsi sebagai media untuk mengeluarkan pendapat, pembangkit semangat, pendidikan, himbauan dan lain sebagainya.

Ada hal menarik berkaitan dengan fungsi nyanyian. Sebagai contoh, seperti aksi may day (Hari Buruh Internasional) 2008 di Medan. Saat itu, cuaca yang panas dalam perjalanan yang mencapai kurang lebih 20 km, situasi massa aksi yang lapar dan dahaga, karena tidak ada waktu untuk makan karena terlibat aktif dari pagi sampai sore dalam aksi demonstasi kala itu. Sepanjang jalan massa aksi bernyanyi lagu-lagu perjuangan, yang berisikan tuntutan para demonstran dan juga nyanyian-nyanyian yang berisikan tentang keteguhan untuk berjuang dan semangat untuk tetap telibat dalam aksi,

6


(13)

merupakan bagian dari ungkapan aspirasi dari para demonstran. Baik berisikan semangat, himbauan, sampai kepada tuntutan para demonstran.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memilih objek kajian dan menjadikannya sebagai satu tulisan ilmiah. Adapun judul dari penulisan skripsi ini adalah: “Penggunaan Dan Fungsi Nyanyian Dalam Aksi-aksi Demonstrasi:

Study Kasus FRONT MAHASISWA NASIONAL Cabang Medan”.

Karya ini kemudian nanti akan difokuskan kepada penelitian kegiatan FMN yang berhubungan dengan Nyanyian-nyanyian pada aksi-aksi Demonstrasi yang dilaksanakan khususnya Kota Medan.

1.2 Pokok Permasalahan

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

1. Bagaimana bentuk aksi demonstrasi yang dilaksanakan oleh FMN Cabang Medan?

2. Bagaimana penggunaan dan fungsi nyanyian dalam aksi demonstrasi FMN? 3. Bagaimana hubungan tema demonstrasi dengan tema nyanyian yang

digunakan.

1.3 Tujuan


(14)

1. Mengetahui bentuk-bentuk aksi demonstrasi yang dilaksanakan oleh FMN dan juga penggunaan dan fungsi nyanyian yang dipakai dalam aksi tesebut.

2. Mengenal nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam aksi demonstrasi FMN.

3. Menemukan komunitas yang mencipta dan membawakan lagu-lagu kerakyatan.

1.4 Kerangka Konsep dan Teori 1.4.1 Kerangka Konsep

Pengertian konsep berarti ‘draft’ (An Indonesia – English dictionary), yang bila diartikan lebih dalam yaitu “rough written plan of research” yang berarti “ penulisan abstrak perencanaan penelitian” (Oxford Learner’s pokcket Dictionary,

second edition).

Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990:456).

Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat, konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu penelitian.

Menurut Merriam (1964- 210) “Use” then, refers to the stuation in wich

music is employed in human action; “fuction” concerns the reasons for it’s employment and particularly the broader purpose which it serves.


(15)

“Penggunaan dan fungsi musik merupakan salah satu masalah yang terpenting di dalam disiplin etnomusikologi, karena di dalam mempelajari perilaku manusia kita bukan hanya mencari fakta-fakta deskriptif mengenai musik, tetapi yang penting adalah makna dari musik itu. Fakta-fakta yang deskriptif meskipun penting, akan memberi sumbangan yang besar apabila digunakan untuk memahami lebih luas gejala-gejala yang telah dideskripsikan. Kita bukan hanya ingin mengetahui apakah sesuatu itu (dalam hal musik), tetapi lebih besar artinya apabila kita ketahui apa efek musik terhadap manusia itu dan bagaimana efek tersebut.

Nyanyian merupakan bagian dari seni yang berbentuk seni suara (musik vokal). Didalamnya berisikan tentang teks ataupun kata-kata yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu. Nyanyian seluruhnya berisikan tentang ungkapan yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu dan disajikan dalam dalam berbagai bentuk yang beragam.

Demonstrasi adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.

Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah organisasi massa (ormas) pemuda mahasiswa yang menjadi alat perjuangan massa pemuda-mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak demokratis7

7

Hak dasar yang menjadi hak kita, atau diatur dalam peruandang-undangan.

pemuda-mahasiswa di seluruh penjuru nusantara dan bertujuan melepaskan diri dari belenggu penindasan dan penghisapan


(16)

Imperialisme8, Feodalisme9 dan Kapitalisme Birokrat10 melalui kediktatoran kekuasaan bersama antara borjuasi besar komprador, tuan tanah besar dan kaum kapitalis birokrat yang saat ini berada dalam genggaman kekuasaan rejim Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla (SBY-JK)11.

Dengan demikian, yang penulis maksud dengan penggunaan dan fungsi nyanyian dalam aksi-aksi demonstrasi adalah; melihat bagaimana saja peranan nyanyian yang digunakan dan fungsinya dalam pelaksanaan aksi demonstrasi FMN.

Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study

8

Puncak tertinggi dari kapitalisme, dan kapitalisme adalah system ekonomi yang berlandaskan modal.

9

Berasal dari kata Feodum : Tanah, artinya Feodal adalah system ekonomi yang berlandaskan atas penguasaan atas tanah.

10

Pejabat yang mengambil keuntungan untuk kepentingan dirinya sendiri dari jabatanya pada struktur pemerintahan.

11

Hasil wawancara dengan Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat FMN di Jakarta, sewaktu penulis berada dijakarta sebelum berangkat kekongres ke III FMN di Mataram NTB. April 2009.

). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.

Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi, 2003). Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.

Lebih lanjut Arikunto (1986) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.


(17)

Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu, dalam penelitian ini adalah organisasi Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Medan.

1.4.2 Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun sebuah kerangka teori untuk sebuah kejelasan. Titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Maka untuk itu perlu disusun kerangka teori. Kerangka teori itu disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka teori ini maka peneliti akan lebih terbantu dalam mencari kebenaran dari apa yang diteliti.

Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan adalah yang membicarakan tentang fungsi musik, yaitu seperti yang dikemukakan Merriam (1964:209-227) adanya 10 fungsi musik, yaitu:

1. Sebagai pengungkapan emosional, 2. Sebagai hiburan,

3. Sebagai penghayatan estetis, 4. Sebagai komunikasi,

5. Sebagai reaksi jasmani, 6. Sebagai perlambangan,

7. Sebagai suatu yang berkaitan dengan norma-norma sosial,


(18)

9. Sebagai kesinambungan budaya, 10. Sebagai pengintegrasian masyarakat.

Dari (10) fungsi musik tersebut, penulis akan membahas penggunaan dan fungsi apa saja dari nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam aksi demonstrasi.

Penelitian studi kasus atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim, 2002 ).

1.5 Metode Kerja Lapangan

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa cara untuk mencari dan mengumpulkan data. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan data dilapangan, dan dalam penulisan ini penulis memperoleh data dari sumber yang berhubungan dengan objek yang menjadi informasi bagi tulisan ini. Menurut Nettl (ibid: hal 62-64), dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara kerja yaitu kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work).

Kerja lapangan merupakan langkah awal yang penulis lakukan untuk mendapatkan data dan informasi dilapangan. Ini bertujuan agar penulis dapat terlibat


(19)

langsung dengan objek yang diteliti dan data yang diperoleh pun dapat dijamin kebenarannya.

Dalam kerja lapangan ini, penulis sebelumnya mengetahui kapan FMN akan mengadakan aksi demonstrasi dengan mendapatkan informasi dari pimpinan cabang Medan. Selanjutnya, penulis langsung terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi dan berbaur dengan massa aksi, mewawancara massa aksi, dinamisator lapangan sebagai petugas pemimpin nyanyian, pimpinan aksi dan berusaha mendapatkan dokumentasi berupa audio dan visual.

Kerja laboratorium yaitu pencarian data yang dilakukan penulis melalui referensi buku-buku, artikel, majalah ataupun tulisan yang berhubungan dengan objek tersebut. Selain itu, penulis juga melakukan penganalisisan data-data yang sudah didapatkan dilapangan.

1.5.1 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data di lapangan, penulis melakukan kerja lapangan dengan menggunakan metode lapangan. Metode yang penulis lakukan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi dari suatu gejala-gejala lain dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1990: hal 29). Penelitian yang bersifat kualitatif berwujud data yang bersifat konsep atau pengertian abstrak dalam penelitian fakta-fakta sosial.


