penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
6. Bangkrut dalam murabahah:
Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau
berdasarkan kesepakatan.
2.2.4.7. Manfaat Murabahah
Sesuai dengan istilah bisnis, transaksi murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi. Murabahah
memberikan banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan
harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank
syariah.
2.2.4.8. Resiko Pembiayaan Murabahah
Di antara kemungkinan resiko yang harus diantisispasi antara lain sebagai berikut Antonio, 2001: 107:
a. Default atau kelalalian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang di pasar
naik setelah bank membelikannya untuk nasabah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
karena berbagai sebab. d.
Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah.
2.2.4.9. Beberapa Ketentuan Umum dari Pembiayaan Murabahah
a. Jaminan
Pada dasarnya, jaminan bukanlah satu rukun atau syarat yang mutlak dipenuhi dalam murabahah, demikian juga dalam murabahah kepada
pemesan pembelian. Jaminan dimaksudkan untuk menjaga agar si pemesan tidak main-main dengan pesanan. Si pembeli penyedia pembiayaanbank
dapat meminta si pemesan pemohonnasabah suatu jaminan untuk dipegangnya. Dalam teknis operasionalnya, barang-barang yang dipesan
dapat menjadi salah satu jaminan yang bisa diterima untuk pembayaran hutang.
b. Utang dalam Murabahah Kepada Pemesan Pembelian
Secara prinsip, penyelesaian si pemesan dalam transaksi murabahah kepada pemesan pembelian tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang
dilakukan si pemesan kepada pihak ketiga atas barang pesanan tersebut. Apakah si pemesan menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau
kerugian, ia tetap berkewajiban menyelesaikan hutangnya kepada si pembeli.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.