Jenis Rancangan Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Analisis Data

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis rancangan eksperimental murni.

B. Variabel dalam Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi CMC-Na dan propilen

glikol dalam formula gel ekstrak pegagan. 2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel organoleptis, pH, daya sebar, dan viskositas dan stabilitas gel perubahan viskositas dan daya sebar. 3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan putar mixer , lama proses mixing gel, suhu inkubator dan kulkas.

4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kualitas

simplisia, suhu dan kelembapan ruangan pembuatan gel.

C. Definisi Operasional

1. Gel adalah sediaan semisolid yang terdiri dari suspensi yang terbuat dari

partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan; penampakannya jernih dan tembus cahaya.

2. Ekstrak kental herba pegagan adalah ekstrak yang berasal dari herba

pegagan, mengandung asiatikosida tidak kurang dari 0,90; kadar air 10; dan kadar abu 16,6 Dirjen POM, 2008. 3. Gelling agent atau basis gel adalah pembentuk massa gel viskositas gel, merupakan komponen utama dalam formulasi sediaan gel.

4. Konsentrasi CMC-Na adalah banyaknya CMC-Na yang berada dalam

formula sediaan, ditulis dengan satuan bb bobot CMC-Na dibanding bobot sediaan. Konsentrasi CMC-Na akan divariasikan pada penelitian ini.

5. Humektan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah drying out lepasnya

air dari sediaan serta mengabsorsi lembab dari lingkungan. Humektan yang digunakan dalam percobaan ini adalah propilen glikol.

6. Konsentrasi propilen glikol

adalah banyaknya propilen glikol yang berada dalam formula sediaan, ditulis dengan satuan bb bobot propilen glikol dibanding bobot sediaan. Konsentrasi propilen glikol akan divariasikan pada penelitian ini. 7. Sifat fisik gel adalah salah satu parameter untuk melihat kualitas sediaan gel. Dalam penelitian ini meliputi organoleptis, pH, daya sebar, dan viskositas.

8. Stabilitas gel adalah kemampuan sediaan gel untuk bertahan pada kriteria yang

ditetapkan selama periode penggunaan atau penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan gel. Dalam penelitian ini ditentukan dari besarnya nilai perubahan viskositas dan daya sebar setelah penyimpanan selama enam siklus pada cycling test dengan metode freeze-thaw.

9. Organoleptis adalah parameter yang diidentifikasi menggunakan panca indra

manusia. Dalam penelitian ini meliputi warna, bau, dan sineresis keluarnya pelarut ke permukaan gel. 10. pH adalah log negatif dari ion hidrogen dalam larutan. Skala pH adalah 0-14, pH 7 dikatakan netral, pH dibawah 7 disebut asam dan pH diatas 7 disebut basa. Sediaan gel topikal yang dihasilkan harus berada pada range pH yang aman bagi kulit yaitu 4,5-6,5. 11. Daya sebar gel adalah kemampuan gel untuk menyebar di permukaan kulit, dihitung dalam satuan luas cm 2 .

12. Viskositas kekentalan adalah parameter tahanan suatu sediaan untuk dapat

mengalir. Dalam penelitian ini diukur menggunakan viskometer Rheosys Merlin II. 13. Variabel bebas adalah besaran yang dapat divariasikan, dalam penelitian ini adalah konsentrasi CMC-Na dan konsentrasi propilen glikol.

14. Respon adalah besaran yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Respon dalam

penelitian ini adalah hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel. Dalam penelitian ini disebut juga variabel tergantung.

15. Pengaruh adalah respon yang dihasilkan karena adanya variasi level variabel.

D. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan meliputi Glassware Pyrex-Germany, neraca analitik OHAUS, centrifuge, mixer Miyako HM-330 190 W 200 V, kaca bulat berskala, satu set beban, inkubator, dan viskometer Rheosys Merlin II USA. Bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak kental herba pegagan, CMC-Na kualitas farmasetis, propilenglikol kualitas farmasetis, metil paraben kualitas farmasetis, aquadest, kertas indikator pH universal.