(20)

1. Wawancara, dan 2. Observasi

Wawancara merupakan metode yang dilakukan penulis dalam berhubungan

dengan informan, dilapangan penulis mengajukan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Sebelum mencari data lebih dalam, penulis terlebih dahulu mencari orang yang bisa dijadikan sebagai informan pangkal.

Wawancara yang penulis lakukan tidak terfokus pada informan kunci saja, tetapi juga pada beberapa informan yang ada dilapangan guna menambah informasi. Pemilihan informan dilakukan penulis karena dibutuhkannya informasi yang dapat dipercaya dari sumber yang tepat.

Adapun informan kunci tersebut adalah pimpinan-pimpinan FMN yang ada di Kota Medan baik yang bekerja di Cabang maupun Kampus-Kampus yang didalamnya terdapat organisasi FMN. Dan informan lainnya adalah Perangkat aksi khususnya dinamisator lapangan dan pimpinan aksi dalam demonstrasi FMN maupun massa yang terlibat didalam demonstrasi yang diadakan FMN.

Data-data yang didapat dilapangan, direkam dalam pita kaset dan mencatat segala hal yang berhubungan dilapangan, serta dari jawaban atas pertanyaan yang penulis ajukan kepada informan. Dalam penentuan jawaban yang cocok atas pertanyaan yang penulis ajukan, penulis melakukan penyelesian agar informasi lebih akurat dan tepat, sedangkan jawaban yang kurang cocok dijadikan data masukan untuk diperjelas selanjutnya. Untuk referensi pertanyaan selanjutnya, penulis mengambil dari jawaban yang berkembang berdasarkan hasil pengamatan penulis.


(21)

Selain itu, rekaman juga berisi tentang lagu-lagu yang sering mereka nyanyikan. Dari kaset rekaman tersebut, penulis menganalisa nyanyian tersebut, kemudian menuliskannya keatas kertas.

Observasi (pengamatan), yaitu penulis mengamati semua kejadian secara

langsung, yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang tidak didapatkan melalui wawancara. Observasi yang dilakukan bukan hanya tentang objek penelitian, tetapi juga lokasi penelitian. Namun demikian cara observasi ini tidak hanya berambisi mengumpulkan data dari sisi kuantitasnya, tetapi juga berusaha memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

1.5.2 Kerja Laboratorium

Untuk mencapai hasil kerja yang maksimal dalam pengumpulan data, penulis juga melakukan kerja laboratorium yang merupakan proses pengklarifikasian dari data yang diperoleh dilapangan dan studi kepustakaan. Ini bertujuan untuk mengorganisasikan data-data yang diperoleh dan sekaligus mengkoreksi data-data yang belum dapat atau yang belum diketahui penulis.

Disini penulis berusaha menyeleksi segala data yang berhubungan dengan objek yang diteliti dan menyesuaikannya dengan jawaban-jawaban dari informan, kemudian menjadikannya satu tulisan. Namun bila ada data yang tidak berhubungan, maka penulis akan menyimpannya. Sedangakan data-data yang ada dalam pita rekaman, penulis dengarkan dan tulis kembali kemudian diteliti dan disatukan dengan jawaban yang ditulis.


(22)

Dalam kerja laboratorium ini, data yang terkumpul dianalisis setiap waktu secara indukt if selama penelitian berlangsung dengan mengolah bahan empirik (synthesizing), supaya dapat disederhanakan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan dalam sebuah tulisan.

1.5.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu penulis membaca beberapa literature yang bisa mendukung tulisan ini, dan bisa dipergunakan untuk membuat pertanyan yang akan dipertanyakan dilapangan, berupa buku-buku, majalah-majalah, informasi dari internet dan tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian. Studi ini bertujuan untuk mencari informasi awal mengenai objek penelitian, yang nantinya bisa digunakan untuk membantu memperoleh data-data dilapangan.

1.5.4 Pemilihan Informan

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan informan

pangkal yang mengetahui siapa yang dapat memberikan informasi untuk keperluan

penelitian tersebut.

Setelah mendapat informan pangkal, penulis menetukan informan kunci yang dibantu oleh informan pangkal.

1.6 Lokasi Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menetapkan penelitian pada Organisasi FMN kota medan; sebagai objek fokus utama penelitian


(23)

Adapun lokasi yang bukan merupakan sumber pokok sebagai objek penelitian ini dan bersifat hanya sebgai rencana penulis untuk mendapatkan tambahan sumber, dan dan akan terlaksana jika peneliti memungkinkan untuk menuju lokasi tambahan ini. Adapun lokasi tersebut antara lain.

1. Jakarta; tempat beradanya Pimpinan Pusat FMN

2. Mataram; tempat diadakannya Kongres ke- III FMN. Dan didaerah ini nantinya akan berkumpul seluruh perwakilan FMN dari daerrah- daerah se Indonesia

3. Dan tidak tertutup kemungkinan untuk beberapa daerah yang lain dimana terdapat organisasi yang sama.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari banyak informan, dan dapat menemukan saling hubungan antara pandangan dan aktifitas seluruh anggota FMN dari berbagai daerah yang berkaitan dengan nayanyian dan demonstrasi juga program perjuangan di masing-masing daerah.

Hal ini juga didasari karena minimnya refrensi data yang ada, baik berupa buku maupun data lainnya yang dapat membantu informasi dalam penyelesaian penelitian ini. Hal demikian yang menjadikan penulis untuk lebih mengharuskan mendapatkan banyak data dengan langsung terjuan kelapangan.

1.7 Sistematika Penulisan

Judul Skripsi : “Penggunaan Dan Fungsi Nyanyian Dalam Aksi-aksi

Demonstrasi : Study Kasus, Front Mahasiswa Nasional Cabang Medan”


(24)

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Tujuan

1.4 Kerangka Konsep dan Teori 1.5 Metode Kerja

1.6 Lokasi Penelitian 1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : Front Mahasiswa Nasional Sebagai Organisasasi Massa Mahasiswa Demokratis

2.1 FMN sebagai organisasi massa 2.2 Prinsip-prinsip organisasi massa 2.3 Struktur organisasi massa demokratis 2.4 Sejarah Front Mahasiswa Nasional 2.5 kongres FMN ke I

2.6 kongres FMN ke II 2.7 Deklarasi FMN di Medan

2.8 Program Perjuangan/ visi misi FMN 2.9 Munculnya Demonstrasi

BAB III : Penggunaan Nyanyian Dalam Demonstrasi


(25)

3.2 Penggunaan nyanyian dalam demonstrasi

memperingati hari perempuan internasional (HPI) 3.3 Demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional

(may day).

3.4 Demonstrasi memperingati Hari Pendidikan Nasional (hardiknas).

3.5 Demonstrasi Memperingati Hari Kelahiran FMN 3.6 Demonstrasi memperingati Hari Kebangkitan

Nasional (harkitnas)

3.7 Demonstrasi memperingati Hari Tani Nasional (HTN)

3.8 Demonstrasi memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia

3.9 Nyayian call and respon

3.10 Komunitas pencipta dan penganut aliran seni musik kerakyatan

BAB IV : Fungsi Nyanyian Dalam Aksi Demonstrasi FMN

4.1 Fungsi Nyanyian

4.2 Klasifikasi penggunaan nyanyian 4.4 Klasifikasi fungsi nyanyian


(26)

BAB V : Penutup

5.1 Rangkuman 5.2 Kesimpulan 5.3 Saran Daftar Pustaka


(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG MEDAN DAN AKSI DEMONSTRASI

Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah satu organisasi massa mahasiswa yang berfungsi sebagai alat dalam memperjuangkan hak-hak sosial, ekonomi, politik anggotanya yang terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang dan kepentingan yang sama. Dalam memperjuangkan hal tersebut, aksi demonstrasi merupakan suatu bagian dari metode dalam menjalankan program- program perjuangan (FMN) tersebut.

Dalam tulisan ini akan membahas tentang bagaimana metode pejuangan FMN, khususnya yang berkaitan dengan nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh FMN cabang Medan. Namun sebelumnya, penulis melihat betapa pentingnya untuk membahas FMN sebagai sebuah organisasi massa mahasiswa, agar lebih memahami fungsi, struktur, operasional, maupun historis dari pembangunan organisasi FMN se- Nasional secara umum dan di Kota Medan secara khusus.


