Data Penelitian DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

27 7 SMAN 1 Mandrehe 84 70.99 8 SMAN 1 Ulu Moroo 42 69.68 9 SMAN 2 Mandrehe 47 70.18 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 67.75 11 SMAN 1 Moroo 70 71.10 Jumlah rata- rata keseluruhan….. 69.91 Analisis pada lampiran 6 Dari data pada tabel 6 diketahui siswa memilki nilai rata-rata secara keseluruhan 69.91 atau berada pada kategori B Baik atau hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat merasa bahwa memiliki kebiasaan positif terhadap Fisika. Kebiasaan belajar tersebut merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual atau yang sebenarnya. Dilihat dari skor setiap sekolah SMAS Kristen Arastamar adalah sekolah yang mempunyai nilai tertinggi dengan memperoleh 73.30, sedangkan untuk nilai paling rendah dari sekolah SMAN 1 Lolofitu Moi dengan skor 64.08. Untuk mengetahuinya nilai kebiasaan belajar siswa pada setiap indikator, dibuat tabel seperti ditunjukkan pada tabel 7. Tabel 7. Kebiasaaan Siswa Pada Setiap Indikator No Aspek Kebiasaan Kategori Jumlah Sampel A B C D 1 Sarana Prasarana Belajar Siswa 148 263 87 8 506 2 Cara Belajar Siswa 31 400 74 1 506 3 Waktu Belajar Siswa 77 220 178 31 506 4 Tempat Belajar Siswa 158 201 119 28 506 Analisis pada lampiran 7 28 Dari tabel 7 diketahui bahwa: a. Aspek sarana dan prasarana belajar siswa diketahui 148 atau 29.24 merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan sangat baik, 263 atau 51.97 yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan baik, 87 atau 17.19 yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan kurang baik dan 8 atau 1.58 yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan tidak baik. Data tersebut tersebut merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual. Pernyataan kuesioner yang didasari teori bahwa yang mencakup sarana prasarana belajar siswa disekolah adalah ketersediaan sumber belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, internet tidak ada masalahhambatan. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar 81,21 siswa kelas XI Jurusan IPA di Nias Barat merasakan bahwa sarana dan prasarana sebagai penunjang untuk belajar fisika baik, atau dapat dikatakan para siswa tidak ada masalah dalam hal sarana dan prasarana pembelajaran. Data diatas merupakan persepsi siswa terhadap ketersediaan sarana prasarana disekolah sudah memadai, tetapi secara faktual tidak demikian. Dilihat dari sarana prasarana belajar siswa saat melakukan penelitian yang masih belum memadai dapat dikatakan tidak ada. Dari hasil observasi saat melakukan penelitian di semua sekolah hampit tidak ada laboratorium sebagai tempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 pembelajaran siswa setelah ruangan kelas. Begitu juga perpustakaan yang terbilang masih belum memadai sumber belajar didalamnya buku-buku pelajaran. Begitu juga sumber belajar internet masih belum tersedia. Dari data siswa merasa sudah tercukupi atau tidak ada masalah soal sarana prasarana di karenakan siswa belum mengerti dan memahami apa itu perpustakaan, laboratorium dan sumber belajar internet. Siswa merasa buku yang digunakan selama ini sudah cukup 1 buku paket yang dipinjamkan dari sekolah dan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan, guru hampir tidak pernah melakukan percobaanpraktikum di setiap pembelajaran karena kurangnya alat laboratorium, ruangan, dan karena guru tersebut bukan ahli dibidang fisika tetapi mengajar fisika. b. Aspek cara belajar siswa diperoleh 31 atau 6.12 termasuk kualifikasi A, 400 atau 79.05 termasuk kualifikasi B, 74 atau 14.62 termasuk kualifikasi C, dan 1 atau 0.19 termasuk kualifikasi D. Secara keseluruhan nilai siswa berada pada kategori B baik, artinya siswa tidak mempunyai kesulitan dalam memahami fisika lewat percobaan, diskusi, menyelesaikan soal- soal. Begitu juga untuk siswa yang senang belajar dalam keadaan sunyi, ataupun belajar sambil mendengarkan musik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 c. Aspek ketiga tentang waktu belajar siswa didapat untuk yang kualifikasi A adalah 77 atau 15.21, 220 atau 43.47 termasuk kualifikasi B, 178 atau 35.17 termasuk kualifikasi C, dan 31 atau 6.21 termasuk kualifikasi D. Data membuktikan bahwa ada sebagian besar nilai siswa berada pada kategori B dan sebagian berada pada kategori C. Dari data ada 206 siswa dalam