118
Dengan uraian di atas dapat diartikan bahwa dengan adanya motivasi akan mampu memberikan dorongan sehingga mampu mendukung pewartaan di
dalam belajar PAK. Dengan demikian aspek kateketis dalam motivasi belajar PAK terlihat dari hasil belajar yang dicapai. Pada saat hasil belajar tercapai maka
apabila dalam belajar PAK memberikan materi mengenai iman, ajaran kitab suci, ajaran gereja katolik akan membawa materi tersebut pada pencapaiannya. Setelah
tercapai maka aspek motivasi mempengaruhi katekese.
D. Refleksi atas Hasil Penelitian
Pendidikan termasuk Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu keutamaan dalam kehidupan manusia. Karena melalui pendidikan manusia dapat
bertumbuh dan berkembang dalam seluruh aspek kehidupannya. Dengan demikian sangatlah penting jika semua pribadi dapat mengalami dan merasakan pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi karena pendidikan merupakan bekal utama bagi setiap pribadi dalam hidup dan kehidupannya.
Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan saat ini ternyata masih banyak kaum muda yang belum menganyam pendidikan terkhusus Pendidikan Agama
Katolik. Hal ini terlihat masih banyak anak-anak yang menghabiskan waktu mereka untuk mengemis dan meminta-minta di jalanan karena faktor ekonomi
yang menghimpit mereka. sehingga dari kegiatan berdasarkan pengalaman tersebut setelah dewasa mereka menjadi generasi yang mempunyai bassic sebagai
pengemis dan minta-minta. Bertolak dari itu, kaum muda yang sudah menempuh pendidikan pun masih ada yang belum memahami apa yang didapatkan selama
menempuh dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan banyak faktor, diantaranya
119
selama proses belajar mereka hanya asal mengikuti saja demi mendapatkan nilai sehingga kedalaman dari belajar tersebut tidak mereka dapati, selama proses
belajar mereka kurang mendapatkan kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan mereka masing-masing karena tuntutan kurikulum yang membuat
guru selalu terpaku dengan tuntutan tersebut sehingga model pembelajaran yang dibuat selalu monoton dan hal ini membuat peserta didik kurang berproses dengan
baik didalam kegiatan belajar, dan dalam proses pembelajaran masih ada kesan bahwa guru lebih aktif daripada siswa, sehingga siswa hanya akan mendengarkan
penyapaian materi oleh guru dan merasa bosan. Seperti yang telah dipaparkan di latar belakang, bahwa Proses pendidikan
di sekolah termasuk Pendidikkan Agama Katolik PAK yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya
interaksi belajar mengajar atau proses belajar mengajar PBM. Keberhasilan PBM ini ditentukan melalui kerjasama dan keterlibatan antara siswa dan guru.
Dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu
digunakan. Pada pelaksanaannya, proses pembelajaran masih ada kesan bahwa guru
lebih aktif daripada siswa, Sehingga siswa hanya akan mendengarkan penyapaian materi oleh guru dan merasa bosan. Dapat dikatakan siswa menjadi individu yang
pasif dan kurang percaya diri. Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini KTSP menuntut siswa yang berperan aktif dalam membangun konsep dalam diri. Jadi
menurut KTSP kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas menjadi hidup. Tentu untuk
120
menciptakan suasana kelas yang demikian harus ada motivasi didalam diri siswa- siswi sehingga ada dorongan untuk terlibat aktif. Pada saat penulis praktek PPL
ditingkat SMA, penulis melihat ada siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Pada saat interaksi tanya jawab juga ada
siswa yang masih malu-malu menyampaikan pendapatnya. Persoalan di atas merupakan bagian dari kurangnya pendidikan.