(28)

2.1 FMN sebagai organisasi massa

Organisasi massa12

Perjuangan politik yang dilakukan tentunya dalam kerangka membebaskan dirinya dari sistem penindasan yang dilakukan oleh imperialisme

adalah organisasi yang mengedepankan perjuangan kepentingan massa, baik organisasi massa buruh, tani, perempuan serta pemuda dan mahasiswa, yaitu kepentingan dan tujuan kesejahteraan sosial atau ekonomi.

Didalam mengorganisasikan massa dalam berbagai organisasi massa, maka menjadi penting bahwa organisasi tersebut mampu merumuskan ide-ide perjuangan yang didapatkan dari massa sekaligus didukung secara luas oleh massa. Dengan demikian organisasi adalah milik massa dan massa akan terlibat secara aktif dalam mengembangkan organisasi serta perjuangan.

Lapangan dan sasaran aktivitas dari perjuangan organisasi massa adalah satu sektor sosial atau ekonomi bagi kepentingan kesejahteraan massa atau anggotanya.

Perjuangan organisasi massa tersebut mengarah dan meningkat pada perjuangan politik kala perjuangan secara sosial atau ekonominya sudah sampai berhadapan dengan dinding politik yang menghadang. Karena perjuangan politik akan dimengerti, dan ditanggapi massa apabila berkaitan dengan kepentingan sosial atau ekonominya, apabila tidak tentunya perjuangan-perjuangan politik akan sangat lemah ditanggapi massa dan tidak mengakar.

13

dan feodalisme14

12

Sekumpulan orang/ kelompok yang memiliki latar belakang sosial dan kepentingan yang sama

13

Puncak tertinggi dari kapitalisme, dan kapitalisme adalah system ekonomi yang berlandaskan modal.

14

Berasal dari kata Feodum : Tanah, artinya Feodal adalah system ekonomi yang berlandaskan atas penguasaan atas tanah.

. Arah perjuangan organisasi massa dimulai dari tahap yang bersifat kuantitatif ke


(29)

kualitatif, dari reformis dan demokratis ke perubahan-perubahan yang bersifat revolusioner. Hanya dengan cara ini-lah organisasi massa akan kuat serta tumbuh dan berkembang secara luas15.

2.2 Prinsip-prinsip organisasi massa

Agar kegiatan operasional perjuangan dapat berjalan dengan lancar, beberapa prinsip dasar organisasi massa akan diletakkan sebagai fondasi dasarnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: demokrasi terpusat, kepemimpinan kolektif, sistem komite, dan garis massa.

2.2.1 Demokrasi Terpusat.

Demokrasi terpusat adalah prinsip berorganisasi yang mendasarkan pada demokrasi yang dipusatkan dan kepemimpinan pusat yang berbasis demokrasi. Tujuan dari prinsip ini adalah membawa kesatuan tindakan dari massa agar tidak terpecah belah ketika harus mengambil tindakan nyata. Kekompakan dari seluruh jajaran organisasi massa adalah jaminan untuk memenangkan perjuangan massa secara luas.

Pelaksanaan dari prinsip ini terdiri dari 4 (empat) disiplin:

a) Para pemimpin atau organ yang memimpin di dalam organisasi harus dipilih secara demokratis dan bertanggung jawab pada konferensi atau pertemuan organisasi yang memilihnya.

15


(30)

b) Setelah melalui diskusi yang bebas, keputusan diambil dan harus dilaksanakan tanpa pengecualian. Dengan disiplin sebagai berikut:

a. Individu menjadi subordinasi dari organisasi. b. Minoritas di bawah mayoritas.

c. Tingkat di bawah menjadi bawahan tingkat di atasnya.

d. Seluruh anggota di bawah Kongres Nasional atau Pimpinan Pusat yang dipilih di antara Kongres Nasional.

c) Badan yang memimpin organisasi harus selalu memberikan perhatian dari laporan dan pandangan dari badan organisasi di bawahnya dan seluruh jajaran anggota organisasi. Mereka harus selalu mempelajari dengan terus menerus pengalaman kongkret dan memberikan pertolongan/asistensi dalam pemecahan masalah.

d) Semua badan organisasi harus selalu memberikan laporan secara reguler berkala dan khusus tentang kerja mereka kepada badan di atasnya dan harus selalu meminta petunjuk (instruksi) tentang persoalan yang menjadi syarat keputusan yang dikeluarkan oleh badan organisasi di atasnya.

e) Seluruh badan organisasi harus mengikuti prinsip kepemimpinan kolektif dan memecahkan persoalan secara kolektif.

2.2.2 Kepemimpinan kolektif

Kepemimpinan kolektif adalah metode memimpin yang tidak bertumpu pada segelintir tokoh atau perseorangan yang menonjol. Karena sifat organisasi massa adalah milik seluruh kelas atau golongan yang diperjuangkannya, maka monopoli


(31)

kepemimpinan di tangan satu orang tokoh akan berakibat fatal bagi kelangsungan perjuangan.

2.2.3 Sistem komite

Sistem komite adalah pelaksanaan praktek sehari-hari dari prinsip demokrasi terpusat dan kepemimpinan kolektif. Sistem ini berbeda dengan sistem fungsional yang biasa digunakan sebagai sistem organisasi yang tidak demokratis. Dalam sistem ini semua anggota akan terlibat dalam bagian-bagian kerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Walaupun harus memilih pimpinan untuk memimpin sebuah bagian kerja atau seluruh organisasi namun hubungan pimpinan dan anggota setara dan berkaitan erat. Pimpinan tidak punya hak khusus, suara pimpinan sama dengan anggota dan bertanggungjawab terhadap jalannya tugas. Anggota mendukung, membantu, hormat pada pimpinan, memberi laporan, dan menjaga kelancaran pertemuan.

Rapat atau pertemuan adalah kegiatan yang penting untuk memutuskan sebuah persoalan atau memilih pimpinan dalam organisasi.

Bagian kerja yang penting dalam organisasi massa adalah (1) komite pendidikan dan propaganda, (2) komite organisasi, dan (3) komite keuangan dan dana.

Tugas komite pendidikan dan proganda adalah mengadakan pendidikan-pendidikan terhadap seluruh anggota atau massa secara luas, menerbitkan panduan pendidikan, menerbitkan surat kabar atau buletin organisasi massa, dan mengurus kegiatan-kegiatan seni kebudayaan.


(32)

Tugas komite organisasi adalah mengkonsolidasi organisasi-organisasi di bawah badan pimpinan, melakukan kerja pengembangan organisasi, mendata anggota, menyelesaikan persoalan anggota, dan merekrut anggota baru.

Tugas komite keuangan dan dana adalah membuat administrasi keuangan organisasi, mengutip pendapatan iuran anggota, mengadakan kegiatan produktif yang akan menambah keuangan organisasi. Komite-komite yang lain dapat dibentuk sesuai kebutuhan yang ada.

2.2.4 Garis massa

Massa adalah segolongan orang yang memiliki kepentingan dan tujuan sama, inilah dasar ikatan bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga produktif16

Oleh karena itu setiap golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri, disesuaikan dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa kelas buruh dengan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan golongan massa lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa lainnya.

dimana selain memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial.

Oleh karenanya, massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah. Tetapi selain menjadi sumber ide, massa juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi lahirnya pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan yang erat.

16


(33)

Garis massa dalah prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari. Prinsipnya adalah “dari massa untuk massa”. Segala sesuatunya datang dari massa dan untuk massa.

Namun dalam penerapannya ada hal yang perlu dihindarkan adalah; (1) Komandoisme yakni seakan-akan mengetahui massa, jadi semaunya main perintah saja; (2) Buntutisme yakni hanya mengikuti massa, dan tidak berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Contohnya: jangan memberikan pendidikan politik karena massa tidak akan mengerti.

Kedua hal tersebut adalah yang akan merintangi kemajuan massa dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Agar dapat dengan tepat menghindari kedua hal tersebut, harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan Rakyat, menyelenggarakan diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kelas

2.3 Struktur organisasi massa demokratis

Setiap organisasi mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, ini ditentukan oleh arah tujuan, materi kepentingan, sasaran perjuangan dan situs aktivitas dari masing-masing organisasi yang berbeda bentuk dan sifatnya tersebut, disusunlah sebuah struktur organisasi. Walaupun demikian, semua organisasi mempunyai kesamaan secara umum, yaitu bahwa setiap organisasi harus mempunyai dan pasti berdiri di atas basis serta bergerak melangkah dipimpin oleh pimpinan organisasinya. Organisasi basis sebagai dasar kekuatan, dan pimpinan sebagai pengendali organisasi, merupakan dua hal yang mutlak tidak bisa ditinggalkan.


