fasilitas produksi. Hal yang terpentik dalam perencanaan kapasitas jangka panjang ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau produk –
produk baru yang akan dibuat. Adapun hubungan aktivitas Perencanaan Kapasitas Produksi dengan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dapat dilihat pada
bagan berikut ini : Kusuma, 2004
Perencanaan Produksi
Gambar. 2.3.
Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan Perencanaan Pengendalian Produksi
2.7 Waktu Produksi Tersedia
Waktu Produksi tersedia adalah waktu yang disediakan untuk melakukan proses produksi. Rated Capacity merupakan tingkat keluaran persatuan waktu
yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan untuk memproduksinya. Menurut Handoko 2004 Rated Capacity dapat dihitung
dengan rumus :
Jangka Panjang Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Pengendalian input output
Jangka Menengah Perencanaan Kapasitas
Rought - Cut
Pengendalian Aktivitas Produksi
Perencanaan Kebutuhan Bahan
Penjadwalan Produksi Jangka Pendek
Perencanaan Produksi Jadwal Induk Produksi
Peramalan Perencanaan
Disagregat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Rated Capacity = Jumlah mesin x Jam kerja x Utilisasi x Efisiensi mesin 2.12
Jam kerja bulan = Jam kerja hari x Hari minggu x Minggu bulan Dimana untuk menghitung utilisasi dan efisiensi adalah sebagai berikut :
Utilisasi =
Efisiensi =
2.8 Jadwal Induk Produksi Master Production Schedule MPS
Perencanaan produksi menyatakan ukuran agregat dan output manufaktur suatu perusahaan. Setelah perencanaan agregat dibuat, maka hasilnya akan di-
desagregasikan kedalam kebutuhan – kebutuhan berdasarkan tahapan waktu untuk masing –masing jenis produk. Perencanaan ini disebut jadwal induk produksi.
Master Production Schedule , MPS . Master Production Schedule biasanya
menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selam periode waktu antara 6 sampai 12 bulan. MPS bukan merupakan peramalan, tetapi lebih merupakan suatu
jadwal yang berisikan informasi tentang “ kapan “ produksi harus dielesaikan. Nasution, 2006
Pada dasarnya jadwal induk produksi MPS merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir dari suatu perusahaan industry manufaktur yang
merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Aktivitas penjadwalan induk produksi Master Production Schedulling
pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan perperbaharui jadwal Jam aktual yang digunakan untuk produksi
Jam yang tersedia menurut produksi Jam standart yang diperoleh atau diproduksi
Jam aktual yang digunakan untuk produksi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
induk produksi,memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan MPS, memelihata aktivitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode
waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang. MPS berkaitan dengan pernyataan tentang produksi dan bukan pernyataan tentang
pasar. MPS membentuk jalinan komunikasi antara bagian pemasaran dan bagian manufacturing sehingga seyogianya sebagian pemasaran juga mengetahui
informasi yang ada pada MPS. Penjadwalan induk produksi berkaitan dengan aktivitas melakukan empat
fungsi utama yaitu sebagai berikut : 1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan
kebutuhan material dan kapasitas material. 2. Menjadwalkan pesanan – pesanan produksi dan pembelian production and
purcahase order untuk item – item MPS.
3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.
4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk. Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk MPS
membutuhkan lima input utama yang ditunjukkan dalam gambar berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar. 2.4. Proses Penjadwalan Produksi Induk
Keterangan : 1.
Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan bagi proses penjadwalan produksi induk. Data permintaan total
berkaitan dengan ramalan penjualan dan pemesanan pesanan. 2. Status Inventory berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory,
pemesanan – pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan, dan firm planned orders
. MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventory yang tersedia dan menentukan berapa banyak yang harus dipesan.
3. Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi, inventory, dan
sumber –sumber daya lain. 4. Data perencanaan berkaitan dengan Lost sizing yang digunakan, Shrinkage
factor, safety stock, lead time dari masing –masing item.
5. Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS. Pada dasarnya
Rougt Cut Capacity Planning
RCCP PROSES :
Penjadwalan Produksi Induk
MPS INPUT :
1. Data Permintaan Total 2. Status Inventory
3. Rencana Produksi 4. Data Perencanaan
5. Informasi Data RCCP OUTPUT :
Jadwal Produksi Induk
MPS
Umpan - Balik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
MPS merupakan aktivitas perencanaan yang berada pada level yang sama dalam hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas MRP. RCCP
menentukan kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan memberikan umpan balik kepada perencana atau
penyusun jadwal produksi induk Master Scheduler untuk mengambil tindakan perbaikan apabila ditemukan ketidak sesuaian antara penjadwalan produksi induk
dan kapasitas tersedia. Jadwal Induk Produksi JIP adalah suatu rencana produksi jangka
pendek yang menggambarkan hubungan antara kuantitas tiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaanya. Secara garis besar pembuatan suatu
JIP biasanya dilakukan atas tahapan – tahapan sebagai berikut : Identifikasi sumber permintaan dan jumlahnya, sehingga dapat diketahui
besarnya permintaan produk tiap akhir periodenya. Menentukan besarnya kapasitas produksi yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan yang telah diidentifikasikan. Perencanaan ini biasanya
dilakukan pada tingkat agregat, sehingga masih merupakan perencanaan global. Dalam tahapan ini diidentifikasi kemampuan dari setiap sumber
daya yang dimiliki untuk menentukan kesanggupan berproduksi. Menyusun rencana rinci dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Tahap
ini merupakan penjabaran disagregasi dari rencana agregat sehingga akan dibuat dan periode waktu pembuatannya. Selain itu juga dijadwalkan
sumber daya yang diperlukan. Safirin, 2003
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.9 Perencanaan Kapasitas Kasar Rought Cut Capacity Planning