E. Tata Cara Penelitian

1. Perolehan simplisia herba pegagan

Simplisia tanaman herba pegagan diperoleh dari CV. Merapi Farma Herbal yang telah dikeringkan dengan panas matahari selama 4 hari. Selanjutnya, dilakukan determinasi simplisia untuk memastikan kebenaran bahan yang diperoleh. 2. Pembuatan ekstrak kental herba pegagan Sebelum diekstrak, simplisia dikeringkan dalam oven suhu 40 C selama 24 jam untuk menyamakan tingkat kekeringan simplisia. Setelah itu, simplisia diserbuk dengan grinder dan diayak dengan ayakan nomor mesh 60 hingga diperoleh serbuk halus. Kemudian 350 gram serbuk dimaserasi menggunakan 7 liter etanol 96 selama 48 jam. Hasil maserasi kemudian difiltrasi untuk selanjutnya diuapkan pelarutnya hingga diperoleh ekstrak kental herba pegagan. 3. Pengujian ekstrak kental herba pegagan Pengujian terhadap ekstrak kental yang dihasilkan meliputi kadar air, kadar abu, dan kadar asiatikosida. Uji kadar air dan kadar abu menggunakan gravimetri, sedangkan uji penetapan kadar asiatikosida menggunakan kromatografi lapis tipis densitometri. a. Uji kadar air dan kadar abu Penetapan kadar air dan kadar abu menggunakan gravimetri Lampiran 4c. Cawan kosong ditimbang A. Sampel ditimbang seberat 0,75 g B, kemudian dimasukkan ke dalam cawan. Cawan dipanaskan dalam oven suhu 105 C selama tiga jam hingga berat konstan. Dimasukkan ke dalam eksikator, kemudian ditimbang C. Cawan porselen ditutup lalu dimasukkan ke dalam furnace suhu 600 C selama delapan jam hingga menjadi abu, sampai berat konstan. Dimasukkan ke dalam eksikator, ditimbang D. Kadar air dihitung dengan perhitungan : A+B −C B x 100 Kadar abu dihitung dengan perhitungan : D −A B x 100 b. Uji asiatikosida Analisis kualitatif ekstrak kental pegagan dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT dengan fase diam silika gel 60 F 254 dan fase gerak kloroform:asam asetat glasial:metanol:air 60:32:12:8 serta deteksi bercak dengan pereaksi anisaldesid asam sulfat. Standar yang digunakan adalah asiatikosida 0,0135 g 10 mL diencerkan 4x hingga setara 3,375 mg 10 mL. Penetapan kadar asiatikosida dilakukan dengan mengukur luas area di bawah kurva AUC secara densitometri pada panjang gelombang 360 nm Lampiran 4b. Sampel ditimbang seberat 0,05 g dengan seksama, kemudian diekstraksi dengan 2 mL etanol. Hasil ekstraksi divortex selama dua menit dan disentrifugasi selama tiga menit, diambil fase metanolnya. Fase metanol dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL, add metanol hingga batas tanda. Sebanyak 50 µL sampel ditotolkan pada fase diam, demikian pula standar asiatikosida, dan dimasukkan ke dalam chamber berisi fase gerak. Dielusi hingga batas tanda, lalu disemprot dengan pereaksi. Rf sampel dan standar dibandingkan. Untuk penetapan kadar diukur AUC pada panjang gelombang 360 nm.