(34)

Struktur organisasi disusun dan diatur sedemikian rupa agar memenuhi syarat dan mencapai maksud dari arti hakikat struktur organisasi, yaitu :

1. Bagaimana hubungan pimpinan sebagai pengendali dan pengarah penggunaan kekuatan organisasi dengan organisasi basis sebagai wadah dan penghimpun langsung sebagai dasar dan sumber kekuatan organisasi, bisa lincah, cepat dan praktis.

2. Bisa dengan tangkas dan tangguh menghadapi lawan dan secara luwes berhubungan dengan kawan/sekutu dalam mengurus serta menyelesaikan persoalan.

3. Mampu memelihara dan menjaga kekuatannya tetap solid serta selalu siap-tegap untuk bergerak melangkah melaksanakan tugas.

Berikut ini tingkatan pimpinan organisasi massa dari pusat sampai organisasi basis;

 Kongres : merupakan rapat besar nasional yang dihadiri oleh semua anggota organisasi massa tersebut seluruh negeri atau utusan atau wakil terpilih anggota17

 Pleno komite

. Kongres sebagai pimpinan tertinggi nasional, memilih anggota dan membentuk serta mengesahkan pleno komite pimpinan pusat.

18

17

Dilaksanakan sekurang-kurangnya setiap 2 tahun sekali dan dihadiri seluruh utusan dari setiap daerah senasional.

18

Rapat sekurang- kurangnya Setiap 6 bulan yang dilaksanakan oleh pimpinan pusat yang terpilih dalam kongres

pimpinan pusat merupakan dan sebagai pimpinan tertinggi organisasi diantara dua kongres. Pleno komite pimpinan pusat memilih dan


(35)

membentuk komite pelaksana harian untuk melaksanakan pimpinan sehari-hari diantara dua rapat pleno komite pimpinan pusat. Komite pelaksana harian membentuk sekretariat yang berwenang dalam soal-soal teknis administratif dan pelaksanaan keputusan politik yang diambil oleh komite pimpinan pusat, memilih sekretariat komite pelaksana harian yang terdiri dari ketua atau sekretaris jenderal, menentukan departemen-departemen atau badan organisasi lainnya sesuai dengan kebutuhan serta memilih dan menetapkan pimpinan-pimpinan departemen dari anggota komite pimpinan pusat tersebut. Sedangkan anggota sekretariat bisa dari anggota organisasi biasa.

 Konferensi19

2.4 Sejarah Front Mahasiswa Nasional

merupakan rapat besar daerah tingkat provinsi sampai ketingkat basis merupakan dan sebagai pimpinan tertinggi dari tingkatan organisasi tersebut, serta memilih dan membentuk anggota-anggota komite pimpinan organisasi tersebut sesuai dengan tingkatannya, seperti : komite pimpinan provinsi atau komite pimpinan pabrik atau kampus. Rapat pleno komite pimpinan-komite pimpinan organisasi ini merupakan pimpinan tertinggi diantara dua konferensi, sementara komite pimpinan daerah atau basis merupakan pimpinan tertinggi diantara dua rapat pleno komite pimpinan organisasi tersebut.

Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah sebuah organisasi massa yang beranggotakan pemuda mahasiswa. Sebagai organisasi massa, FMN telah dirintis sejak tahun 1997.

19


(36)

Ketika itu, berbagai Serikat Mahasiswa dan komite aksi dari berbagai kota berkumpul di Bandung untuk membentuk sebuah jaringan nasional. Hingga pada akhirnya tahun 1997 lahirlah nama Forum Mahasiswa Nasional (FMN) sebagai identitas dari pokja (kelompok kerja) yang dibangun. Program yang dibuat waktu itu masih sebatas bagaimana membuat kurikulum pendidikan bersama20

Tahun 2002, di Yogyakarta diadakan workshop nasional Manajemen Organisasi (MOG). Hasil MOG Yogya, merekomendasikan untuk membangun , komunikasi antar kota dalam hal pendidikan kader, serta mengajak komite aksi dari kota lain untuk bergabung dalam FMN.

Perjalanan membentuk jaringan ini memakan waktu cukup lama hingga akhirnya, pada tahun 2000 di Jombang diadakan pertemuan nasional yang kemudian menyepakati dibentuknya sebuah organisasi mahasiswa nasional dengan nama Forum Mahasiswa Nasional. Beberapa Serikat Mahasiswa dan komite aksi yang tergabung dalam FMN adalah FKMM Mataram, Samudra Malang, KMPR Jombang, SMPR Surabaya, SM UII dan Dema UGM Yogyakarta yang kemudian Menjadi KIBLAT, PMB Purwokerto, FIM B Bandung, SMBL Lampung dan KMPR Palembang. Sejak tahun 2000 pembangunan organisasi FMN difokuskan untuk membenahi infrastruktur organisasi, yaitu menyangkut sistem pendidikan organisasi dan pembangunan organisasi-organisasi tingkat lokal (kota).

Tahun 2001 diadakan pertemuan di Yogyakarta untuk merumuskan modul pendidikan nasional organisasi dan di tahun ini juga di bentuk pokja FMN untuk mempersiapkan pembangunan organisasi berskala nasional.

20


(37)

komite-komite organisasi dari tingkat pusat (nasional) hingga kampus dan mulai menggunakan identitas FMN dalam perjuangan politik organisasi.

2.4.1 Deklarasi FMN

Hingga akhirnya di tahun 2003 FMN dideklarasikan menjadi organisasi massa mahasiswa nasional lewat acara Kongres Pendirian Organisasi (founding Congress) di Balai Rakyat Utan Kayu-Jakarta. Terlepas dari proses yang dilakukan memang belum secara demokratis tapi kepeloporan ide dan kepemimpinan yang dibentuk waktu itu, mampu menangkap satu keresahan dikalangan anggota.

700 anggota FMN dari berbagai kota hadir dalam Kongres Pendirian organisasinya dan kemudian 740 orang anggota mengikuti aksi Nasional perdana FMN di Jakarta. Paska pelaksanaan deklarasi FMN dilaksanakan lagi pertemuan-pertemuan dengan wadah rakernas (rapat kerja nasional). Fokus kegiatannya adalah pembenahan mekanisme organisasi dan melakukan penataan kolektif organisasi.

Sebagai organisasi yang mengusung cita-cita perjuangan massa demi terwujudnya “Demokrasi nasional” bagi seluruh Rakyat Indonesia, beberapa kegiatan pertemuan dilakukan untuk mengupayakan penyatuan garis politik secara bersama. Sampai pada tahun 2003 akhir terbangun suatu komite bersama dengan nama BPK (Badan Persiapan Kongres), yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan politik organisasi menuju terlaksananya kongres nasional pertama Front Mahasiswa Nasional.

Terjadi peralihan nama dari Forum mahasiswa Nasional kemudian menjadi komite Front mahasiswa Nasional dan kemudian final di nama Front Mahasiswa


(38)

Nasional. Perjalanan menuju kongres memang tidak mudah dengan hanya mengandalkan komite nasional saja, namun dengan semangat yang gegap gembita semua terselesaikan dengan persatuan kolektif yang kokoh di internal organisasi.

2.5 Kongres FMN Ke I

Pada akhirnya Kongres I Front Mahasiswa Nasional dilaksanakan di Lampung, Mei 2004. Semangat persatuan yang Menghasilkan AD/ART, Garis Dasar perjuangan (GDP) dan menetukan garis politik bersama anti imperialisme, feodalisme dan kapital birokrat21

Perjalanan organisasi selama 2 tahun menghasilkan banyak pelajaran berharga bagi terciptanya ormas pemuda mahasiswa. Gerakan pembetulan organisasi di tancapkan dan merapikan pekerjaan-pekerjaan organiasasi, mencakup wilayah politik dan organisasi. Dimana secara politik organisasi FMN menjadi salah satu organisasi yang konsisten dalam perjuangan-perjuangan massa baik di sektor pemuda mahasiswa maupun sector gerakan rakyat lain (buruh, tani, kaum miskin kota, dan

. Dipilih DPP- Dewan Pimpinan Pusat sebagai pengurus tertinggi organisasi, dipilih PP- Pimpinan Pusat FMN ketua Hersa Krisna dan sebagai sekjend Seto Prawono yang bersama komite PP akan memimpin pekerjaan harian organisasi tingkat pusat selama 2 tahun.

