Karakteristik gel Bahan penyusun formula sediaan gel

akan menyebabkan sel lemak terjebak dan menggelembung hingga nampak ke epidermis. Matriks ekstraseluler dan kolagen yang tidak diproduksi dengan baik akan semakin memicu timbulnya selulit. Pengobatan sinergis dari dalam obat oral dan perawatan dari luar topikal adalah cara terbaik untuk memperbaiki tanda dan gejala selulit Rawlings, 2006.

C. Gel

Gel merupakan sistem semi padat, penampakannya jernih dan tembus cahaya. Gel mempunyai kekakuan yang disebabkan oleh jaringan yang saling menganyam, yaitu fase terdispers yang berikatan dengan medium pendispers. Ansel, 1989. Hidrogel adalah gel dengan pelarut air. Hidrogel terbentuk dari molekul polimer hidrofilik yang sambung-menyambung melalui ikatan kimia atau gaya kohesi. Gel tipe ini bersifat lembut dan lunak sehingga meminimalkan iritasi pada kulit, biasanya berpenampilan jernih, memberi efek dingin pada kulit saat diaplikasikan, mempunyai daya sebar yang baik pada kulit, serta tidak lengket dan mudah dicuci dengan air. Pada pemakaian di kulit, setelah kering gel akan meninggalkan lapisan film yang transparan. Viskositasnya hidrogel cenderung rendah sehingga diperlukan optimasi formula untuk menghasilkan hidrogel dengan viskositas yang baik Lieberman, dkk., 1989.

1. Karakteristik gel

Lieberman, Rieger, dan Banker 1989 menyampaikan beberapa karakteristik gel, seperti swelling yaitu mengembangnya gel karena gelling agent dapat mengabsorpsi larutan, dan sineresis yaitu peristiwa keluarnya cairan larutan ke permukaan gel. Hal ini terjadi karena kekuatan ikatan pada matriks gel berkurang sehingga jarak antar matriks berubah. Gel biasanya terbentuk melalui penurunan suhu, namun dapat juga terbentuk dengan pemanasan hingga suhu tertentu. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase gel karena peningkatan suhu disebut thermogelation. Perubahan temperatur dapat menyebabkan gel kehilangan viskositasnya. Gel memiliki sifat tiksotropi yang membuat gel menjadi encer setelah pengadukan dan menjadi semi padat kembali setelah didiamkan beberapa saat. Tiksotropi adalah sifat yang diinginkan dalam suatu sistem sediaan farmasetis untuk mendapatkan sediaan dengan viskositas tinggi namun dapat dituang dari wadahnya dan memiliki daya sebar yang baik Ansel, 1989.

2. Bahan penyusun formula sediaan gel

Secara umum formula gel terdiri dari zat aktif, gelling agent, humektan, serta bahan tambahan misalnya pengawet Voigt, 1995. Bahan antioksidan bisa ditambahkan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang dapat merusak gel. Antioksidan yang biasa digunakan pada gel berbasis air adalah asam askorbat dan natrium sulfit, sedangkan untuk basis minyak digunakan alfatoker vitamin E atau BHA buthylated hydroxyanisole. Chelating agent seperti EDTA dapat ditambahkan untuk mengikat ion logam yang berpotensi merusak kestabilan gel. Bahan penambah aroma ditambahkan untuk menutupi bau dari zat aktif atau obat yang kurang menyenangkan. Dapat digunakan essence dari bunga atau buah. Hal- hal yang hendaknya diperhatikan dalam formulasi gel topikal antara lain pemilihan gelling agent dan pelarut, serta inkompatibilitas antar komponen dalam formula Ansel, 1989.

3. Sifat alir gel

Dokumen yang terkait

UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L. URBAN) DENGAN GELLING AGENT Uji Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban) Dengan Gelling Agent Carbopol 934 Pada Kulit Punggung Kelin

1 5 15

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60 Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) Dengan HPMC SH 60 Sebagai Gelling Agent Dan Uji Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung

2 4 12

Pengaruh konsentrasi hpmc dan propilen glikol terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

6 45 123

Formulasi dan evaluasi sifat fisik sediaan gel ekstrak pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban) dengan gelling agent karpobol 940 dan humektan propilen glikol.

5 44 95

Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

0 0 8

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI CMC NA SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA GEL ANTISEPTIK TANGAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)

0 0 16

Pengaruh variasi jumlah CMC-Na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (pluchea indica (l.) less) - USD Repository

0 0 134

Pengaruh konsentrasi cmc-na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint (oleum mentha piperita l.) - USD Repository

0 0 86

Pengaruh konsentrasi propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) - USD Repository

0 0 120

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent pada sediaan sunscreen gel ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110