4. Pembuatan Formula gel ekstrak pegagan

Formula standar gel dengan basis CMC-Na dalam bb menurut Hamzah 2006 tertulis dalam tabel III. Tabel III. Formula standar gel basis CMC-Na menurut Hamzah 2006 Bahan Komposisi CMC-Na 5 Gliserin 10 Propilen glikol 5 Aquadest ad 100 g Formula gel dietilammonium diklofenak dengan propilen glikol sebagai humektan menurut Melani, Purwanti, dan Soeratri 2005 tertulis dalam tabel IV. Tabel IV. Formula optimasi propilen glikol pada gel dietilammonium diklofenak menurut Melani dkk. 2005 Bahan Komposisi gram I II III IV Dietilammonium diklofenak 1 1 1 1 Carbopol ETD 2002 0,5 0,5 0,5 0,5 Propilen glikol 10 15 20 NaOH 10 1,5 1,5 1,5 1,5 EDTA 0,1 0,1 0,1 0,1 Aquadest ad 100 100 100 100 Selain studi pustaka dan studi hasil penelitian sebelumnya, peneliti melakukan uji pendahuluan orientasi dengan mencoba berbagai rasio konsentrasi CMC-Na dan propilen glikol dalam formula, kemudian membandingkan viskositasnya dengan produk Slimming Gel gel antiselulit ekstrak pegagan dari Mustika Ratu. Hal ini dilakukan dengan harapan gel estrak pegagan hasil penelitian memiliki sifat fisik dan stabilitias fisik yang dapat diterima konsumen. Berdasarkan studi pustaka, studi hasil penelitian sebelumnya, dan uji pendahuluan orientasi, dibuat formula gel ekstrak pegagan yang tertera pada tabel V. Tabel V. Level faktor Tabel VI. Formula gel ekstrak pegagan hasil modifikasi bb Komposisi Bahan Formula I II III IV V Ekstrak pegagan 1 1 1 1 1 CMC-Na 2 2,25 2,5 2,75 3 Propilen glikol 16 15,75 15,5 15,25 15 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Aquadest ad 100 g 100 g 100 g 100 g 100 g

5. Pembuatan gel ekstrak pegagan

Langkah pembuatan gel ekstrak pegagan adalah sebagai berikut: a. Aquadest dimasukkan ke dalam wadah pertama I, kemudian CMC-Na ditaburkan dikembangkan ke dalamnya dan didiamkan selama 24 jam campuran A Level Faktor CMC-Na Propilen glikol Level rendah 2 15 Level tinggi 3 16 b. Propilen glikol dimasukkan ke dalam wadah kedua II, kemudian ditambahkan ekstrak kental pegagan dan metil paraben ke dalamnya, diaduk hingga homogen campuran B c. Campuran B disentrifugasi untuk mengendapkan partikel yang tidak larut dalam propilen glikol d. Campuran B ditambahkan ke dalam A kemudian dicampur hingga homogen dengan menggunakan mixer kecepatan rendah skala 1 selama 5 menit. e. Dimasukkan ke dalam wadah kaca dan diberi label. f. Dilakukan 3 kali replikasi untuk masing-masing formula.

6. Evaluasi sediaan gel : uji sifat fisik dan stabilitas gel estrak pegagan

Uji dilakukan 48 jam setelah gel dibuat. Data uji ini disebut data siklus 0 dan dijadikan kontrol terhadap data siklus lain dalam uji stabilitas fisik. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uji sifat fisik gel 1. Uji organoleptis Pada uji ini gel diamati organoleptisnya, meliputi warna, bau, dan sineresis. 2. Pengukuran pH Pengukuran dilakukan dengan uji menggunakan kertas indikator pH universal yang dicelupkan kedalam sediaan gel, didiamkan sesaat dan dicatat pH nya. 3. Uji daya sebar Uji daya sebar dilakukan dengan menaruh 1 gram gel ditengah kaca bulat berskala, kemudian diatas gel diletakkan kaca bulat tanpa skala. Didiamkan satu menit. Beban 50 gram diletakkan diatas kaca bulat, didiamkan satu menit. Dilakukan berulang hingga penambahan beban sebesar ±125 gram, kemudian diukur diameter gel yang menyebar menggunakan penggaris dan dihitung luas sebarannya dengan rumus luas lingkaran. 4. Uji viskositas Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Rheosys Merlin dengan spindle cone and plate 530mm, dengan cara sebagai berikut: Rheosys Merlin dipastikan online terhubung dengan software Micra pada komputer. Sejumlah gel pegagan dioleskan ke plate , kemudian cone diposisikan untuk memulai pengukuran. Sistem pengukuran, kecepatan putar spindle, jumlah titik pengukuran, interval waktu pengukuran antartitik, dan suhu diatur pada “test definition” Lampiran 5. Pengukuran viskositas dimulai dengan menekan start dan berlangsung dalam waktu tertentu. Viskositas gel dan kurva aliran gel dihasilkan secara otomatis. b. Uji stabilitas gel Uji stabilitas gel dilakukan dengan mengukur perubahan viskositas dan daya sebar pada jangka waktu yang ditentukan. Uji stabilitas dilakukan dengan cycling test metode freeze-thaw. Sediaan disimpan dalam kulkas bersuhu 0 o C selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam inkubator bersuhu 25 o C selama 24 jam. Kedua perlakuan ini adalah satu siklus. Percobaan diulang sebanyak enam siklus. Pada tiap siklus diamati sifat fisik organoleptis dan pH serta diukur daya sebar dan viskositas. Untuk tiap formula, hasil pengukuran pada tiap siklus dibandingkan dengan pengukuran pada siklus 0 sebelum diberi perlakuan freeze- thaw . Perubahan viskositas dihitung dengan rumus sebagai berikut: � ℎ � � = � � � − � � � 6 � � � � 100