FMN memiliki jumlah anggota hampir 2000 orang yang tersebar di 18 Cabang dan 79 Kampus di seluruh Indonesia dari Medan hingga Lombok Timur.

21

Pejabat yang mengambil keuntungan untuk kepentingan dirinya sendiri dari jabatanya pada struktur pemerintahan


(39)

kaum perempuan) untuk memperjuangkan hak-hak demokratisnya baik di dalam negeri dan di tingkat internasional.

Di dalam negeri, FMN mengusung perjuangan seperti :

o Upah yang layak, tolak PHK, tolak privatisasi BUMN-BUMN, hapus sistem kontrak dan outsourching, serta kebebasan berpendapat dan berserikat bagi buruh.

o Kemudian mendukung reforma agraria dan penolakan terhadap liberalisasi pertanian (impor pangan dan penggunaan bibit transgenik) bagi kaum tani.

o Jaminan pekerjaan bagi pemuda dan rakyat. Menolak penggusuran terhadap rakyat.

o Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.

o Menolak penghapusan subisdi sosial untuk sektor pendidikan, kesehatan, energi dan migas.

o Kesetaraan bagi kaum perempuan di segala bidang, baik politik, ekonomi dan budaya.

o Dan menolak segala regulasi yang merugikan bagi rakyat. Namun juga tidak melupakan untuk konsentarasi perjuangan pada sector pendidikan.

FMN juga sering terlibat aktif dalam penggalangan aliansi dan aksi-aksi massa bersama rakyat, seperti aksi menyikapi peringatan Konferensi Asia-Afrika ke 50 di Jakarta dan pertemuan tingkat menteri ke 6 WTO bersama Persatuan Rakyat Anti Imperialisme (PERISAI), aksi menolak Perpres 36/2005, dan aksi buruh menolak UMP/UMK 2006 di Surabaya, Tangerang, Serang, Jombang dan Jakarta. Aksi


(40)

bersama kawan-kawan buruh setiap tanggal 1 Mei sebagai mamentum Hari Buruh Internasional, dengan kaum tani setiap tanggal 24 September 2004 moment Hari Tani Nasional. Aksi penolakan PT Freeport milik AS bersama masyarakat Papua, aksi penolakan terhadap kenaikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat (BBM, TDL, Sembako, dll ). Serta melakukan kegiatan aksi setiap momentum hari perempuan internasional (HPI), Pemberantasan Buta Huruf Se-Dunia, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), hari HAM Internasional, serta momentum penting lainnya.

Di tingkat internasional, FMN terlibat di Internasional League of People Struggle (ILPS) yang mengusung platform “Lawan Penjarahan dan Perang Imperialis”. Di ILPS, FMN menjadi anggo ta International Coordinating Comitte (ICC). Selanjutnya, FMN terlibat di Asia Student Association (ASA), sebuah organisasi mahasiswa yang menghimpun organisasi-organisasi mahasiswa tingkat Asia22

Sementara kegiatan rutin lainnya yang sering dilakukan FMN adalah menerbitkan bulletin nasional PERLAWANAN yang terbit sebulan sekali, serta jurnal teori yang diberi nama “SULUH” yang terbit 3 bulan sekali. Selain itu Kegiatan penyambutan mahasiswa baru setiap menghadapi penerimaan mahasiswa baru, yaitu FMN Welcome Party yang diselenggarakan setahun sekali.

.

Kegiatan yang pernah di ikuti adalah terlibat dalam mobilisasi dan aksi massa Hong Kong People Alliance Anti WTO (HKPAAWTO), yang melakukan demonstrasi besar-besaran pada pertemuan ke 6 tingkat menteri WTO di Hong Kong pada 13-18 Desember 2005 dan Forum Tani Asia November 2005 di Philipina.

22


(41)

Pelayanan bantuan akademik, untuk membantu proses belajar mahasiswa yang sering dikenal dengan Regu Belajar Bersama (RBB). Ramadhan Progresif, yang dilakukan setiap Bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan pelayanan sosial. Dan Program 3 S (sama kerja, sama belajar dan sama tinggal) yang dilakukan di basis-basis pedesaan dan pemukiman kumuh di perkotaan (buruh dan kaum miskin kota) untuk membantu pelayan sosial di massa rakyat, seperti membantu kerja produksi, menjadi tenaga pengajar, bantuan kesehatan, bakti sosial dan mengadakan edukasi tentang persoalan-persoalan buruh, tani dan rakyat.

2.6 Kongres FMN Ke II

Setelah perjalanan selama 2 tahun FMN dalam menggencarkan perjuangan massa banyak catatan penting dan pelajaran berharga baik teori dan praktek yang dilakukan. FMN menjalankan kongres Nasional ke II di Bandung dengan semangat memperteguh organisasi sebagai ormas Demokrasi Nasional dengan resolusi kepengurusan DPP 2004-2006 “Pertahankan dan Kembangkan Keberhasilan Yang

Diraih, Perbaiki Kesalahan serta Kekurangan untuk memajukan Perjuangan Massa”. Kongres Ke II FMN di Bandung pada tanggal 14-19 September 2006

dengan menghasilkan Konstitusi dan program perjuangan FMN, serta terpilih DPP FMN sebanyak 21 orang dan Calon DPP sebanyak 5 orang.

Kongres di ikuti oleh perwakilan dari berbagai cabang dengan jumlah peserta 142 orang, yang setia mengikuti perjalanan kongres, menyampaikan pengalaman-pengalaman praktek di cabang dan mengakhiri kegiatan dengan aksi louncing


(42)

pengurus baru DPP FMN bersama ormass buruh, tani, perempuan, pemuda mahasiswa di Bandung.

Pasca kongres dilaksankan rapat Pleno DPP I untuk memilih komite Pimpinan Pusat FMN, terpilih Ridwan Lukman sebagai sekjend FMN dan dibantu oleh Wakasekbid pendidikan dan propaganda, organisasi dan keuangan. perjalanan organisasi diawali dengan aksi massa menuntut pembunuhan aktivis Filipina oleh rezim dictator Gloria Macapagal Aroyo, aksi serentak seluruh nasional menolak kedatang J.W Bush ke Indonesia, aksi serentak memperingati hari HAM Internasional dan Aksi bersama kawan tani pasca konfernas AGRA (Aliansi Gerakan Reforma Agrari) serta penyikapan kasus represifitas petani Bogor. untukkegiatan penggalangan sekutu FMN bersama SMI, GMNK, FPPI, dan LMND membuat Front Anti Imperialisme (FAI) yang mengawali aksi penolakan kedatangan J.W Bush ke Bogor, dan dialnjutkan buat program bersama menggelorakan perjuangan massa di kampu-kampus.

2.7 Deklarasi FMN di Medan

FMN di Medan di deklarasikan melalui konferensi cabang Medan di-

Berastagi, 8 -11 Maret 2007 pasca kongres ke 2 dibandung. Awalnya pembangunan

FMN di kota Medan tepatnya dibangun dari kampus Universitas Sumatera Utara dan kemudian terbangun di beberapa kampus seperti UHN (Universitas HKBP Nomensen), UNIMED (Universitas Medan), IAIN (Istitut Agama Islam Negeri) dan MHS (Medan Hotel Scool). Pembangunan ini dirintis dimulai pada tahun 2005 berupa kampus- kampus persiapan pembangunan FMN Cabang Medan.


(43)

2.7.1 Konfercab dan Pleno DPC FMN Medan

Landasan Konfercab FMN Cabang Medan adalah Kongres II FMN tahun 2006 di Bandung & Pleno I & II DPP FMN (2006-2008). Pembukaan Konfercab diadakan di Pendopo kampus USU konfepada tanggal 8 Maret 2007 (setelah aksi Hari perempuan Internasional) dan acara Konfercab diselenggarakan di puncak bukit gundaling kota Brastagi, padal tanggal 9-11 Maret 2007.

Konfercab dihadiri oleh delegasi 5 kampus, antara lain USU, UHN, UNIMEDm IAIN dan MHS. Peserta konfercab ditentukan di rapat anggota kampus dengan perbandingan 5 ; 1, artinya dalam 5 orang anggota mengutus delegasinya 1 orang.

