17
Gambar 1.2 Buku berjudul Renungan dan Perjuangan merupakan
contoh Sejarah sebagai kisah perjuangan Sutan Syahrir
Sumber: Koleksi penulis, 2006
Kisah perjuangan yang ditulis oleh seorang purnawirawan tentang perlawanan bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda, akan diwarnai dengan nilai-
nilai nasionalisme yang tinggi. Cerita tentang bagaimana heroismenya para pejuang dalam menghadapi penjajahan. Para pejuang digambarkan sebagai
orang-orang yang berperang dalam rangka membela kebenaran. Belanda atau penjajah digambarkan sebagai pihak yang tidak terpuji karena menjajah itu
bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, sedangkan para pejuang berada pada pihak yang benar.
Seorang pejuang yang terlibat langsung dalam perang melawan Belanda akan menuturkan kisah perjuangannya dengan penuh semangat. Dia akan
menuturkan bahwa perjuangan yang ia lakukan bersifat tanpa pamrih. Rela berkorban dan semangat nasionalisme sangat mewarnai perjuangan yang ia
lakukan. Kisah perjuangannya penuh dengan nilai-nilai berupa semangat rela berkorban yang tinggi, mementingkan kepentingan bersama, tidak mementingkan
kepentingan pribadi, bahkan jiwa dan raga sebagai taruhannya dalam berjuang.
2. Kelompok sosialnya
Profesi yang dimiliki oleh penulis sejarah akan mewarnai hasil penulisannya. Sejarawan, wartawan, guru, penulis bebas dan lain-lain, merupakan bentuk
profesi. Profesi-profesi tersebut bisa disebut dengan kelompok sosial. Dalam kelompok sosial, biasanya individu bergaul atau berhubungan dengan sesama
pekerjaannya atau statusnya. Tidak sedikit dari profesi yang bukan sejarawan menulis sejarah. Misalnya, wartawan menulis peristiwa sejarah dalam surat
Di unduh dari : Bukupaket.com
18 kabar atau majalahnya. Begitu pula, ada guru yang menulis sejarah untuk
kepentingan pengajaran sekolahnya. Setiap kelompok sosial tersebut kemungkinan akan berbeda dalam
memberikan interpretasi terhadap sejarah yang ditulisnya. Seorang sejarawan, akan menulis sejarah dengan menggunakan kaidah-kaidah akademik dari ilmu
sejarah. Langkah-langkah penelitian sejarah sebagai salah satu dari disiplin ilmu pengetahuan akan digunakan oleh sejarawan dalam menulis sejarah. Dalam
hal ini, sejarah menjadi suatu tulisan ilmiah. Kepentingannya adalah untuk lingkungan akademik, misalnya di perguruan tinggi.
Profesi guru sebagai pendidik akan menampilkan penulisan sejarah untuk kepentingan nilai-nilai kependidikan. Hal ini dapat kita lihat dalam buku-
buku pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Peristiwa sejarah yang ditampilkan bukan untuk kepentingan akademik yang bersifat ilmiah, tetapi ditujukan untuk
kepentingan nilai-nilai kependidikan yang bersifat praktis.
Walaupun buku sejarah di sekolah ditujukan untuk kepentingan nilai- nilai kependidikan, tidaklah berarti mengabaikan aspek ilmiah dari buku tersebut.
Hanya kadar ilmiah yang ditampilkan tidak sederajat dengan di perguruan tinggi. Keilmiahan tetap harus ditampilkan dalam mengungkap sumber sejarah
yang merupakan sumber pengetahuan sejarah. Misalnya dalam menulis perjuangan bangsa Indonesia ketika melawan Belanda, harus ada sumber yang mengungkap
siapa yang berjuang, di mana perjuangannya, kapan peristiwa itu terjadi dan lain-lainnya. Adapun nilai-nilai kependidikan yang dapat diinterpretasikan
dari peristiwa tersebut misalnya semangat kebangsaan dalam menentang penjajahan.
Begitu pula halnya penulisan sejarah yang dilakukan oleh seorang wartawan. Wartawan dalam menulis sejarah akan diwarnai oleh gaya bahasanya sebagai
seorang jurnalis. Tulisan sejarah seorang wartawan biasanya akan layak dibaca oleh masyarakat umum. Misalnya dalam menulis biografi seorang tokoh, seorang
wartawan berusaha agar tokoh tersebut dapat dikenal oleh khalayak umum.
3. Perbendaharaan pengetahuan