1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat
penting, namun sampai sekarang masih dijumpai ketidaksiapan dalam melaksanakan tuntutan tersebut. Mengulur waktu dan melakukan penundaan
terhadap tugas dan kewajiban adalah salah satu ketidaksiapan yang masih terjadi sekarang Yemima, 2008.
Prokrastinasi dalam American College Dictionary Burka Yuen, 1983 berasal dari kata procrastinate yang diartikan menunda untuk
melakukan sampai waktu atau hari berikutnya. Orang yang melakukan perilaku menunda disebut penunda prokrastinator. Gejala-gejala perilaku
menunda lebih banyak terjadi dalam pendidikan yang sering disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik itu sendiri terjadi karena
kebanyakan mahasiswa salah dalam mempresepsikan tugas akademik, mereka memandang bahwa tugas sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan,
sehingga merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga menunda-nunda dalam menyelesaikan.
2
Penelitian di Amerika Utara menggambarkan keadaan pendidikan yaitu, kurang lebih 70 pelajar memunculkan prokrastinasi. Konsekuensi
negatif dari prokrastinasi ini seperti perfoma yang kurang, mutu kehidupan individu berkurang, pengaruh negatif dan menurunnya prestasi Knaus, 1992.
Penelitian Kartadinata dan Tjundjing 2007 di salah satu Perguruan Tinggi di Surabaya terdapat 95 atau 60 subyek dari angket yang disebarkan mengaku
pernah melakukan prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi adalah rasa malas mengerjakan tugas 42
dan banyak tugas lain yang harus dilakukan 25. Berdasarkan hasil penelitian Nela 2013 dari 157 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya diketahui bahwa sebanyak 56,7 mahasiswa memiliki prokrastinasi akademik yang tergolong cenderung tinggi hingga sangat tinggi.
Adanya kecenderungan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga dibuktikan
dengan hasil pra survey kepada 30 mahasiswa Jurusan Psikologi yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016 dengan menyebarkan kuisioner yang
mengacu pada indikator prokrastinasi akademik menurut Ferrari, Jhonson, McCown 1995 yaitu sebagai berikut: 1 penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi; 2 keterlambatan dalam mengerjakan tugas; 3 kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual;
4 melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dari hasil pra survey dapat disimpulkan bahwa pada mahasiswa Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdapat 16 yang
mengaku melakukan kecenderungan prokrastinasi akademik dengan kategori sangat tinggi, terdapat 10 mahasiswa yang melakukan kecenderungan
prokrastinasi akademik dengan kategori tinggi, 49 mahasiswa melakukan kecenderungan prokrastinasi akademik dengan kategori sedang, dan juga 25
mahasiswa melakukan kecenderungan prokrastinasi akademik dengan kategori kurang. Dari 30 mahasiswa tersebut diketahui bahwa 33 merupakan
mahasiswa semester 2, 46,7 mahaiswa semester 8, 10 mahasiswa semester 6 dan 10 mahasiswa semester 4. Jadi, dapat di simpulkan dari 100 terdapat
75 atau dari 30 mahasiswa terdapat 23 mahasiswa yang melakukan kecenderungan prokrastinasi akademik dalam kategori sangat tinggi hingga
sedang. Menurut Ferrari, dkk 1995 prokrastinasi akademik berdampak
negatif dan merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian karena berpengaruh bagi mahasiswa itu sendiri dan bagi orang lain atau
lingkungan berupa hasil yang tidak optimal. Mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik belum tentu tidak pernah melakukan prokrastinasi, hanya
saja kadarnya berbeda. Sirois 2004 menyebutkan prokrastinasi memberikan konsekuensi negatif kepada pelakunya, dampak yang diberikan dari
prokrastinasi tersebut adalah performa akademik yang rendah, stress yang tinggi, menyebabkan penyakit, menimbulkan kecemasan. Djamarah 2002
menyebutkan prokrastinasi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kehidupan prokrastinator. Perilaku prokrastinasi merasa tidak nyaman dengan aktivitasnya yang diakibatkan penundaan yang dilakukan terhadap suatu
aktivitas. Bruno 1998 menyatakan prokrastinasi dapat mempengaruhi mutu kehidupan seseorang. Kebiasaan menunda yang muncul terus menerus pada
diri mahasiswa akan memberikan efek negatif pada kehidupan mahasiswa tersebut begitu juga pada akademiknya.