Adapun poin penting dalam konfercab FMN Tahun 2007 ini adalah: 1. Rangkuman Pengalaman Praktek

2. Laporan Pekerjaan Badan Persiapan Cabang (periode Oktober - Maret) 3. Penilaian perkerjaan BPC

4. Kritik Oto Kritik’

5. Menysun Program FMN Cabang Medan, 1 tahun ke Depan

6. Mengangkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) FMN, periode 2007 – 2008 Adapun pimpinan FMN Cabang Medan yang terpilih dalam konferensi cabang ini ada 11 orang keanggotaan Dewan Pimpinan cabang yang bertanggung jawab menjalankan program sampai kepada konferensi berikutnya, diantaranya:

Keanggotaan DPC FMN Medan, periode 2007 - 2008

1. Eka N. Prasetya 2. Roly Padlan Koloko


(44)

3. Harry Sambayu

4. Fransiskus Nesten Marbun 5. Witha Andirika

6. Ermantho 7. Melvin 8 . Hendro HS 9. Ganda Syahputra 10 . Jeremia Ginting 11. Benson A. Kaban

2.8 Program Perjuangan/ visi misi FMN

Secara konkrit program perjuangan FMN pasca kongres II adalah memperjuangkan kepentingan hak-hak demokratis mahasiswa pendidikan yang demokratis, ilmiah dan mengabdi pada rakyat. Usaha-usaha perjuangan sebagai tuntutan-tuntutan dalam dunia pendidikan; diantaranya adalah :

1. Menuntut biaya kuliah murah,

2. Peningkatan fasilitas pendidikan di kampus,

3. Kebebasan berekspresi dan berorganisasi bagi mahasiswa di kampus, 4. Hentikan represifitas terhadap mahasiswa

5. Berantas segala bentuk pungli di kampus

6. Libatkan mahasiswa secara menyeluruh dalam menentukan kebijakan kampus 7. Transparansi pengelolaan dana operasional kampus


(45)

9. Pendidikan gratis bagi seluruh rakyat di Indonesia, dengan mengalokasikan 20 % anggaran pendidikan

10. Lapangan pekerjaan bagi sarjana dan pemuda 11. Pemberantasan korupsi di dalam dunia pendidikan 12. Pemberantasan buta huruf

Adapun tugas-tugas yang FMN akan dijalankan oleh seluruh anggota organisasi, diantaranya :

 Membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak demokratis-nya.

 Membangun front bersama kekuatan pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa

 Mengabdi pada rakyat dengan mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk meningkatkan taraf kebudayaan rakyat Indonesia

 Terlibat aktif bersama seluruh rakyat Indonesia dalam front multisektor untuk memperjuangkan hak-hak demokratis seluruh rakyat Indonesia

 Membangun front internasional dengan gerakan pemuda dan mahasiswa serta rakyat di dunia atas dasar solidaritas internasional anti imperialisme.

2.9 Munculnya demonstrasi

Akhir-akhir ini banyak demonstrasi digiatkan lagi oleh beberapa kelompok masyarakat, seperti kelompok mahasiswa, buruh, petani, dan sebagainya. Stimulus yang membuat mereka melakukan demonstrasi ada kesamaan, yaitu ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini. Salah satu Pendukung


(46)

kegiatan demonstrasi seperti ini adalah Amin Rais. Beliau mengatakan bahwa termasuk unsur penegak demokrasi adalah adanya demonstrasi, yaitu dengan kebebasan berbicara dan mengkritik pemerintahan (MetroTV, 2008).

Demonstrasi umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam tubuh politik sebuah negara, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang sekarang, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat mengambil langkah konkrit dengan melakukan aksi.

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk berteriak-teriak dihadapan anggota dewan atau masyarakat banyak, tetapi aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball (bola salju). Kebanyakan isu yang disuarakan oleh mahasiswa berkembang menjadi isu masyarakat dan menghasilkan opini dikepala masyarakat

2.9.1 Pelaksanaan Demonstrasi

Landasan Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini


(47)

mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H23

Dalam pandangan aktivis .

Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yang dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertentu dan tempat-tempat tertentu.

24

23

Kebebasan berpendapat di muka umum baik lisan dan tulisan serta kebebasan untuk berorganisasi merupakan hak setiap warga negara yang harus diakui, dijamin dan dipenuhi oleh negara. Indonesia sebagai sebuah negara hukum telah mengatur adanya jaminan terhadap kebebasan untuk berserikat dan berkumpul serta kebebasan untuk menyampaikan pendapat baik lisan maupun tulisan dalam UUD 1945 dan UU No.9 Tahun 1998 Tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Pasal 28 UUD 1945 menyebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 1 ayat (1) UU No.9 Tahun 1998 menyebutkan kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

24

Pemuda yang peduli dengan nasib orang banyak yang berada di lingkungan sekitarnya tanpa pilih-pilih kasus.

, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.

2.9.2 Mekanisme lahirnya keputusan aksi Demonstrasi

Dalam merancang aksi demonstrasi FMN, hal-hal yang selalu dipertimbangkan dalam persiapan aksi/manajemen aksi adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.


(48)

A. Planning Aksi

Dalam tahap perencanaan aksi, hal yang diperhatikan adalah : 1. Tema / Grand Issue.

Tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokus, agar informasi atau opini yang dibangun tidak bias.

2. Target.

Target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.

3. Skenario.

Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Biasanya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B). Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.

4. PemberitahuanTergantung pada kebutuhan.

Jika mereka memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka dilakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput. Karena itu,


(49)

selalu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.

5. Format

Bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.

B. Perangkat Aksi

Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :

1. Korlap

Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak kelelahan dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.


(50)

2. Orator

Dalam pelaksanaan sebuah aksi diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan sikap.

3. Agitator/ Dinamisator lapangan

Agitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.

4. Negosiator

Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.

5. Humas

Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.

6. Security/border

Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar


(51)

aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.

7. Dokumenter

Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa lain.

8. Medik

Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.- LogistikDalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.

9. Tim kreatif

Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah. Pelaksanaan dan Pasca Aksi Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa.


(52)

Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.

Saat aksi, peserta wajib menghormati komando korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.

C. Tips Dan Triks

1. Angle foto

Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.

2. Kalimat poster

Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.


(53)

Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.

4. Propaganda

Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.

5. Pers release

Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.

6. Yel/lagu

Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.

7. Symbolized

Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat. 8. Aliansi taktis

Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau


(54)

kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.

9. Menghadapi wartawan.

Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dapat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.


(55)

BAB III

Penggunaan Nyanyian Dalam Demonstrasi

3.1 Nyanyian dalam aksi demonstrasi FMN

FMN Sebagai organisasi yang memperjuangkan hak-hak sosial, ekonomi, politik anggota dan massa luas kepada pengambil kebijakan didalam negeri, yang hari ini dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY/JK). Demonstrasi adalah salah satu metode untuk memperjuangkan hal tersebut. Dimana demonstrasi dilakukan bukan hanya menyampaikan pendapat saja, tetapi juga untuk membentuk opini public (sosialisasi kepada masyarakat luas) dan mendesak pengambil kebijakan yang berhubungan dengan tuntutan para demonstran agar merealisasikan tuntutannya.

Penggunaan nyanyian dalam aksi- aksi demonstrasi yang dilakukan oleh FMN baik nasional maupun kota medan, memiliki kecendrungan yang sama dan tidak banyak berbeda. Hal ini dikarenakan, FMN Sebagai organisasi nasional yang memiliki program yang sama sesuai dengan keputusan kongres FMN itu sendiri, dan struktur organisasi yang menjamin kesatuan tindakan dari nasional sampai tingkatan cabang/ kota ataupun kampus-kampus. Kesatuan program perjuangan dan metode pelaksanaannya adalah satu ciri dari langgam kerja organisasi FMN.

Penggunaan nyanyian dalam demonstrasi berkaitan dengan momentum dan bentuk aksi demonstrasi yang akan dilaksanaan. Hal ini berkaitan dengan isu yang


(56)

akan diusung, waktu pelaksanaan, jumlah peserta aksi, dan lain sebaginya yang ditetapkan dalam manajement pra aksi.

Nyanyian yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan aksi dan penyajiannya berdasarkan kesanggupan ataupun bentuk yang disepakati bersama dalam manajement aksi25

1. Aksi memperingati Hari Perempua n Internasional ( 3 maret)

. Dalam hal ini, bentuk dan tema seperti apapun aksi tersebut baik momentum ataupun isu tertentu tidak pernah terlepas dari penggunaan nyanyian.

