Motivasi Belajar PAK Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered-heads together terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Katolik siswi kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta.

55 kepada setiap individu kemudian menciptakan suatu kepercayaan dalam berfikir bersama. Kepercayaan tersebut menimbulkan interaksi sosial. Dari interaksi yang mereka dapatkan tersebut akan memampukan mereka untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Dengan demikian, jika dikaitkan dengan konteks PAK, maka model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini merupakan sebuah model pembelajaran berbasis kooperatif yang dirancang mempengaruhi pola interaksi siswa dalam berfikir bersama, di mana masing-masing siswa yang telah diberi nomor dalam kelompoknya bekerja sama dalam kegiatan diskusi belajar PAK.

C. Motivasi Belajar PAK

1. Pengertian Motivasi Belajar PAK

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar. Motivasi memberi semangat seorang pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajarnya. Motivasi timbul dari dorongan-dorongan yang asli atau perhatian yang diinginkan. Menurut Wexley dan Yukl dalam As‟ad, 1997 motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif dorongan. Dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan yang menjadi motif dorongan. Menurut Mitchell dalam Winardi, 2002 motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela volunter yang diarahkan pada tujuan tertentu. Soemanto 2007 secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena perilaku manusia itu selalu bertujuan, kita dapat 56 menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalam diri seseorang. McDonald dalam Soemanto, 1987 mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Winkel 1991:93, menjelaskan bahwa motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan yang memenuhi kebutuhan itu. Motif merupakan daya-daya penggerak di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau disposisi internal kesiapsiagaan. Dan motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat- saat tertentu. Kaitan antara motif dan motivasi itu tertampung dalam istilah „‟lingkaran motivasi‟ yang memiliki tiga-rantai dasar, yakni: a. Pertama, timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan di dorong untuk memenuhi kebutuhan itu; b. Kedua, bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan yang dihayati. Tujuan itu dapat dinilai sebagai suatu yang positif, yang ingin diperoleh; atau dapat dinilai sebagai sesuatu yang negatif, yang ingin dihindari; c. Ketiga, tujuan tercapai, sehingga orang merasa puas dan lega, karena kebutuhan telah terpenuhi. Pendapat di atas juga di kemukakan oleh Sadirman dalam bukunya „‟interaksi dan motivasi belajar mengajar‟‟ 2014:73 yang menyatakan bahwa motivasi dan motif berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan 57 motivasi timbul karena adanya motif. motif merupakan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan daya penggerak di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. terjadinya motif meliputi tiga unsur, yaitu: terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu, munculnya rasafeeling seseorang, dan dirangsang karena adanya tujuan. Yamin 2003: 80 berpendapat, bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Dan menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 97, motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan. Pendapat lain Donald Hamalik, 2008: 158 mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Selanjutnya Sriyanti 2009: 8 motivasi merupakan tenaga penggerak bagi aktivitas belajar anak. Motif motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu perbuatan. Dengan motif Motivasi yang kuat anak mempunyai banyak tenaga yang mendorong belajar, sehingga aktivitas belajarnya lebih bertahan lama. Motivasi yang ada dalam diri seseorang tidak selalu timbul dengan sendirinya. Motivasi dapat ditimbulkan, diperkembangkan dan diperkuat. semakin kuat motivasi seseorang, semakin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan. Demikian pula, semakin orang mengetahui tujuan yang akan dia capai 58 dengan jelas, apalagi kalau tujuan itu dia anggap penting, semakin kuat pula usaha untuk mencapainya, semakin kuat juga motivasi untuk mencapainya. Dari pengertian di atas, maka akan ada kaitannya dengan anak-anak. Anak-anak akan memiliki motivasi yang tinggi apabila mereka merasa memiliki kemampuan terhadap objek yang dipelajari. Misalnya anak yang merasa memiliki kemampuan dalam hal agama, maka anak tersebut memiliki motivasi yang tinggi belajar agama. Anak yang memperoleh nilai Agama yang rendah, tidak sesuai dengan harapan guru. Anak tersebut beranggapan bahwa belajar agama itu sulit sehingga kurang termotivasi dalam mempelajari agama. Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap suatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswa ada motivasi untuk mempelajarinya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak ada motivasi untuk mempelajarinya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan Djamarah dan Zain, 2002:182. Memberikan motivasi berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PAK adalah suatu dorongan atau keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan individu tersebut melakukan kegiatanaktivitas belajar untuk mencapai tujuannya. Dapat pula diartikan sebagai pemberian atau penimbulan motif daya-daya penggerak. Jika dikaitkan dengan PAK, maka motivasi belajar PAK adalah suatu dorongan 59 atau keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan individu tersebut melakukan kegiatanaktivitas belajar untuk mencapai tujuan belajar PAK.

