biasanya hanya dapat berkomunikasi yang sangat singkat di level yang konkret. Mereka hanya dapat melakukan sedikit aktivitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena
kerusakan otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya memberikan sedikit stimulasi. Mereka mampu melakukan pekerjaan yang
sangat sederhana dengan bantuan yang secara terus menerus. 4.
Profound Mental Retardation IQ Level di bawah 25 Hanya 1 hingga 2 persen mereka yang mengalami retardasi mental dari kelompok retardasi
mental sangat berat. Biasanya mereka harus diasuh sepanjang hidupnya. Sebagian besar memiliki abnormalitas fisik berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri
kemana pun. Tingkat kematian di masa kanak-kanak pada orang retardasi mental berat sangatlah tinggi.
B. Emosi
1. Definisi emosi
Kata emosi berasal dari bahasa Prancis emotion, dari kata emouvoir, yang berarti kegembiraan. Selain itu emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere
yng berarti “luar” dan movere
yang berarti “bergerak”. Lahey 2003 mengatakan emosi merupakan suatu hal yang dihasilkan oleh fisiologis yang menyebabkan munculnya reaksi emosi. Reaksi ini tidak dapat
dibaca namun hanya dapat dilihat dari ekspresinya dan perilaku saja. Menurut Prezz dalam Syukur 2011 emosi merupakan reaksi tubuh saat menghadapi
situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi sangat berkaitan erat dengan aktivitas kognitif berfikir manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi yang dialaminya. Reaksi manusia
terhadap hadirnya emosi, disadari atau tidak memiliki dampak yang bersifat membangun atau merusak. Dengan demikian bisa dikatakan emosi tidak hanya merupakan reaksi terhadap
kondisi diri sendiri maupun luar diri sendiri, tetapi juga upaya pencapaian ke arah pembentukan diri menuju hidup yang transendental spiritual.
2. Komponen-komponen emosi
Navid 2009 menjelaskan bahwa terdapat 3 komponen dari emosi, diantaranya adalah Bodily Arousal, Cognition dan Expresses Behavior.
a. Bodily Arousal : merupakan suatu komponen yang melibatkan sistem syaraf otonomik.
Komponen ini melakukan sesuatu pekerjaan sesuai dengan hati dan perasaan kita dan emosi yang kuat. Seperti rasa marah atau takut.
b. Cognition : komponen ini meliputi pengalaman yang subjektif misalnya pengalaman akan
rasa takut serta melakukan penilaian atau menilai sesuatu ancaman, sebagai contoh jika orang lain ada yang melempar ular karet ke kaki kita, hal ini dapat mengejutkan kita.
Tetapi tidak menimbulkan rasa takut ketika kita mengetahui bahwa itu sebagai hal yang palsu. Selanjutnya komponen ini juga meliputi sikap marah dimana seseorang akan marah
jika ia mengetahui bahwa ada suatu peristiwa atau kejadian bahkan tidakan yang tidak adil kepadanya Frijda dalam Nevid, 2009.
c. Expressed Behavior : komponen ini meliputi kemampuan seseorang untuk mampu
mengekspresikan emosinya ke luar, mampu untuk mendekati objek cinta atau objek yang disukainya atau memiliki kemampuan untuk menghindari objek yang ditakutinya. Kita
cenderung mendekati benda atau situasi yang berhubungan dengan rasa takut, kebencian dan rasa jijik. Ketika perasaan tersebut muncul kita biasanya mendekati objek yang
ditakuti dengan harapan kita mampu untuk melawan perasaan tersebut. Sama halnya dengan saat kita marah. Kita cenderung menyerang objek kemarahan atau justru menarik
diri dari hal tersebut. Komponen perilaku ini juga mencakup cara dimana kita
mengekspresikan emosi melalui ekspresi wajah dan perilaku lainnya. Sebagai contoh gerakan dan postur tubuh.
3. Bagian-bagian emosi