Penggunaan nyanyian dalam aksi demonstrasi FMN juga tidak terlepas dari hal tersebut. Aksi-aksi yang umum direspon oleh FMN antara lain sebagai berikut:

2. Aksi memperingati Hari Buruh Internasional (1 mei) 3. Aksi memperingati Hari Pendidikan Nasional (2 mei) 4. Aksi memperingati Hari kelahiran FMN (18 mei) 5. Aksi memperingati Hari Kebangkitan Nasional (21 mei) 6. Aksi memperingati Hari Tani Nasional (24 november) 7. Aksi memperingati Hari HAM Sedunia (10 desember)

Ada juga aksi –aski yang dilakukan dengan tema-tema khusus dan waktu yang tidak bersifat momentum/ hari tertentu, seperti:

1. Memprotes kenaikan biaya kuliah, 2. Menuntut pemenuhan fasilitas

25

Dalam manajement aksi yang dilakukan untuk pematangan aksi demonstrasi, yang membawakan nyanyian biasanya disebut dinamisator lapangan. Jika nyanyian ditampilkan dalam bentuk pertunjukan yang disepakati dalam manajement aksi, ditunjuk beberapa petugas yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.


(57)

3. Aksi bersifat kasus tertentu (solidaritas terhadap rakyat tertindas: kasus tanah, PHK, penggusuran, dll)

4. Merespon kebijakan pemerintah/ birokrasi kampus yang dianggap tidak memihak terhadap mahasiswa / rakyat.

3.1.1 Bentuk- bentuk demonstrasi FMN dan penggunaan nyanyian

Dalam aksi demonstrasi FMN dibawah ini, penulis membagi 3 (tiga) bentuk aksi demonstrasi yang biasanya dilaksanakan (bentuk aksi tunggal, sektoral dan multi sektor). Dari setiap bentuk aksi tersebut terdiri dari 2 kategori penggunaan nyanyian didalamnya, yaitu nyanyian khusus dan umum;

A. Aksi demonstrasi tunggal

Aksi ini adalah bentuk demonstrasi yang dilakukan oleh FMN tanpa menggalang Front26

26

Front persatuan luas, yang berkomposisikan mahasiswa, buruh, tani, KMK, perempuan, guru, seniman, pekerja hukum, dan siapa pun yang mendukung perjuangan FMN (mahasiswa).

. Biasanya dilaksanakan karena tidak memiliki waktu yang banyak untuk mematangkan aksi ini. Hal ini berkaitan dengan isu-isu tertentu dan bersifat tiba-tiba atau tidak teragendakan, seperti: kenaikan BBM, kenaikan Biaya kuliah, solidaritas terhadap perjuangan mahasiswa, tani, buruh, kaum miskin kota, dsb baik daerah, nasional maupun internasional.

Nyanyian yang digunakan dalam aksi demonstrasi seperti ini, antara lain sebagai berikut:


(58)

A.1 Nyanyian Khusus.

- Mars FMN (spoer)

Dunia terus bergerak Massa rakyat telah usang

Jaman yang lama segera berubah Dunia baru segera tiba Kitalah mahasiswa Bergerak segaris massa Tugas sejarah

Pikul bersama

Tuk hari depan yang mulia Hidup bersama massa rakyat Dalam semesta perlawanan Karena saatnya telah tiba Bangkit rebut kedaulatan reff

Kibarkan benderamu Fron mahasiswa nasional Menggalang kekuatan Menuju kemenangan

Berjuang bersama rakyat Rebut demokrasi sejati


(59)

- Mars Pemuda (spoer)

Bangunlah wahai pemuda Mari rapatkan barisan Jadilah pejuang sejati

Siap menggulingkan setiap tirani Mari kobarkan api

Dari jiwa kita yang suci Tuk membebaskan negeri ini Dari tangan – tangan serakah. Ayo berseru mari bersatu

Rakyat pasti menang 2X

- Lagu- lagu spoer27 secara keseluruhan28

Lagu-lagu ini dinyanyikan secara keseluruhan dikarenakan lagu-lagu tersebut merupakan lagu-lagu yang baru dalam aksi demonstrasi, dan belum banyak aktifis yang mengenal lagu tersebut, kecuali anggota FMN yang secara keseluruhan dan nasional sudah mengenal lagu tersebut. Hal ini mereka bawakan karena lagu-lagu tersebut diciptakan sesuai dengan kondisi kekinian bangsa Indonesia saat ini dan

27

Sebuah komunitas musik pencipta lagu-lagu perjuangan yang memiliki kedekatan dengan FMN dikarenakan adanya kesamaan pandangan tentang metode perjuangan, dan karya-karya spoer banyak digunakan FMN dalam setiap kegiatan organisasi.

28

Lihat pada BAB III tentang komunitas pencipta penganut seni musik kerakyatan 3.9.1 SPOER BAND (seni perlawanan oleh rakyat)


(60)

untuk dikampanyekan secepatnya agar dapat digunakan dalam aksi-aksi demonstrasi oleh organisasi-organisasi lain29

29

Hasil wawancara dengan hendrik fanesa duha salah satu peserta aksi FMN cabang Medan, saat mengadakan aksi menolak Undang- Undang BHP (Badan Hukum Pendidikan) 2009.

.

A.2 Nyanyian umum.

- Darah juang

Di sini negri kami…. Tempat padi terhampar Samudranya kaya-raya Negri kami subur tuan.

Di negri permai ini… erjuta rakyat bersimbah luka Anak kurus tak sekolah Pemuda desa tak kerja Reff :

Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan Darah juang kami

Tuk membebaskan bangsa Bunda relakan


(61)

Padamu kami berbakti.

- Buruh tani

Buruh tani mahasiswa kaum miskin kota Bersatu padu rebut demokrasi

Gegap gempita dalam satu suara Demi tugas suci yang mulia

Hari-hari esok adalah milik kita Terbebasnya masyarakat pekerja Terciptanya tatanan massa rakyat Demokrasi sepenuhnya.

Reff.:

Marilah….kawan.. Mari kita kobarkan

Ditangan kita tergemgam arah bangsa Marilah…kawan..

Mari kita pekikkan sebuah lagu Tentang pembebasan…

- Satukanlah

Satukanlah.. dirimu semua Seluruh rakyat senasib serasa Susah senang dirasa sama


(62)

Bangun-bangunlah segera

Satukanlah… berai jemarimu.. Kepalkanlah dan jadikan tinju Bara luka jadikan palu

Tuk pukul lawan Tak perlu meragu Reff :

Pasti menang.. Harus menang.. Rakyat berjuang…

Pasti menang …. Harus menang… Rakyat merdeka…

- Nyanyi Budaya Pembebasan.

Kepalkan tinjumu keawan Nyanyi budaya pembebasan Rapatkan barisanmu kawan Hancurkan segala penindasan

Yok semua turun kejalan

Lantang suarakan segala tuntutan Hancurkan feodalisme


(63)

Dan imperialisme Jangan ragu ayo bersatu Yakinlah rakyat pasti menang

B. Aksi demonstrasi aliansi sektoral30

Aksi demonstrasi seperti ini biasanya dilakukan didalam kampus dan membawakan tema ataupun isu tentang pendidikan dan yang bersangkutan dengan mahasiswa.

B.1 Nyanyian khusus.

- Kampusku

Kampusku rumahku… kampusku kebebasanku… Kampusku perjuanganku… kampusku negriku….. Disana aku dibina, menjadi manusia dewasa Tapi kini apa yang terjadi, kami dipaksa BHMN

Berjuta rakyat menanti kabarmu Mereka lusuh dan bau keringat

Kusampaikan Salam, Salam perjuangan,, Kami cinta, kami bangga Indonesia!!

- Mars universitas/kampus yang berkaitan - Apa Guna

Apa guna punya ilmu tinggi 30


(64)

Kalau hanya untuk mengibuli Apa guna banyak baca buku Kalau mulut kau bungkam melulu

Dikota-kota buruh dipaksa

Bekerja keras tapi-tapi dengan upah rendah Didesa-desa tani dipaksa

Menjual tanah tapi- tapi dengan harga murah Dimana-mana rakyat dipaksa

Bekerja keras tapi-tapi dengan upah rendah Didesa-desa moncong senjata

Berdiri tegak kong-kalikong dengan kaum cukong

B.2 Nyanyian umum.