2. Faktor yang menimbulkan Motivasi belajar PAK

Dalam usaha membangkitkan motivasi belajar anak didik, ada enam faktor yang harus dikerjakan oleh guru Djamarah, 1994:38, yakni: a. membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar, b. menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, c. memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari, d. membentuk kebiasaan belajar yang baik, e. membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok, f. menggunakan metode yang bervariasi Dari keenam faktor tersebut di atas, penulis rasa cocok untuk ditapkan di dalam PAK. Jika faktor ini sungguh dikerjakan dengan maksimal dalam kegiatan belajar PAK, maka akan mencapai hasil yang cukup memuaskan dan mampu memenuhi tujuan yang hendak di capai guru dalam kegiatan belajar PAK. Memang cukup sulit bagi guru jika semua faktor ini bisa diterapakan pada peserta didik, karena guru harus secara terus-menerus untuk melakukan kegiatan ini dan juga perlu persiapan yang cukup matang. Secara otomatis saat membuat persiapan ini guru perlu benar-benar menyiapkan energi yang lebih agar hasilnya bisa 60 maksimal. Namun demikian, akan berdampak positif pada siswa yang menerimanya dengan baik.

3. Fungsi Motivasi belajar PAK

Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai fungsi motivasi dalam belajar. Spesifiknya yaitu motivasi belajar PAK. Untuk belajar diperlukan adanya motivasi. Motivasi sangatlah penting di dalam PAK karena hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang akan diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yang di paparkan oleh Sadirman 2014:85, yakni: a. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi bisa dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyusihkan perbuatan- perbuatan yangf tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Bertolak dari ketiga hal di atas, Hamalik 2008: 108 mengemukakan tiga fungsi motivasi. Fungsi tersebut ialah: 1. mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, 61 2. motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, 3. motivasi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Tidak kalah penting yang perlu diingat adalah bahwa motivasi siswa dalam pelajaran pendidikan agama katolik harus sangat diperhatikan. Karena bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Bagi guru sendiri, ketika guru memiliki motivasi yang kuat di dalam dirinya maka akan mampu menumbuhkan motivasi belajar dari siswa. Dan ini sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar PAK adalah sebagai penggerak dan pengarah dalam melakukan kegiatan belajar PAK. Jika fungsi ini merupakan bagian di dalam PAK seperti yang dimaksudkan di atas, maka daya yang dihasilkan dari fungsi tersebut akan sangat berengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang baik pada siswa. Siswa akan mengikuti pelajaran PAK dengan semangat karena ada dorongan dari dalam diri mereka untuk belajar. Selain itu, ada interaksi yang mendalam juga antara guru dan anak didiknya. Dengan interaksi ini maka akan tercipta suatu komunikasi yang baik antara guru dan anak didik, terlebih-lebih komunikasi antara siswa dengan siswa.

4. Macam-Macam Motivasi Belajar PAK

Berbicara tentang macam motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang akan diuraikan sebagai berikut Sadirman, 2014:86: 62 a. Motivasi dilihat dari dasar terbentuknya 1 Motif atau Motivasi Bawaan Yang dimaksud motif atau motivasi bawaan adalah motif atau motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, dll. 2 Motif atau Motivasi yang dipelajari Maksudnya adalah motif atau motivasi yang timbul karena dipelajari. Sebagai contohnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat, dll. b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis 1 Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya : kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. 2 Motif darurat. Yang termasuk motif jenis ini antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dan untuk memburu. 3 Motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk menaruh minat. motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif. c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya : reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 63 d. Motivasi Inrinsik dan ekstrinsik 1 Motivasi intrinsik Yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2 Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif yng aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga dipuji pacarnya, atau temannya. Dari beberapa sudut pandang yang dipaparkan Sadirman di atas, penulis akan menerapkannya di dalam kegiatan belajar PAK. Maka, guru akan mempunyai dasar yang kuat karena memiliki refrensi tentang pemahaman bagaimana memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya, terutama belajar PAK.