Kurangnya pendidikan menyebabkan banyak kaum muda mudah jatuh dalam berbagai berbagai persoalan kehidupan. Kejahatan tersebut meliputi kejahatan dan
perilaku negatif yang terjadi dimana-mana. Banyak kaum muda menjadi pelaku utama dari kejahatan tersebut. Misalnya pencurian, pemerkosaan, perampokan,
pembunuhan, narkoba dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu akibat dari kurangnya pendidikan. Dengan demikian pengetahuan dan wawasan mereka
menjadi sempit. Melihat situasi yang terjadi tersebut maka Gereja Katolik melalui sekolah-
sekolah katolik maupun non Katolik memberikan jembatan terhadap situasi ini. Jembatan tersebut yaitu berupa pelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah-
sekolah. Melalui pelajaran PAK di sekolah diharapkan mampu membawa generasi muda mencapai tujuan hidup mereka yang sesungguhnya. Terlepas dari sekolah
sebagai tempat untuk pendidikan. Seharunya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara juga mengambil andil untuk pembentukan pribadi yang baik bagi setiap
individu kaum muda. Berbicara mengenai pelajaran PAK seperti yang diuraikan diatas, yang difokuskan dalam penulisan ini dalah mengenai model pembelajaran
yang inovatif bagi peserta didik agar dengan model pembelajaran yang inovatif
121
tersebut mampu membawa peserta didik pada ketertarikan sehingga mempunyai motivasi yang tinggi dalam hidupnya untuk meraih cita-cita dan impian mereka.
Salah satu model pembelajaran yang dirasa baik untuk digunakan adalah model pembelajaran kooperatif, tepatnya model pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together. Penulis tertarik dengan model ini karena adanya aktifitas pada siswa, adanya interaksi pada siswa, dan mengembangkan motivasi
siswa, serta membangkitkan motivasi siswa. Dengan adanya tiga aspek ini, yaitu aktivitas siswa, interaksi siswa, dan motivasi, diharapkan peserta didik mampu
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi pribadi yang sungguh-sungguh peduli terhadap sesama,
bertanggung jawab, dan mampu menjadi diri sendiri sehingga dengan itu mampu mewujudkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia.
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dengan judul: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS XI DI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 20152016, ternyata sungguh memberikan manfaat bagi penulis dan juga lembaga pendidikan tempat penulis melaksanakan penelitian ini.
Melalui penelitian ini, penulis semakin mengetahui bahwa model pembelajaran yang inovatif terkhusus model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together cukup memberikan semangat baru bagi siswi kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta. Melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
ini siswi dapat dibantu untuk semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan kerpibadian mereka terutama dalam aspek kooperatif, dimana mereka melalui
122
proses interaksi dilatih untuk memahami satu dengan yang lainnya yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
Melalui penelitian ini pula, penulis dapat memberikan sumbangan bagi lembaga pendidikan sebagai salah satu upaya memperbaiki kekurangan dan
kelamahan dalam pelajaran pendidikan agama katolik menjadi lebih baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak
lanjut dalam model pembelajaran koopeatif terhadap motivasi belajar PAK siswi kelas XI tahun ajaran 20152015 sudah baik. Namun hal ini perlu ditingkatkan
lagi melalui model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan relevan, serta pendekatan pembelajaran yang sesuai, pemilihan sarana dan prasarana pendukung
yang cocok dan sesuai serta pemilihan materi dan sumber belajar yang cocok. Dan yang terpenting adalah agar guru sungguh mampu menjadi motivator dan
fasilitator yang baik bagi peserta didiknya. Melalui penelitian ini penulis memperoleh banyak nilai yang sungguh
berguna bagi penulis sebagai calon pewarta dan pendidik. Kesabaran, ketekunan dan pergulatan diri membantu penulis untuk selalu semangat, menjadi manusia
yang haus akan kebenaran, dan memiliki daya juang yang tinggi dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian. Doa, harapan, dan penyerahan diri yang total kepada
Tuhan menggerakkan penulis untuk selalu berserah diri pada Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penolong utama dalam penulisan skripsi ini. Dan yang
sungguh melekat didalam hati serta jiwa ini adalah dimana penulis sungguh- sungguh bisa melihat danmerasakan siapa sesama yang sesungguhnya dan peran
sesama bagi penulis dalam perjalanan yang penulis rasa sangat berat untuk dijalani. Dimana seiring waktu berjalan dan usia terus bertambah, maka
123
bertambah pula kewajiban dan tanggung jawab yang besar. Tidak ada yang mampu memahami kewajiban dan tanggung jawab tersebut kecuali Tuhan Yesus,
dengan pengalaman ini mengasah ketajaman batin penulis sebagai manusia yang rapuh dan tak berdaya.