- Darah juang - Buruh tani - Satukanlah

- Nyanyi Budaya Pembebasan

C. Aksi demonstrasi multi sektor31

31

Aksi demonstrasi yang dilakukan berkomposisikan mahasiswa, buruh, tani, KMK, perempuan, guru, seniman, pekerja hukum, dan sector luas lainnya.


(65)

Aksi ini dilakukan ditingkatan kota dan bersifat berhadapan dengan pengambil kebijakan dalam kota ataupun propinsi.

C.1 Nyanyian khusus.

Nyanyian khusus dalam aksi ini bergantung dengan isu yang direspon ditingkatan kota, baik bertemakan buruh, tani, mahasiswa, perempuan, kaum miskin kota, dan sebagainya.

C.2 Nyanyian umum.

- Darah juang - Buruh tani - Satukanlah

- Nyanyi Budaya Pembebasan

Berdasarkan penggunaan nyanyian dalam bentuk aksi yang diuraikan diatas, dipetik suatu ciri yang meliputi kekhususan dan keumuman penggunaan nyanyian dalam aksi-aksi demonstrasi FMN. Dimana kekhususan nyanyian ditentukan oleh tema atau isu yang direspon dan keterlibatan peserta aksi dalam demonstrasi. Sedangkan keumuman penggunaan nyanyian, meliputi nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam demonstrasi tanpa memandang tema-tema tertentu.

Dalam setiap demonstrasi yang dilakukan FMN, baik dilakukan oleh FMN sendiri ataupun bersama aliansi/front ditingkatan kampus atau kota. Penggunaan nyanyian yang umum ini, seperti yang telah dituliskan diatas, yaitu: lagu darah


(1)

1. Mutasi Anggota adalah perpindahan anggota dari FMN tempat dimana yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota ke tempat lain di luar asal keanggotaannya

2. Hal-hal mengenai mutasi anggota akan diatur oleh kebijakan organisasi

BAB VI

Tentang Keuangan dan Kerumahtanggaan

Pasal 36 Keuangan Organisasi

1. Keuangan adalah segala pendanaan yang dibutuhkan organisasi untuk membiayai seluruh pekerjaan organisasi

2. Sumber keuangan organisasi diperoleh dari :

a. Iuran pangkal adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat mengisi formulir pendaftaran anggota yang besarannya disesuaikan dengan pengadaan KTA, Program perjuangan, dan Konstitusi

b. Iuran bulanan anggota adalah iuran wajib yang dibayarkan setiap bulannya sebesar Rp 5000,00 (Lima ribu Rupiah) dengan pembagian Rp 2000,00 untuk kampus, Rp 2000,00 untuk cabang dan Rp 1000,00 untuk pusat

c. Iuran lain-lain yang diatur berdasarkan kebijakan organisasi adalah iuran wajib pada saat dibutuhkan oleh organisasi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi

d. Usaha ekonomi produksi adalah usaha mandiri yang dijalankan dan dipimpin oleh organisasi

e. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar organisasi yang bersifat tidak mengikat adalah kerjasama yang saling menguntungkan sepanjang tidak melanggar Konstitusi dan Program Perjuangan

f. Sumbangan Sukarela dari Individu atau organisasi yang bersifat sukarela dan tidak mengikat terhadap organisasi.


(2)

Pasal 37 Pelanggaran

Pelanggaran adalah tindakan anggota yang di nilai telah bertentangan dengan konstitusi, program perjuangan FMN dan ketetapan-ketetapan badan pimpinan organisasi

Pasal 38 Sanksi

1. Sanksi adalah pemberian hukuman kepada anggota yang di nilai telah melakukan pelanggaran

2. Sanksi pelanggaran berat berupa pemecatan sebagai anggota FMN secara tidak hormat

3. saksi pelanggaran ringan berupa surat teguran tertulis dan kebijakan-kebijakan organisasi lainnya yang bersifat mendidik.

Pasal 39

Mekanisme Pemberian Sanksi

1. Pemberian saksi harus di laksanakan dalam rapat organisasi dengan atau tanpa di hadiri oleh anggota yang di nilai telah melakukanpelanggaran.

2. Sebelum dijatuhkan sanksi anggota yang di nilai telah melakukan pelanggaran berhak untuk memberikan klarifikasi atas pelanggaran yang telah di lakukan kepada organisasi

3. jika kemudian hari terbukti bahwa anggota yang di jatuhi sanksi dinilai tidak melakukan pelanggaran, maka organisasi berkewajiban memulihkan nama baik anggota tersebut.

Pasal 40 KeadaanLuar Biasa


(3)

1. Keadaan luar biasa adalah keadaan di mana terjadi sesuatu yang membahayakan keberlangsungan organisasi secara politik dan organisasi di mana organisasi tidak mampu lagi berfungsi secara harian sebagaimana mestinya.

2. Dalam keadaan demikian, maka bisa dilakukan sebuah kongres luar biasa, konfrensi cabang luar biasa, dan rapat umum anggota ranting luar biasa.

3. Kongres luar biasa dapat di selenggarakan jika di usulkan minimal oleh 50%+1 dari jumlah cabang melalui pimpinan pusat.

4. Konferensi Cabang luar biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan minimal oleh 50%+1 dari Jumlah kampus melalui Pimpinan Cabang.

5. Rapat Umum Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan minimal oleh 50%+1 jumlah anggota ranting.

Pasal 41

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran organisasi hanya bisa dilakukan melalui kongres atau kongres luar biasa

2. Keputusan pembubaran organisasi sekurang-kurangnnya di setujui oleh ¾ peserta kongres atau kongres luar biasa

3. Apa bila terjadi pembubaran organisasi maka seluruh inventaris organisasi harus di serahkan kepada organisasi yang segaris dengan program perjuangan FMN

PENUTUP

Tentang Aturan Tambahan dan Peralihan

Pasal 42 Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam konstitusi akan diatur kemudian melalui aturan-aturan organisasi.

Pasal 43 Peralihan


(4)

Konstitusi ini berlaku sejak tanggal di tetapkan. Keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan lain yang berlaku sebelum di tetapkanya konstitusi ini harus menyesuaikan dan dianggap tidak berlaku lagi


(5)

2.3 DPP dan CALON DPP FMN 2009/2011

No Nama Cabang No Telepon Jabatan

1 Jeremia Ginting Suka Medan 081375553459 Anggota DPP

2 A.F.P.W Jombang 085648196793 Anggota DPP

3 Mario Kulas Mataram 08990232229 Anggota DPP 4 Catur Widi Asmoro Purwokerto 085227655611 Anggota DPP 5 Ummu Shonnifah Wonosobo 081386006114 Anggota DPP 6 Nursohib Anshori Malang 085232459333 Anggota DPP 7 Muhaimin Pontianak 085750434678 Anggota DPP 8 Asep Safudin Bandung 085659202985 Anggota DPP

9 Rosidi Jakarta 081380905780 Anggota DPP

10 Sapta Putra Wahyudi Palembang 081532834053 Anggota DPP

11 Bonar Palu 081341250918 Anggota DPP

12 M. Syaiful Mataram Anggota DPP

13 Wardihan Makassar 085255061083 Anggota DPP

14 Hari Kusuma Purwokerto 085691920368 Anggota DPP

15

Fredi Sony Sitanggang Bandar

Lampung 081369450858 Anggota DPP 16 M. Isnaini Surabaya 08563400677 Anggota DPP 17 Berri Pana Sitepu Medan 085361043854 Anggota DPP

18 M. Duhri Malang 081558327273 Anggota DPP

19 Mawardi Lotim 081915787126 Anggota DPP

20 Ika Amaliyah Bandung 081808114951 Anggota DPP 21 Samsul Arifin Denpasar 081999551302 Anggota DPP 22 Andi Norroni Bandung 085220267433 Anggota DPP 23 Amran Halim Bandung 085722529556 Anggota DPP 24 Kholisa Bara Jambi 085266310976 Anggota DPP 25 Yugo Daniyanto Jogjakarta 08562876445 Anggota DPP 26 Lalu M. Hasan HS AME, Mataram 081999431816 Calon Anggota


(6)

SPd DPP

27

Edi Suito

Jombang 08563265914

Calon Anggota DPP

28

Mohammad Isa

Jakarta 081311513171

Calon Anggota DPP

29

Nursia Rahma

Jogjakarta 081227357648

Calon Anggota DPP

30

Hendro Purba

Mataram 081917953230

Calon Anggota DPP