14
sehingga menyebabkan seorang menunda menyelesaikan masalah. Decisional procrastination ini berhubungan dengan kelupaan,
kegagalan proses kognitif, tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat
intelegensi seseorang.
Sedangkan advoidance
procrastination yaitu penundaan perilaku yang tampak. Penundaan ini dilakukan sebagai cara menghindari tugas yang dirasa tidak
menyenangkan dan sulit dikerjakan. Advoidance procrastination. Dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang akan mendatang. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk
prokrastinasi akademik terbagi menjadi dua macam yaitu prokrastinasi
fungsional dan
prokrastinasi disfungsional.
Prokrastinasi disfungsional sendiri ada dua yaitu decisional procrastination dan advoidance procrastination.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik
Menurut Ghufron dan Risnawati 2010, faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua
macam, yaitu faktor internal dan eksternal. a. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu
meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1 Kondisi fisik individu
Menurut Bruno Ghufron dan Risnawati, 2010, faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya
prokrastinasi akademik adalah keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu, misalnya fatigue. Seseorang yang
mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak.
Sedangkan tingkat intelegensi seseorang tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi.
2 Kondisi psikologis Individu
Menurut Miligram, dkk Rizvi, 1998, trait kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku
penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam
berhubungan sosial. Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif. Semakin
tinggi motivasi instrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya
untuk pokrastinasi akademik. b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi yang berasal dari luar individu sendiri. Faktor-faktor
tersebut ialah pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1 Pola Asuh Orang Tua Penelitian Ferarri dan Ollivete Ghufron, 2003
menemukan bahwa tingkat
pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi
yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan. Ibu yang memiliki
kecenderungan melakukan
advoidance procrastination menghasilkan anak perempuan yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan advoidance procrastination pula.
2 Kondisi Lingkungan Menurut Millgram Rizvi, 1998, kondisi lingkungan
lenient prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada
lingkungan yang penuh pengawasan. Tingkat atau level sekolah, juga terletak di desa ataupun di kota tidak
mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang Ghufron, 2003.
17
Sementara itu Surijah dan Tjundjing 2007 dari penelitian yang dilakukan menemukan empat faktor yang dapat
mempengaruhi prokrastinasi, yaitu : a Tingkat Asertivitas Sebuah Tugas
Stell 2007 mengungkapkan secara alami individu akan menghindari situasi yang tidak menyenangkan bagi
dirinya. Demikian
juga dengan
tugas akademik,
karakteristik tugas yang mempunyai porsi lebih berat cenderung dihindari. Contoh tugas skripsi yang memiliki
beban berat membuat mahasiswa cenderung untuk menghindarinya.
b Orientasi terhadap Waktu Stell 2007 menyebutkan individu akan semakin
besar kecenderungan melakukan prokrastinasi apabila tenggang waktu yang diberikan masih longgar.
c Perfeksionisme Penelitian Gunawinata, Nanik dan Lasmono 2008
memberikan kesimpulan bahwa perfeksionisme turut berperan pada mahasiswa skripsi, namun hanya dapat
menjelaskan sebesar 7,7 dari hubungannya dengan prokrastinasi.
18
d Usia dan Gender Stell 2007 menyebutkan penelitian mengenai
demografi prokrastinasi tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan
antara laki-laki
dan perempuan
dalam kemunculan perilaku prokrastinasi, akan tetapi laki-laki
dapat dikatakan lebih rentan daripada perempuan. Semakin matang
usia, semakin
terjadi penurunan
perilaku prokrastinasi dengan korelasi sebesar -0.15.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal,
yaitu faktor yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor dari luar individu. Faktor tersebut dapat
memunculkan perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang akan menjadi katalisator.
B. Pola Asuh Demokratis