Penulis sangat menyadari bahwa segalanya tidaklah mudah. Tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Berkat usaha, perjuangan, air mata, doa-doa
orang tercinta, dukungan dari sahabat-sahabat, dan penyerahan diri yang total kepada Tuhan sehingga segalanya dapat berjalan dengan baik. Penulis menyadari
pula masih sangat banyak kekurangan namun berkat bantuan Rahmat Tuhan semuanya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan motto yang
penulis pegang teguh sampai saat ini yaitu apa artinya belajar pada hari kemarin dan hari ini, jika kita tidak mampu menghadapi hari esok. Dengan berpijak pada
Kitab Suci Injil Matius 7:7, Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Penulis memiliki suatu keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatunya akan mampu kita raih dan indah pada waktunya apabila kita mampu mengadapi hari
esok dan mau mengetoknya kepada Kuasa Tuhan, tentunya dengan usaha dan kerja keras.
Melalui penelitian ini, penulis belajar hal terpenting yaitu menganalisis dan mengolah suatu permasalahan atau problem melalui permasalahan dalam
skripsi ini. Melalui program SPSS penulis sangat terbantu dan sungguh belajar apa itu data dan bagimana untuk mengolahnya menjadi hasil yang baik dan
mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam dunia pendidikan menganalisis dan mengolah suatu permasalahan ini sangatlah penting. Karena sedikit banyaknya
124
pasi akan menggunakan analisis dalam melihat hasil belajar para siswanya dan untuk mengetahui apakah mereka berhasil didalam belajar atau tidak.
Bagi penulis seluruh proses dan pengalaman yang diperoleh dalam penulisan skripsi dan penelitian menjadi suatu pembelajaran yang sungguh
berguna bagi penulis. Apalagi dalam penelitian ini penulis harus mengajar dan menghadapi siswi di kelas dan bagaimana mengelola kelas dengan baik, sehingga
dengan pengalaman ini membantu penulis untuk melihat sejauh mana penulis bisa menjadi guru yang baik dan melatih mental penulis ketika kelas pekerjaan penulis
menjadi seorang guru sungguhan. Pengalaman berharga ini akan selalu penulis ingat dan sebagai dasar untuk menjadi pendidik yang mampu menjadi jembatab
bagi peserta didik dan mempunyai dedikasi yang baik sehingga mampu membawa peserta didik kepada kerajaan Allah yang benar-benar nyata bisa dirasakan ole
mereka. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut penulis semakin tergugah untuk menjadi pendidik yang handal dan berguna bagi keluarga, Gereja,
masyarakat, bangsa dan negara. Penulis juga berusaha untuk mengembangkan apa yang penulis dapatkan ini dimana penulis bertugas nanti. Penulis merasa bahwa
pengalaman dan seluruh proses yang penulis dapatkan ini amatlah penting bagi peserta didik maupun yang tidak bisa memperolah pendidikan dengan baik.
Dimana melalui proses ini penulis ingin mengajarkan bagi mereka untuk menghadapi proses kehidupan mereka dalam menjalani hidup mereka di dalam
menuntut ilmu ataupun menjalani kehidupan sehari-hari demi mencapai kerajaan Allah di dalam hidup mereka.
125
E. Keterbatasan Penelitian