5. Sumber Motivasi Belajar PAK

Madul Majid 2013:309 mengatakan perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada perkembangan kebutuhan psikis atau rohhaniah. Begitu juga halnya dengan sumber motivasi siswa berbeda-beda. Ada dua macam model motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasai instrinsik adalah model motivasi dimana siswa termotivasi untuk 64 mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan tugas. Motivasi ekstrinsik adalah model motivasi dimana siswa yang terpacu karena berharap ada imbalan atau untuk menghindari hukuman, misalkan untuk mendapatkan nilai, hadiah stiker atau untuk menghindari hukuman fisik. Alasan yang menjadikan siswa termotivasi bisa berbeda-beda. Berikut ini merupakan alasan-alasan yang berpengaruh terhadap motivasi belajar: a. Lingkungan di rumah, yang membentuk perilaku dalam belajar semenjak usia belia. b. Cara siswa memandang diri mereka sendiri: kepercayaan diri, harga diri maupun martabat. c. Sifat dari siswa yang bersangkutan: tingkat kesabaran dan komitmen. Namun demikian, tingkat motivasi apapun yang dimiliki siswa saat di kelas; ada motivasi atau tidak, tidak hanya eksis pada diri siswa dan di luar ruangan kelas. Motivasi belajar dapat diubah menjadi lebih baik atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalkan, kepercayaan yang dimiliki oleh guru terhadap siswanya bisa menjadi memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa. Berkaitan dengan sumber motivasi yang dipaparkan oleh Abdul Majid diatas, dapat dilihat pada uraian berikut ini.

a. Faktor Internal faktor yang berasal dari dalam diri individu

Faktor yang berasal dari dalam diri individu terdiri atas beberapa hal di bawah ini. 65 1 Adanya kebutuhan : Menurut Ngalim Purwanto „‟Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis‟‟. Dari pendapat tersebut, ketika keluarga memberikan motivasi kepada anak haruslah diawali dengan berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan dimotiv asi. „‟memahami kebutuhan anak adalah semata-mata untuk memberi peluang pada anak memilih berbagai alternative yang tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya stimulus‟‟. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan anak. 2 Persepsi individu mengenal diri sendiri : Seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak bergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tergantung dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak. 3 Harga diri dan prestasi : Faktor ini mendorong atau mengarahkan individu memotivasi untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi. 4 Adanya cita-cita dan harapan masa depan : Cita-cita dan harapan merupakan informasi objektif dari lingkungan yang memengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku yang selanjutnya menjadi pendorong. Cita-cita mempunyai pengaruh besar. Cita- cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya direalisasikan di sekitar cita-cita tersebut sehingga cita-cita tersebut 66 mampu memberikan energi kepada anak untuk melakukan suatu aktivitas belajar. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa perlu pemberian motivasi yang tepat terhadap anak yang belum mengetahui pentingnya belajar yang menunjang terhadap pencapaian cita-citanya. 5 Keinginan tentang kemajuan dirinya : Menurut Sadirman 2013 „‟melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu‟‟ 6 Minat : Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan kalau disertai dengan minat. 7 Kepuasan kinerja : Kepuasan kinerja merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

b. Faktor Eksternal faktor yang berasal dari luar diri individu

Ada beberapa cara untuk menumbuhakan dan membangkitkan anak agar melakukan aktivitas belajar, di antaranya adalah sebagai berikut: 1 Pemberian hadiah : Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Motivasi dalam bentuk hadiah ini akan membuahkan semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran. 67 2 Kompetisi : Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak. Memang unsur persaingan itu banyak digunakan dalam dunia industry dan perdagangan, tetapi sangat baik jika digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar anak. 3 Hukuman : Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan, karena bersifat negatif. Namun demikian, hukuman dapat menjadi alat motivasi atau pendorong untuk mempergiat belajar anak. Anak akan berusaha untuk mendapatkan tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar terhindar dari hukuman. 4 Pujian : Menurut Sadirman pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu memberikan pujian pada anak. Positifnya pujian tersebut dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi jika pujian yang diberikan kepada anak tidak berlebihan. 5 Situasi lingkungan pada umumnya : Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mempunyai dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. 6 Sistem imbalan yang diterima : Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berprilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai tujuan sehingga ketika tujuan tercapai, akan timbul imbalan. Dari 2 faktor uraian di atas, penulis memakai 2 faktor yang dipaparkan tersebut sebagai sumber untuk memotivasi siswa dalam belajar PAK. Sumber tersebut yaitu sumber internal dan eksternal. Untuk lebih mendalam maka penulis 68 mengutamakan sumber internal, karena sumber ini dapat menjadi tolak ukur bagi guru untuk memotivasi siswa dalam mencapai tujuan belajar. Faktor internal tersebut merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari sumber motivasi belajar PAK, ini artinya bahwa faktor internal ini berhubungan erat dengan tingkat motivasi siswa di dalam belajar PAK. Dengan faktor internal ini guru bisa dengan mudah untuk memotivasi siswa secara lebih mendalam sehingga terciptalah dorongan yang kuat. Dengan dorongan ini siswa menjadi termotivasi dan akhirnya mencapai prestasi belajar. Selain sumber internal, sumber eksternal juga merupakan bagian terpenting sebagai alat bagi guru untuk memotivasi siswa. Dengan sumber eksternal ini akan memudahkan guru dalam mencapai prestasi yang baik karena anak termotivasi untuk belajar PAK. Jika belajar PAK menggunakan alat ukur dari sumber internal dan eksternal ini maka akan sangat membantu guru PAK dalam memotivasi siswanya di dalam kelas dalam kegiatan belajar PAK.

