Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini, yaitu kedua penelitian ini sama-sama meneliti di bidang akuntansi syariah. Sedangkan
perbedaan dari kedua penelitian ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menjelaskan mengenai akuntansi mudharabah,
sedangkan yang peneliti lakukan saat ini adalah mengenai akuntansi murabahah.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut adalah kesesuaian sistem mudharabah menurut PSAK No. 105 dan sistem profitabilitas pada
asuransi jiwa syariah dapat dinyatakan hampir sesuai dan pendanaan disini mampu untuk meniadakan riba dalam seluruh kegiatan operasionalnya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Tinjauan Umum Bank Syariah
2.2.1.1. Pengertian Perbankan Syariah
Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah hukum islam. Usaha pembentukan
sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta
larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makananminuman haram, usaha media yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tidak islami, dll, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
Menurut Muhammad 2002:13 bank Islam disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW.
Pengertian Bank Syariah Menurut Karnaen, “Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip Islam. Yakni Bank dengan tata cara
dan operasinya mengikuti ketentuan syariah Islam”Firdaus : 18.
2.2.1.2. Karakteristik Bank Syariah
Lembaga keuangan syariah memiliki karakteristik yang membedakannya dari bank-bank konvensional, diantaranya adalah Abdullah: 91-95:
1. Lembaga keuangan syariah harus bersih dari semua bentuk riba dan
kegiatan ekonomi yang dilarang syariah. Tanpa ini satu lembaga keuangan tidak boleh dinamakan lembaga keuangan syariah. DR. Ghorib
Al-Gamal menyatakan: “Karakteristik bersih dari riba dalam muamalat perbankan syariah adalah karakteristik utamanya dan menjadikan
keberadaannya seiring dengan tatanan yang benar untuk masyarakat Islami.
2. Mengarahkan segala kemampuan pada pertambahan dengan jalan
pengembangan modal tidak dengan jalan hutang yang memberi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
keuntungan. Lembaga keuangan syariah harus dapat mengelola hartanya dengan salah satu dari dua hal berikut yang telah diakui syariah:
a. Investasi Pengembangan modal langsung al-Its-titsmar al-
Mubaasyir, dalam pengertian bahwa Bank melakukan sendiri pengelolaan harta perniagaan dalam proyek-proyek riil yang
menguntungkan. b.
Investasi modal dengan musyarakah, dengan pengertian Bank menanam saham dalam modal sektor riil yang menjadikan bank
syariah tersebut sebagai sekutu dalam kepemilikan proyek tersebut dan berperan dalam administrasi, manajemen dan pengawasannya
serta menjadi sekutu juga dalam semua yang dihasilkan proyek tersebut baik berupa keuntungan atau kerugian dalam persentase yang
telah disepakati diantara para sekutu. 3.
Mengikat pengembangan ekonomi dengan pertumbuhan sosial. Lembaga keuangan syariah tidak hanya sekedar mengikat pengembangan ekonomi
dan pertumbuhan sosial semata, namun harus menganggap pertumbuhan sosial masyarakat sebagai asas yang tidak boleh terlepas dari proses
pengembangan ekonomi. Dengan demikian bank syariah harus menutupi dua sisi ini dan komitmen terhadap perbaikan masyarakat dan
keadilannya. Tidak mengarah seperti bank konvensional yang mengarah kepada proyek-proyek yang memiliki prospek dan menjanjikan
keuntungan yang lebih banyak tanpa memperhatikan perkara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pertumbuhan sosial kemasyarakatan, karena hal itu adalah kekurangan yang memiliki akibat bahaya dalam masyarakat.
4. Mengumpulkan harta yang menganggur dan menyerahkannya kepada
aktivitas ekonomi dan pengelolaan dengan target pembiayaan proyek- proyek perdagangan, industri dan pertanian, karena kaum muslimin yang
tidak ingin menyimpan hartanya di bank-bank konvensional berharap adanya bank syariah untuk menyimpan harta mereka disana.
5. Memudahkan sarana pembayaran dan memperlancar gerakan pertukaran
perdagangan langsung sedunia Islam dan bekerja sama dalam bidang tersebut dengan seluruh lembaga keuangan syariah dunia agar dapat
menunaikan tugasnya dengan sesempurna mungkin. 6.
Menghidupkan tatanan zakat dengan membuat lembaga zakat dalam bank itu sendiri dan yang mengumpulkan hasil zakat bank tersebut. Lalu
manajemen lembaga keuangan sendiri yang mengelola lembaga zakat tersebut. Karena lembaga keuangan syariah tunduk kepada pengelolaan
zakat untuk muamalat Islami dan hak-hak wajib pada harta-harta tersebut.
7. Membangun baitul mal kaum muslimin dan mendirikan lembaga untuk
itu yang dikelola langsung manajemennya oleh lembaga keuangan tersebut.
8. Menanamkan kaidah adil dan kesamaan dalam keberuntungan dan
kerugian dan menjauhkan unsur ihtikaar penimbunan barang agar menaikkan harga dan meratakan kemaslahatan pada sebanyak mungkin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
jumlah kaum muslimin setelah sebelumnya kemaslahatan tersebut hanya milik pemilik harta yang besar yang tidak peduli dari jalan mana
medapatkannya.
2.2.1.3. Fungsi Bank Syariah