Pembiayaan Murabahah Analisis dan Pembahasan

Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan skema yang ada. Seharusnya akad murabahah dengan wakalah yang benar adalah akad wakalah harus lebih dulu dilakukan, baru akad murabahah. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas di bawah.

4.3.2. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan untuk jual beli barang sebesar harga pokok ditambah margin berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk melunasi hutangkewajibannya sesuai dengan akad. Skema pembiayaan murabahah sering dipersepsikan sama dengan skema kredit berbunga flat pada bank konvensional. Asumsi tersebut dikarenakan terdapat kemiripan diantara keduanya. Skema pembiayaan murabahah dan skema kredit berbunga flat pembayarannya sama-sama dilakukan secara angsuran dan atas pembiayaan tersebut disyaratkan adanya sejumlah keuntungan tertentu sebagai pendapatan bank. Dilihat dari prosedur pembiayaannya pun tidak jauh berbeda. Secara sepintas memang kedua skema tersebut terlihat sama. Namun jika dicermati lebih lanjut lagi, maka akan ditemukan perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Perbedaan tersebut antara lain menyangkut akad dan margin keuntungan. Pada pembiayaan murabahah, akad yang digunakan adalah akad jual beli dimana barang yang diperjualbelikan harus terlebih dahulu dimiliki oleh penjual untuk selanjutnya dijual kepada nasabah sebesar harga beli ditambah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. margin keuntungan yang disepakati. Bank Syariah sebagai penjual harus memberikan seluruh informasi yang berkenaan dengan barang yang diperjualbelikan tersebut, termasuk jika barang dibeli secara hutang dari pemasok. Pembayaran murabahah dapat ditangguhkan ataupun diangsur setiap bulannya dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama antara bank dan nasabah. Margin keuntungan murabahah bersifat tetap sehingga harga jual barang tidak boleh berubah sejak awal perjanjian hingga pelunasan. Berbeda dengan pembiayaan murabahah, akad yang terjadi pada skema kredit berbunga flat di bank konvensional adalah akad pinjam-meminjam dimana nasabah diberi sejumlah uang yang akan digunakan untuk membeli barang yang dikehendakinya. Sehingga hubungan yang terjalin antara bank dan nasabahnya adalah hubungan kreditur-debitur. Dalam pembiayaan ini tidak ada barang yang diperjualbelikan dan bank mensyaratkan tambahan bunga pada pengembalian hutang nasabah dimana tingkat bunga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi pasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak intern BRI Syariah Sidoarjo, Bank BRI Syariah Sidoarjo mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari transaksi murabahah, karena produk murabahah merupakan produk yang paling diminati oleh nasabah BRI Syariah Sidoarjo. Persentase pembiayaan murabahah di BRI Syariah Sidoarjo bisa mencapai 70-80. Hal ini dikarenakan, produk murabahah merupakan salah satu produk di bank syariah dalam bentuk jual beli dengan cicilan. Seperti yang dikatakan oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Bapak Arya selaku Account Officer Bank BRI Syariah Sidoarjo: “…kalo kita lihat produk-produknya di BRI Syariah ini, khusunya di Sidoarjo, kebetulan kita memang ada untuk murabahah itu sendiri ya, akad jual beli itu mulai dari KPR, untuk mikro, untuk konselor, semuanya itu kalau bayangan saya sekitar 70 sampai 80 atau 75 dari semua total produk kita.” Bank BRI Syariah Sidoarjo melakukan pembiayaan murabahah selain berdasarkan pesanan juga berdasarkan murabahah tanpa pesanan. Berdasarkan pesanan, yaitu dimana bank membeli aset berdasarkan pesanan nasabah. Sedangkan tanpa pesanan, yaitu dimana bank sudah menyediakan barang yang tersedia untuk nasabah meskipun barang tersebut belum dipesan oleh nasabah. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat dan tidak mengikat. Menurut Bapak Deky: “Pembiayaan disini ada 2, yang berdasar pesanan dan tanpa pesanan. Yang tanpa pesanan contohnya saja, pihak bank syariah telah memiliki beberapa buah rumah siap huni yang disiapkan untuk nasabah yang ingin membeli rumah tersebut dengan cicilan atau dalam istilah syariah, yaitu dengan pembiayaan murabahah.” Praktek pembiayaan pada BRI Syariah Sidoarjo adalah murabahah berdasarkan pesanan mengikat, sehingga nasabah tidak dapat membatalkan pesanannya. Bank BRI Syariah Sidoarjo dalam praktek pembiayaan murabahah-nya memberikan pilihan kepada nasabah apakah ingin membeli sendiri barangnya atau yang biasa disebut dengan mewakilkan pembelian kepada nasabah dan harus menggunakan akad wakalah, atau menyerahkan kepada bank untuk membeli barang pesanannya. Dalam akad wakalah, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. nasabah mewakili bank untuk membeli aset yang dipesannya atas nama bank. Meskipun akad wakalah tidak merugikan kedua belah pihak, namun akad ini rentan untuk dimanipulasi oleh nasabah. Nasabah memiliki kesempatan untuk memanipulasi harga aset yang sebenarnya, dan ini bisa mengakibatkan kesyar’ian suatu transaksi menjadi tercemar. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kegiatan transaksi murabahah sangatlah penting. BRI Syariah Sidoarjo selalu melakukan kerjasama dengan pihak pemasok atau penjual barang yang ingin dipesan melalui pemasok yang sudah ditunjuk oleh pihak bank untuk mengetahui harga aset yang sebenarnya. Jadi, disini pihak BRI Syariah sudah menentukan pemasok atau penjual, dealer, developer atau pihak ketiga lainnya yang menyediakanmengadakan barang dalam rangka pembiayaan. Berdasarkan refleksi yang terletak di lampiran, BRI Syariah Sidoarjo menentukan besarnya margin untuk produk murabahah secara bervariasi tergantung dengan lamanya waktu pelunasan oleh nasabah. Selain itu, besarnya margin murabahah diatur oleh pihak manajemen Bank BRI Syariah Sidoarjo. Semakin cepat nasabah melakukan angsuran, maka semakin kecil pula margin yang diambil dari nasabah tersebut. Meskipun besarnya margin bervariasi, akan tetapi rata-rata margin yang diambil dari nasabah adalah sebesar 13 sampai 15 per tahun dari harga perolehan. Seperti yang dijelaskan oleh pegawaib di Bank BRI Syariah Sidoarjo: “Biasanya kalau yang murabahah itu consumer ya,consumer itu kaya KPR, KPM atau mobil ya, terus multiguna itu kita berkisar antara 13-15 per tahun. ...” Ketentuan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini sudah diinformasikan kepada nasabah pembiayaan sebelum melakukan transaksi murabahah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan murabahah berdasarkan hasil rapat pengelola dan atas persetujuan komisaris utama, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut: 1. Tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah. 2. Tingkat rata-rata suku bunga beberapa bank konvensional. 3. Target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga. 4. Biaya operasional bank yang langsung terkait dengan kegiatan usaha bank . Secara garis besar, kegiatan operasional sehubungan dengan transaksi murabahah yang dilakukan oleh BRI Syariah adalah sebagai berikut: a. Pada saat nasabah mengajukan permohonan, nasabah diharuskan mengisi surat permohonan pembiayaan, manajer pembiayaan melakukan pencatatan pengajuan pembiayaan, dimana mereka harus mencatat nama nasabah dan besarnya pembiayaan. b. Setelah permohonan disetujui, bank akan melakukan pencairan dana. Teller melakukan entry data sebesar nilai realisasinya. Besarnya nilai pembiayaan pada saat pengajuan permohonan dengan realisasi tidak selalu sama. Nilai realisasinya adalah harga perolehan aset ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Dana yang telah dicairkan oleh bank diberikan kepada nasabah untuk membeli aset yang dipesan. Pembelian aset murabahah dapat dilakukan oleh pihak bank atau nasabah akad wakalah. Namun pada Bank BRI Syariah, khususnya BRI Syariah Sidoarjo, sebagian besar transaksi murabahah dilakukan dengan menggunakan akad wakalah. d. Aset murabahah adalah aset yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali dimana aset tersebut sudah dipesan sebelumnya. e. Jika pembelian dilakukan oleh nasabah, pihak bank akan memberikan uang kepada nasabah untuk membeli aset murabahah, sebesar harga yang tercantum pada surat permohonan pembiayaan. Jika harga aset yang dibeli diatas nilai yang diajukan, maka nasabah menutup kekurangan tersebut dengan menggunakan dana pribadi nasabah, yang kemudian akan diganti oleh bank. Jika harga aset dibawah harga perkiraan, maka nasabah wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada bank. Sebenarnya, banyak orang yang menilai bahwa bank syariah pada dasarnya adalah sama dengan bank konvensional. Padahal, antara bank syariah dengan bank konvensional adalah sangat berbeda. Perbedaan yang paling mencolok adalah bank syariah dalam setiap aktivitasnya selalu menggunakan akad di awal, berbeda dengan bank konvensional yang tidak menggunakan akad pada setiap aktivitasnya. Dan pebedaan lainnya adalah margin keuntungan antara kedua bank tersebut. Selain itu, pada bank konvensional hubungan antara bank dengan nasabah adalah hubungan antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kreditur-debitur, sedangkan pada bank syariah, hubungan antara bank dan nasabah berupa hubungan kemitraan.

4.3.3. Akad Pembiayaan Murabahah di BRI Syariah Sidoarjo

Dokumen yang terkait

Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Untuk Produk Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

0 13 84

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI MURABAHAH DI PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 102 (Study Kasus pada Bank Mandiri Syariah Surakarta).

0 1 15

Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Untuk Produk Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

0 0 9

Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Untuk Produk Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

0 0 2

Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Untuk Produk Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

0 0 10

Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Untuk Produk Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

0 0 29

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 102 ATAS PRAKTEK AKUNTANSI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH BUKOPIN KC SIDOARJO - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 102 ATAS PRAKTEK AKUNTANSI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH BUKOPIN KC SIDOARJO - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 102 TENTANG AKUNTANSI MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank BRI Syariah Sidoarjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekono

0 0 26

PENERAPAN PSAK 102 TENTANG AKUNTANSI MURABAHAH PADA PIUTANG MURABAHAH (Studi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bandar lampung) - Raden Intan Repository

0 3 101