6. Strategi Memotivasi Siswa Belajar PAK

Madul Majid 2013:320 mengatakan beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas yaitu: a. Gunakan Metode dan Kegiatan beragam : Melakukan kegiatan yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosannan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cendrung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap kosentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, 69 debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil. b. Jadikan Siswa Peserta Aktif : Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dalpat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa. c. Buatlah Tugas yang Menantang namun Realistis dan Sesuai : Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang tetapi realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, tetapi tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar. d. Ciptakan Suasana yang Kondusif : Kelas yang aman tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka, mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar. 70 e. Berikan Tugas Secara Proposional : Jangan hanya berorientasi pada nilai dan beri penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa di sertakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai seperlunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar anda secara jelas. Berikan kesempatan bagi siswa untuk memperbaikai tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan anda. f. Libatkan Diri Anda untuk Membantu Siswa Mencapai Hasil : Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka. g. Berikan Petunjuk pada Para Siswa agar Sukses dalam Belajar : Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya. h. Hindari Kompetisi Antarpribadi : Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingkan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan di antara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama. 71 i. Berikan Masukan : Berikan masukan pada siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negative. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana anda percaya bahwa seseorang siswa bisa maju dan sukses di masa mendatang. j. Hargai Kesuksesan dan Keteladanan : Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda. Akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswa yang menunjukkan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi. k. Antusias dalam Mengajar : Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias, para siswa akan menunjukan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri, dan antusias di depan kelas. l. Tentukan Standar yang tinggi tetap realistis bagi seluruh Siswa : Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar, dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi. 72 m. Pemberiaan Penghargaan untuk Memotivasi : Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah, dan sebagainya, mungkin efektif bagi sebagian siswa biasanya bagi anak kecil tetapi metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpontensi menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal. n. Ciptakan Aktivitas yang melibatkan Seluruh Siswa dalam Kelas : Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas. Hal ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut. o. Hindari Penggunaan Ancaman : Jangan megancam siswa anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, tetapi hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas menyontek. p. Hindari Komentar Buruk : Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan dengan perilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati- hati, kepercayaan diri siswa Anda akan muda jatuh. q. Kenali Minat Siswa-Siswa Anda : Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, tetapi mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat, cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh 73 dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat meraka tetap termotivasi dalam belajar. r. Peduli dengan Siswa-siswa Anda : Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkenalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah Anda ketika masih menjadi siswa. Dari pemikiran di atas jika diterpkan pada pelajaran pendidikan Agama Katolik di sekolah maka kecil kemungkinan terjadi masalah dalam pengelolaan kelas saat proses belajar mengajar. Dari beberapa strategi yang diuraikan tersebut di atas, guru dapat menggunakan dan mencobanya ketika terjadi pembelajaran PAK di sekolah. Menjadi guru memang bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi guru agama. Dengan beragam permasalahan yang dihadapi guru di dalam pengelolaan kelas maka perlu alat yang mampu memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar. Salah satu contoh alat yang bisa digunakan adalah dengan „‟memberikan penghargaan‟‟. Memberikan penghargaan merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan lain sebagainya. Dengan alat ini maka akan mampu memotivasi siswa di dalam belajar. 74 Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menggunakan ide Madul Majid tersebut sebagai Strategi Memotivasi Siswa Belajar PAK.

D. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

0 13 47

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

Pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun akademik 2014-2015 pada mata pelajaran Agama Katolik.

1 13 210

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

0 2 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI KELAS V SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 15

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Ujungbatu Kabupaten Rokanhulu

0 0 15