menggunakan waktu untuk belajar masih kurang. d. Aspek tempat belajar siswa diperoleh data 158 atau 31.22 yang memiliki kualifikasi A, 201 atau 39.72 yang memiliki kualifikasi B, 119 atau 23.51 yang memiliki kualifikasi C, dan 28 atau 5.53 yang memiliki kualifikasi D. Berdasarkan presentase tersebut, menunjukkan bahwa tempat belajar siswa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sebagian besar sangat berpengaruh dalam menunjang belajar siswa. Selaras dengan hasil dari aspek sarana prasarana, cara belajar, waktu belajar, dan tempat belajar tersebut diatas diketahui bahwa mempunyai pengaruh positif terhadap kebiasaaan belajar siswa, artinya hal ini mendukung teori yang diungkapkan oleh Henry Clay Lindgren dalam The Liang Gie, 1995: 194 bahwa dengan semakin baik kebiasaan belajar maka prestasi dapat meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Untuk mengetahui nilai kebiasaan siswa pada setiap indikator di setiap sekolah, dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 8. Indikator Sarana Prasarana untuk setiap Sekolah No Nama Sekolah Sarana Prasarana 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 64.39 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 75.25 3 SMAN 1 Lahomi 75.2 4 SMAS Kristen Arastamar 70.85 5 SMAN 1 Sirombu 74.88 6 SMAS BNKP Karamel 76.54 7 SMAN 1 Mandrehe 76.61 8 SMAN 1 Ulu Moroo 73.04 9 SMAN 2 Mandrehe 74.04 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 73.5 11 SMAN 1 Moroo 73.48 Dari tabel 8 berdasarkan aspek sarana prasarana secara keseluruhan nilai siswa berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda. Siswa di setiap sekolah tidak mengalami kesulitan dalam fasilitas sarana prasarana, baik dari perpustakaan, internet, laboratorium. Skor tertinggi terdapat di SMAN 1 Mandrehe dengan memperoleh skor 76.61, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi 64.39. Berikut pada tabel 9 dipaparkan kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Tabel 9. Indikator Cara Belajar untuk setiap Sekolah No Nama Sekolah Cara Belajar 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 63.99 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 69.7 3 SMAN 1 Lahomi 69.36 4 SMAS Kristen Arastamar 72.77 5 SMAN 1 Sirombu 68.51 6 SMAS BNKP Karamel 68.34 7 SMAN 1 Mandrehe 69.7 8 SMAN 1 Ulu Moroo 68.12 9 SMAN 2 Mandrehe 67.98 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 67.4 11 SMAN 1 Moroo 70.42 Dari tabel 9 aspek cara belajar secara keseluruhan skor siswa berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda, atau dapat dikatakan siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 72.77, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 63.99. Berikut pada tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa. Tabel 10. Indikator Waktu Belajar untuk setiap Sekolah No Nama Sekolah Waktu Belajar 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 63.82 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 67.18 3 SMAN 1 Lahomi 68.8 4 SMAS Kristen Arastamar 81.42 5 SMAN 1 Sirombu 64.79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 No Nama Sekolah Waktu Belajar 6 SMAS BNKP Karamel 68.52 7 SMAN 1 Mandrehe 68.45 8 SMAN 1 Ulu Moroo 68.81 9 SMAN 2 Mandrehe 69.04 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 60.83 11 SMAN 1 Moroo 67.57 Dari tabel aspek tentang waktu belajar siswa secara keseluruhan berada pada kategori positif dengan nilai yang berbeda-beda. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 81.42, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 2 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 60.83. Berikut untuk tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa. Tabel 11. Indikator Tempat Belajar untuk setiap Sekolah No Nama Sekolah Tempat Belajar 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 66.27 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 73.75 3 SMAN 1 Lahomi 74.4 4 SMAS Kristen Arastamar 69.52 5 SMAN 1 Sirombu 70.83 6 SMAS BNKP Karamel 73.48 7 SMAN 1 Mandrehe 72.3 8 SMAN 1 Ulu Moroo 74.12 9 SMAN 2 Mandrehe 77.73 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 69.44 11 SMAN 1 Moroo 75.71 Analisis tabel 8 – 11 pada lampiran 8 Dari tabel diatas berdasarkan aspek tempat belajar siswa secara keseluruhan skor siswa berada pada kategori B, dimana siswa di setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 sekolah tidak mengalami kesulitan di lingkungan tempat belajarnya. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 77.73, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 66.27. 2. Kuesioner Pilihan Ganda Pernyataan soal nomor 30 “Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika diluar sekolah, saya menanyakan kepada ? ” p ilihan jawaban adalah “teman, orangtua, saudara, dan guru”. Dari pernyataan tersebut diperoleh data 64.82 atau dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa memilih teman sebagai pilihan untuk menanyakan pelajaran yang sulit setelah pulang sekolah. Pernyat aan soal nomor 31 “Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika disekolah, saya menanyakan kepada: ” dengan pilihan jawaban adalah “teman, dan guru”. Siswa 77.07 memilih guru sebagai pilihan paling pertama. Dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa sangat mempercayai guru sebagai sumber belajar yang utama saat menghadapi kesulitan belajar. Pernyataan soal nomor 32 “Berapa lama waktu yang saya gunakan belajar belajar fisika di luar sekolah? ” dengan pilihan jawaban adalah “ kurang 1 jam, antara 1-2 jam, lebih dari 2 jam”. Dari pernyataan tersebut 54.15 waktu belajar siswa kurang dari satu jam. Artinya bahwa pada aspek ini sebagian waktu belajar yang siswa gunakan untuk belajar setelah pulang sekolah masih kurang. Hal ini dibuktikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 dari hasil kuesinoner chek list yang diberikan nilai siswa berada pada kategori C dan D. Dari hasil pada tabel 7 diketahui bahwa nilai siswa dominan berada pada kategori B dan C atau masih ada sebagian besar siswa belum mempunyai kebiasaan yang baik dalam mengatur waktu untuk belajar. Siswa masih sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajarnya. Pernyataan soal nomor 33 “Sumber untuk belajar fisika yang tersedia di sekolah adalah? ” dengan pilihan jawaban adalah “ Tersedia lebih dari satu buku pelajaran untuk setiap murid, tersedia satu buku pelajaran setiap murid, satu buku pelajaran dipergunakan untuk beberapa murid ”. 52.56 siswa memilih tersedia lebih dari satu buku pelajaran setiap murid. Pernyataan soal nomor 34 “Sumber belajar fisika yang tersedia dirumah adalah: ” dengan pilihan jawaban “Buku pelajaran yang diberikandipinjamkan oleh sekolah, buku pelajaran dari sekolah dan buku yang dibeli sendiri, hanya satu buku ”. Sebanyak 42.09 siswa mempunyai sumber belajar buku dirumah yang dipinjam dari sekolah. Analisis Pilihan Ganda pada lampiran 9. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat merasa bahwa sarana prasarana sebagai penunjang belajarnya seudah memadai, tetapi hal demikian tidak secara faktual. 2. Rata-rata cara belajar siswa berada pada kategori baik dengan skor 85.17, artinya bahwa siswa siswa merasa bahwa tidak mengalami kesulitan dengan cara belajarnya. 3. Siswa yang mengalami kesulitan mempelajari fisika di lingkungan sekolah, sebagian besar memilih menanyakan kepada guru. Tetapi jika berada diluar sekolah setelah pulang sekolah, siswa memilih menanyakan kepada kepada teman. 4. Waktu yang digunakan siswa dalam belajar masih kurang. Artinya bahwa siswa sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar. 5. Sebanyak 42.09 siswa mempunyai sumber belajar buku dirumah yang dipinjam dari sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, sebaiknya lebih memperhatikan kebiasaan belajar siswa sehingga semakin lebih baik lagi. 2. Bagi Sekolah, lebih perhatian terhadap kebiasaan siswa dalam belajar. 3. Bagi penelitian lebih lanjut hendaknya indikator-indikator yang ada dikembangkan lagi. Selain dengan kuesioner, bisa juga dengan jumlah sampel yang digunakan misalnya kelas X ataupun Kelas XII. 38 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketika. Balai Pustaka: Jakarta. Driyarkara, 1986. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Hergenhahn, B. R Olson M. H. 2010. Theories of Learning Teori Belajar. Jakarta: Kencana Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES N.N. Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id . Diakses pada tanggal 01 Juni 2016. Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id . Diakses tanggal 01 Juni 2016. Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia. Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika: Buku Kuliah Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.