Gufron dan Rini 2010 menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor
internal itu antara lain: a fatigue kelelahan fisik, b keyakinan-keyakinan irrasional, c trait kepribadian, d motivasi dan e batas waktu. Sedangkan
faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain : a pola asuh orang
tua dan b lingkungan. Ferrari dalam Yemima, 2008 menjelaskan bahwa prokrastinasi muncul
tidak terlepas dari trauma masa kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan anak. Anak cenderung dituntut oleh orang tua dalam bidang apapun sehingga
memunculkan kecemasan, kekhawatiran, dan ketidakberartian jika tidak bisa memenuhi harapan para orang tua yang pada akhirnya memicu anak menunda-
nunda melakukan pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Hasil penelitian Ferrari menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter dari ayah menyebabkan munculnya kecenderungan prilaku prokrastinasi yang
kronis pada subyek penelitian anak wanita. Setiap orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya, sehingga seringkali orang tua
menetapkan aturan-aturan dan disiplin untuk dipatuhi oleh anak. Seringkali apa yang dianggap baik oleh orang tua belum tentu dianggap baik pula oleh
anak, sehingga hukuman dan disiplin yang diterima cenderung dipahami negatif oleh anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Candra 2014 tentang faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI SMA N
Kabupaten Temanggung menunjukkan bahwa 75 faktor penyebab prokrastinasi adalah kondisi keluarga. Menurut Bruno 1998 seorang
mahasiswa memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik disebabkan karena pengaruh internal yang meliputi kondisi fisik seperti kelelahan dan
kondisi psikologis seperti rendahnya kontrol diri, dan penghargaan diri. Dalam penelitian ini, faktor eksternal diangkat untuk diteliti yaitu pola
asuh orang tua yang demokratis. Pola asuh demokratis adalah pola mengasuh orang tua dengan memprioritaskan kepentingan anak, bersikap realistis pada
kemampuan anak dan memberi kebebasan anak. Seseorang yang memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik yang tinggi atau rendah pasti tidak
terlepas dari kondisi keluarga anak tersebut. Ketika dalam pengasuhan orang tua banyak memberikan dampak yang negatif kepada anak maka anak akan
merefleksikannya kepada bidang akademik. Hal ini juga terefleksi ketika anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mendapatkan tugas dari guru, dosen atau pengajar lainnya, anak cenderung melakukan prokrastinasi akademik atau tidak dalam melakukan tugasnya, ini
bisa terjadi karena anak terbiasa diperlakukan demikian didalam lingkungan keluarga.
Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak
mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak Gunarsa, 1995. Dengan kata lain, pola asuh demokratis ini memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang
telah ditetapkan orang tua. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh pengertian terhadap anak mana yang boleh dilakukan
dan mana yang tidak. Hal tersebut dilakukan orang tua dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Berdasarkan latar belakang di atas pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penyebab kecenderungan prokrastinasi akademik, dalam
penelitian ini mencoba untuk mencari hubungan antara pola asuh orang tua yang demokratis dengan prokrastinasi akademik dewasa muda, dimana antara
keduanya ini berlawanan. Semakin baik tingkat pola asuh demokratis maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa, sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti “apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua yang demokratis
dengan kecenderungan
prokrastinasi akademik
pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mahasiswa Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
”.
B. Rumusan Masalah
Apakah pola asuh orang tua yang demokratis mempunyai hubungan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Psikologi Fakultas Psikologi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta? C.
Tujuan Penelitian Mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua yang
demokratis dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Psikologi Fakultas Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu dalam bidang psikologi pendidikan dan perkembangan khususnya berkaitan
dengan prokrastinasi akademik. Selain itu hasil penelitian dapat dijadikan sumber bacaan lagi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan prokrastinasi
akademik. 2.
Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memperlihatkan bagaimana pola pengasuhan masa
kecil akan mempengaruhi kecenderungan prokrastinasi akademik saat menempuh pendidikan. Dengan demikian dapat membantu pihak-pihak
yang terkait seperti orang tua dan individu untuk meminimalisir kecenderungan
prokrastinasi akademik.
8
BAB II LANDASAN TEORI