tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep atau teori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai intervensi yang digunakan yaitu Psikoedukasi untuk mengenal emosi pada anak Mental
Retardasi. Penggunaan metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk mengetahui lebih jelas bagaimana proses dan hasil penerapan psikoedukasi dalam memperkenalkan emosi pada
anak Mental Retardasi melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, bahasa, perilaku pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode pengambilan data.
Salah satu tujuan penting pendekatan kualitatif ini adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis
manusia juga sangat sulit direduksi dalam elemen dan angka sehingga akan lebih baik jika diteliti dengan seting yang alamiah.
B. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 3 cara dalam mengumpulkan data, diantaranya adalah:
1. Wawancara
Banister dalam Poerwandari 2007 mengatakan bahwa wawancara merupakan pertanyaan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara
kualitatif dilakukan bila penelitian bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenan dengan topik yang ingin diteliti,
dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Peneliti akan melakukan wawancara mendalam sehingga
diperoleh gambaran mengenai emosi dan kemampuannya untuk mengelola emosi tersebut
secara tetap. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didasarkan pada pedoman wawancara yang telah disusun berdasarkan teori yang melandasi penelitian ini.
Wawancara dilakukan dengan subjek untuk mengetahui pemahamannya dalam mengenali serta mengelola emosinya. Selain itu peneliti juga akan mewawancarai ibu subjek
dan significant others guna mengetahui pemahaman subjek dalam mengenali dan mengelola emosi sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Wawancara ini dilakukan pada saat
pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan informasi tentang gambaran emosi dan cara subjek mengekspresikannya sebelum dan sesudah mengikuti terapi. Selain dengan ibu,
peneliti juga melakukan wawancara kepada subjek guna mengetahui seberapa baik pemahaman subjek dalam mengenali emosi. Peneliti juga membuat pedoman wawancara
untuk subjek berdasarkan teori dari komponen-komponen emosi yaitu bodily arousal, cognition dan expressed behavior.
Hal-hal yang akan ditanyakan kepada anak sehubungan dengan aspek bodily arousal adalah tentang kemampuan anak dalam mengenali perubahan yang terjadi di dalam tubuh
saat munculnya suatu emosi. Pada aspek cognition hal-hal yang akan ditanyakan seputar kemampuan anak dalam menilai dan memahami situasi secara tepat serta menilai emosi yang
dirasakan oleh orang lain, sedangkan untuk aspek expressed behavior peneliti akan menanyakan tentang pemahamannya dalam mengekspresikan apa yang diarasakannya
berdasarkan dengan situasi yang sesuai.
2. Observasi