113
Keterangan : Kriteria pengujian
a Jika signifikansi 0,05, maka Ho ditolak
b Jika signifikansi 0,05, maka Ho diterima.
Dari output dapat dilihat bahwa Signifikansi 2-tailed adalah 0,000. Karena signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan nilai tes antara sebelum dan setelah perlakuan.
B. Pembahasan Hasil Penelitan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa pretest-posttest dalam penelitian ini yang diisi oleh populasi sejumlah 111 orang oleh siswi dan
hanya diambil sampel sebanyak 95 orang siswi. Setelah itu, sampel sebanyak 95 orang tersebut dianalisis menggunakan uji normalitas. Uji normalitas data
bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak normal.
Dari pengujian hipotesis perkelas dan keseluruhan kelas XI di SMA Santa Maria diperoleh rincihan hasil sebagai brikut:
1. Hasil Uji hipotesis untuk perbedaan selisih hasil nilai pretest ke posttest
pada sampel sebanyak 95 orang.
Dari hasil analisis deskriptif terlihat jelas bahwa mean rata-rata dari sebelum perlakuan memiliki nilai pretest sebesar 78.37 dan posttest sebesar 91.17.
Nilai mean tersebut diperoleh dari uji wilcoxon, karena data tidak berdstribusi normal. Berdasar data nilai mean tersebut terlihat jelas bahwa ada perbedaan nilai
114
rata-rata yang cukup baik karena terjadi peningkatan yang cukup tinggi setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Selisih nilai Mean antara pretest ke posttest terlihat melalui gambar frekuensi selisih nilai yang menunjukan ada perbedaan nilai mean yang signifikan
dari motivasi sebelum perlakuan dan motivasi setelah perlakuan. Dari uji hipotesis diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan
data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Perbedaan tersebut dikarenakan Signifikansi kurang dari
0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, dengan adanya perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menimbulkan perbedaan yang
signifikan.
2. Uji hipotesis untuk melihat perbedaan hasil selisih nilai pretest ke posttest
pada setiap kelas yaitu kelas IPA, Bahasa, IPS1 dan IPS2.
a. Kelas XI IPA
Dari analisis deskriptif terlihat jelas bahwa selisih mean setelah perlakuan meningkat lebih tinggi daripada sebelum perlakuan. Selisih perbedaan nilai mean
sebelum perlakuan dan nilai mean setelah perlakuan diperoleh dengan membandingkan antara mean awal dan mean setelah perlakuan. Peningkatan
jumlah skor pretest ke posttest dapat terlihat pada gambar frekuensi hasil statistik di atas.
Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil signifikansi .000 sehingga Ho ditolak. Karena Ho ditolak maka ada perbedaan antara sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan. Karena ada perbedaan setelah perlakuan maka kelas XI IPA termotivasi dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
115
b. Kelas XI Bahasa
Dari analisis deskriptif terlihat bahwa mean setelah perlakuan terjadi perbedaan nilai. Perbedaan tersebut terlihat pada selisih angka sebelum perlakuan
yaitu 61.18 dan setelah perlakuan 45.04. Ini berarti nilai mean pada kelas XI Bahasa terjadi penurunan. Berdasarkan penurunan data tersebut berarti hasil
pretest ke posttest pada kelas XI Bahasa menurun. Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil signifikansi .000 sehingga Ho
ditolak. Karena Ho ditolak maka ada perbedaan antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Tetapi, perbedaan tersebut menurun. Ini berarti pada kelas XI
Bahasa model pembelajaran kooperatf tipe NHT tidak berdampak. c.
Kelas XI IPS 1 Dari analisis deskriptif terlihat jelas bahwa selisih mean setelah perlakuan
meningkat lebih tinggi daripada sebelum perlakuan. Selisih perbedaan nilai mean sebelum perlakuan dan nilai mean setelah perlakuan diperoleh dengan
membandingkan antara mean awal dan mean setelah perlakuan. Peningkatan jumlah skor pretest ke posttest dapat terlihat pada gambar frekuensi hasil statistik
diatas. Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil signifikansi .000 sehingga Ho
ditolak. Karena Ho ditolak maka ada perbedaan antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Karena ada perbedaan setelah perlakuan maka kelas XI IPS1
termotivasi dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe NHT. d.
Kelas XI IPS 2 Dari analisis deskriptif terlihat jelas bahwa selisih mean setelah perlakuan
meningkat lebih tinggi daripada sebelum perlakuan. Selisih perbedaan nilai mean
116
sebelum perlakuan dan nilai mean setelah perlakuan diperoleh dengan membandingkan antara mean awal dan mean setelah perlakuan. Peningkatan
jumlah skor pretest ke posttest dapat terlihat pada gambar frekuensi hasil statistik diatas.
Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil signifikansi .000 sehingga Ho ditolak. Karena Ho ditolak maka ada perbedaan antara sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan. Karena ada perbedaan setelah perlakuan maka kelas XI IPS2 termotivasi dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
C. Refleksi Kateketis