Bersifat edukatif KEGUNAAN SEJARAH

26

F. KEGUNAAN SEJARAH

Apakah kegunaan mempelajari sejarah? Mempelajari sejarah tentu banyak gunanya. Sebab, sejarah berbicara tentang kehidupan manusia. Kegunaan mempelajari sejarah yaitu sebagai berikut.

1. Bersifat edukatif

Edukatif berarti nilai-nilai yang mengan- dung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan pengajaran moral. Sejarah yang mengandung nilai-nilai kebenaran misalnya, dapat kita lihat dalam perjuangan para nabi. Kita sudah sering membaca dan mendengar bagaimana tantangan yang dihadapi oleh para nabi dalam melakukan misi. Misi yang diemban oleh para nabi adalah menegakkan kebenaran yang sudah ditugaskan oleh Tuhan. Kebenaran yang diperjuangkan oleh para nabi adalah mengajak manusia untuk melaksanakan ajaran Tuhan, agar hidup manusia itu menjadi selamat baik di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi perjuangan yang dilakukan oleh para nabi itu tidak sedikit yang mendapat tantangan dari para kaumnya. Para nabi tersebut dicerca, dihina, bahkan sampai akan dibunuh. Para nabi tak gentar menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Mereka bersikukuh memperjuangkan misinya. Perjuangan yang dilaksanakan oleh para nabi tersebut dalam perkembangan kemudian ada hasilnya. Misalnya agama sampai sekarang mengalami perkembangan. Nilai kebenaran dapat pula kita lihat dalam perjuangan para pahlawan kita ketika menghadapi penjajah. Penjajahan pada dasarnya merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu penjajahan biasanya melakukan tindakan menindas kepada bangsa lain oleh bangsa yang menjajah. Tindakan penindasan itu, akan menimbulkan reaksi dalam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat yang terjajah. Kata-kata kunci • kegunaan edukatif • inspiratif • instruktif • rekreatif • politik • masa depan Di unduh dari : Bukupaket.com 27 Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda di Indonesia menimbulkan perlawanan dari bangsa Indonesia, baik perlawanan dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Dalam bentuk fisik dapat berupa peperangan, seperti Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, dan lain-lain. Perlawanan dalam bentuk nonfisik, misalnya perjuangan yang dilakukan oleh para pemimpin pergerakan kebangsaan. Perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang tersebut, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik pada dasarnya adalah perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran, yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan merupakan hak azasi setiap individu yang harus diperjuangkan. Tindakan- tindakan yang dilakukan oleh para pejuang tersebut ternyata memberikan hasil yang dapat kita rasakan sampai sekarang, yaitu kemerdekaan. Aspek nilai yang bisa kita tarik dari perjuangan para pejuang tersebut adalah apabila kita memiliki sesuatu cita-cita yang mengandung nilai-nilai kebenaran maka haruslah kita perjuangkan. Risiko dan tantangan apa pun harus kita hadapi dalam memperjuangkan sebuah kebenaran. Apabila kita sungguh-sungguh dan serius dalam memperjuangkan sebuah kebenaran, maka pada suatu saat perjuangan kita akan ada hasilnya. Gambar 1.4 Museum Sribaduga Jawa Barat tempat peninggalan benda-benda bersejarah yang dapat digunakan untuk Pendidikan Sejarah yang bersifat edukatif Sumber: www.cityquest.nl Nilai-nilai keadilan terdapat pula dalam suatu peristiwa sejarah. Dalam bertindak, kita harus bersikap adil terutama ketika kita menjadi pemimpin. Jatuh bangunnya sebuah kerajaan atau kekuasaan dalam sejarah, dapat dilihat dari bagaimana kebijakan para raja atau penguasa dalam melakukan kebijakan yang memberikan keadilan bagi rakyatnya. Kita dapat membaca dalam sejarah, terdapat raja-raja yang bersifat otoriter dan menindas rakyat. Kebijakan- Di unduh dari : Bukupaket.com 28 kebijakan yang diambilnya lebih banyak menguntungkan raja dan keluarganya. Raja dan keluarganya hidup bermewahan, sedangkan rakyatnya hidup sengsara. Tindakan