Sumber: Data Intern Perusahaan
4.3. Analisis dan Pembahasan
4.3.1. Jenis Pembiayaan Murabahah
Ada 2 dua jenis Murabahah, yaitu: a.
Murabahah tanpa wakalah Skema 4.3. Murabahah tanpa wakalah
3. Penandatanganan akad Murabahah 6. Bayar angsuran atau tangguh
1. Negosiasi pemenuhan persyaratan
Nasabah Bank Syariah
2. Membeli 4. Mewakilkan ke penjual u menyerahkan barang property BARANG
5. Barang dikirim Developerdealerpenjual
PENJUAL
Sumber: Data Intern Perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan: 1.
Nasabah datang untuk mendapatkan pembiayaan kepemilikan rumahrukorukantanahmobilbarang multiguna selanjutnya
disebut barang dengan dilengkapi persyaratan yang ditentukan. Nasabah dan Bank melakukan negosiasi dan pemenuhan
kelengkapan persyaratan. Bank melakukan analisa kelayakan nasabah dan jika dianggap
layak, Bank memberikan persetujuan pembiayaan kepada nasabah berupa Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan SP3. Setelah ada
kesepakatan, nasabah berjanji akan membeli barang dari Bank wa’ad beli.
2. Bank membeli dan membayar barang sesuai dengan kebutuhan
nasabah kepada DeveloperPenjualDealer selanjutnya disebut Penjual. Dokumen kepemilikan barang dibuat langsung atas nama
nasabah. 3.
Bank dan nasabah menandatangani akad jual beli murabahah, Bank menjual barang tersebut kepada nasabah.
4. Bank memerintahkanmewakilkan kepada Penjual barang untuk
menyerahkan barang langsung kepada nasabah. 5.
Penjual barang sebagai wakil Bank menyerahkan barang kepada nasabah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Nasabah membayar angsuran taqsith atau tangguh muajjal
kepada Bank dengan besar pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Murabahah dengan wakalah
Skema 4.4. Murabahah dengan akad wakalah
4. Penandatangan akad Murabahah 7. Bayar angsuran sampai jatuh tempo
2. Akad wakalah-Kuasa ke nasabah u beli brg ke penjual 5.Mewakilkan ke penjual upenyerahan brg ke nsbh
1. Negosiasi pemenuhan persyaratan
Bank Syariah Nasabah
Penjual Barang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Wakil membeli barang 6.Barang dikirim ke nsbh
Sumber: Data Intern Perusahaan Keterangan:
Apabila Bank mengalami kesulitan untuk melakukan pembelian rumahrukovillatanahmobil, pembiayaan dilakukan dengan murabahah
dengan wakalah: 1.
Nasabah datang untuk mendapatkan pembiayaan kepemilikan rumahrukorukantanahmobilbarang multiguna selanjutnya
disebut barang dengan dilengkapi persyaratan yang ditentukan. Nasabah dan Bank melakukan negosiasi dan pemenuhan
kelengkapan persyaratan. Bank melakukan analisa kelayakan nasabah dan jika dianggap
layak, Bank memberikan persetujuan pembiayaan kepada nasabah berupa Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan SP3.
2. Bank dan nasabah menandatangani akad wakalah yaitu Bank
mewakilkan kepada nasabah untuk mengurus pembelian barang dari Penjual.
3. Nasabah sebagai wakil Bank mengurus pembelian barang sesuai
kebutuhan kepada penjual. Bank membayar pembelian barang tersebut ke rekening nasabah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Bank dan nasabah menandatangani perjanjian jual beli murabahah.
Bank menjual barang tersebut kepada nasabah dan dokumen kepemilikan dibuat langsung atas nama nasabah.
5. Bank memerintahkanmewakilkan kepada Penjual untuk
menyerahkan barang langsung kepada nasabah. 6.
Penjual sebagai wakil Bank, menyerahkan barang kepada nasabah. Nasabah membayar angsuran taqsith atau tangguh muajjal
kepada Bank dengan besar pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal tersebut kurang sesuai dengan fakta yang terjadi pada Bank BRI Syariah Sidoarjo. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari informan
yang bekerja di Bank BRI Syariah Sidoarjo, BRI Syariah Sidoarjo melakukan
akad murabahah dahulu, baru setelah itu akad wakalah menyusul setelahnya.
Berikut pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Deky selaku Back Office di Bank BRI Syariah Sidoarjo: “Kalo disini biasanya ya mbak, jadi kita ngadain
akad murabahah dulu, baru wakalah. Itu biar Kita ga begitu menanggung resiko yang berat to. Kalo misalkan akad wakalah dilakukan pertama, setelah
itu baru akad murabahah, jadi takutnya ntar sewaktu-waktu, setelah akad wakalah ditandatangani, terus barang uda dibeli, terakhir nasabah
membatalkan, kan pihak Bank yang rugi to. Sebenernya itu nggak sesuai dengan syariah, jadi agak di akal-akalin dikit gitu biar ga bener-bener
menyalahi syariah”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan skema yang ada. Seharusnya akad murabahah dengan wakalah yang benar adalah akad wakalah harus
lebih dulu dilakukan, baru akad murabahah. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas di bawah.
4.3.2. Pembiayaan Murabahah