F. Analisis Data

Data yang dapat dikuantifikasi akan dianalisis, meliputi data uji sifat fisik viskositas dan daya sebar dan data uji stabilitas fisik perubahan viskositas dan daya sebar. Analisis statistik dilakukan menggunakan software SPSS versi 22, meliputi uji Shapiro-Wilk yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data. Apabila data terdistribusi normal p0,05, berarti data memenuhi persyaratan uji statistik parametrik, maka dilanjutkan dengan uji one way ANOVA dan Levene test untuk melihat homogenitas variansi data. Uji Levene diikuti uji Post Hoc: Tukey untuk nilai p0,05; sedangkan untuk nilai P0,05 diikuti uji Post Hoc: Games Howel. Variabel dikatakan berpengaruh jika nilai p probability value 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95. Apabila data tidak terdistribusi normal p0,05 berarti data tidak memenuhi persyaratan uji statistik parametrik, maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dengan Mann Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna apabila nilai p0,05 dan dikatakan berbeda tidak bermakna apabila nilai p0,05 dengan tingkat kepercayaan 95. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang dikeringkan dan belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain. Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku ekstrak tanaman obat. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan baku obat tradisional atau bahan baku produk yang dibuat dari bahan alam. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatis yang dapat mengurangi mutu simplisia. Mengolah bahan alam menjadi simplisia akan membuatnya tidak mudah rusak dan dapat disimpan lebih lama, paling tidak sampai panen kembali dilakukan Dirjen POM, 1995. Setelah dipanen, herba pegagan dicuci lalu dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Pengeringan di musim hujan dilakukan dengan oven pada suhu 50-60 C selama satu sampai dua hari. Lama pengeringan tergantung cuaca dan kadar air yang diinginkan Darwati, dkk., 2012. Tabel VII menyatakan keterangan dari CV. Merapi Farma Herbal terkait simplisia yang digunakan dalam penelitian. Tabel VII. Keterangan simplisia Asal Simplisia Keterangan Nama tanaman Pegagan Centella asiatica L. Bahan yang diambil Herba Lama pengeringan 4 hari Proses pengeringan Oven dalam ruangan dengan cahaya matahari Daerah asal tanaman Tawangmangu, Jawa Tengah

Dokumen yang terkait

UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L. URBAN) DENGAN GELLING AGENT Uji Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban) Dengan Gelling Agent Carbopol 934 Pada Kulit Punggung Kelin

1 5 15

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60 Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) Dengan HPMC SH 60 Sebagai Gelling Agent Dan Uji Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung

2 4 12

Pengaruh konsentrasi hpmc dan propilen glikol terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

6 45 123

Formulasi dan evaluasi sifat fisik sediaan gel ekstrak pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban) dengan gelling agent karpobol 940 dan humektan propilen glikol.

5 44 95

Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

0 0 8

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI CMC NA SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA GEL ANTISEPTIK TANGAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)

0 0 16

Pengaruh variasi jumlah CMC-Na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan sabun cuci tangan antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (pluchea indica (l.) less) - USD Repository

0 0 134

Pengaruh konsentrasi cmc-na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint (oleum mentha piperita l.) - USD Repository

0 0 86

Pengaruh konsentrasi propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) - USD Repository

0 0 120

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent pada sediaan sunscreen gel ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110