penguasa tersebut menimbulkan reaksi dari rakyat. Reaksi yang timbul, misalnya pemberontakan. Akibat pemberontakan tersebut, kekuasaan raja berakhir, diganti oleh sebuah dinasti baru. Bahkan yang paling mengerikan ada raja yang diganti tersebut dihukum oleh rakyatnya dengan hukuman yang mengerikan. Nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah bahwa kita harus berbuat adil. Apabila kita tidak berbuat adil, akan menimbulkan balasan kelak yang dapat menyengsarakan kita. Kebijakan raja atau penguasa sebagaimana telah dicontohkan di atas, dapat pula mengandung nilai-nilai kejujuran. Pada umumnya penguasa yang menindas merupakan cerminan dari seorang penguasa yang tidak jujur. Dia menunjukkan berbagai kebohongan, mengeluarkan pernyataan-pernyataan kepada rakyat seolah-olah tindakannya benar. Padahal dibalik pernyataannya tersebut banyak mengandung ketidakjujuran. Rakyat dibohongi oleh berbagai pernyataannya. Bahkan kebohongan bisa semakin meluas, tidak hanya dilakukan oleh raja, tetapi dilakukan pula oleh aparat kerajaan dan keluarganya. Mereka memberikan kesan bahwa kerajaannya merupakan kerajaan yang mementingkan dan memperhatikan rakyatnya. Padahal kenyataannya tidak, yang terjadi sebaliknya. Raja, pejabat kerajaan, dan keluarganya lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan rakyatnya. Fenomena sejarah kerajaan seperti ini, biasanya kerajaan itu berakhir dengan keadaan yang tragis. Sebagai akibat munculnya pemberontakan rakyat. Hal ini, bagi kita harus menjadi pelajaran. Apabila kita tidak berbuat jujur maka akan mencelakakan kita sendiri kelak. Keberanian merupakan suatu modal untuk mencapai kemajuan. Dalam sejarah, kita banyak belajar bagaimana bangsa yang memiliki keberanian dapat menjadi bangsa yang maju. Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian dalam memperjuangkan cita-cita yang positif. Misalnya, sejarah bangsa Jepang memberikan suatu nilai bagaimana bangsa Jepang dapat menjadi maju seperti saat ini disebabkan oleh nilai-nilai keberanian. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai atau etos kerja yang tinggi. Nilai- nilai tersebut terbentuk melalui proses perjalanan sejarah yang cukup panjang. Nilai-nilai keberanian yang tercermin dalam kelompok Samurai Jepang, kemudian diimplementasikan dalam industrialisasi sehingga tercapai sebuah modernisasi. Modernisasi yang dicapai oleh Jepang berakar dari tradisi Jepang. Perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, banyak mengandung nilai rela berkorban. Mereka berjuang melawan penjajah bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam melawan penjajah, misalnya mereka dipenjara, dibuang ke daerah lain, diasingkan dari pergaulan masyarakatnya. Sebagai contoh, Pangeran Diponegoro pernah dibuang ke Di unduh dari : Bukupaket.com 29 Manado dan Makasar. Para tokoh pergerakan banyak yang dibuang ke Boven Digul daerah Papua sekarang. Boven Digul adalah suatu tempat yang terletak di pedalaman Papua dulu Irian Jaya. Untuk sampai ke daerah ini, harus melalui jalan air yaitu menggunakan kapal. Daerah Boven Digul merupakan daerah rawan penyakit malaria. Banyak para pejuang yang terkena penyakit malaria.Walaupun para pejuang tersebut diperlakukan oleh penjajah dengan perlakukan yang buruk, tidak membuat sikap mereka berubah terhadap penjajah. Sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh para pejuang tersebut patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai edukatif yang kita pegang dari nilai-nilai sejarah, tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita tetap saja harus bersikap kritis terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sikap kekritisan itulah justru yang dapat mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai apa yang dapat kita kembangkan dalam konteks kehidupan saat ini. Janganlah sampai kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah adalah guru kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae”.

2. Bersifat inspiratif