Teori Nilai Ekonomi 1 SMA Kelas 10 Sri Nur Mulyati Agus Mahfudz Leni Permana 2009

46 Ekonomi SMA Kelas X dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi suatu barang adalah Rp450.000,00 maka nilai dari barang tersebut sebesar Rp450.000,00 pula. 2. 2. 2. 2. 2. T T T T Teori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya produksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricardo do do do do Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Tenaga kerja yang dimaksud meliputi tenaga kerja manusia, mesin, dan peralatan lain yang digunakan. 3. 3. 3. 3. 3. T T T T Teori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx Menurut Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya rata-rata tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih. Oleh karena itu, teori ini disebut teori nilai lebih. 4. 4. 4. 4. 4. T T T T Teori nilai r eori nilai r eori nilai r eori nilai r eori nilai repr epr epr epr eproduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Carey ey ey ey ey Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya pembuatan kembali biaya reproduksi barang tersebut. Oleh karena itu, nilai barang ditentukan oleh harga-harga bahan pada saat barang tersebut akan dibuat kembali. 5. 5. 5. 5. 5. T T T T Teori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran yang ada di pasar atau nilai suatu barang ditentukan oleh harga pasar. b. b. b. b. b. T T T T Teori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Setiap orang akan mempunyai utilitas yang berbeda untuk suatu barang yang sama. Teori nilai subjektif yang terkenal berasal dari Herman Heinrich Gossen dan Carl Menger. 1. 1. 1. 1. 1. Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I ini mengemukakan tentang gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun. Hukum Gossen I berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal tambahan 47 Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi kepuasan yang diperoleh jika dikonsumi ditambah dengan satu unit pada titik tertentu akan semakin berkurang. Bahkan jika konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang.” 2. 2. 2. 2. 2. Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Uraian di atas mengemukakan perilaku konsumen terhadap satu macam barang saja. Pada kenyataannya, konsumen membutuhkan beraneka macam barang. Masalahnya adalah berapa pengorbanan yang harus dilakukan agar bermacam-macam kebutuhannya dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya dan tercapai kepuasan maksimal. Hal ini dikemukakan dalam Hukum Gossen II, yaitu sebagai berikut. ”Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama.” Artinya manusia akan membagi-bagi pengeluaran uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya terpenuhi secara seimbang. 3. 3. 3. 3. 3. T T T T Teori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger Menurut Menger, nilai ditentukan oleh faktor subjektif dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia. Karena kebutuhan manusia lebih banyak daripada barangjasa yang tersedia maka untuk memuaskan kebutuhannya manusia akan memilih secara rasional di antara barangjasa alternatif yang tersedia. Dalam teori ini dikemukakan tentang prinsip-prinsip pengkatagorian barangjasa menurut tingkat intensitasnya. Katagori I adalah barang-barang untuk mempertahankan hidup, katagori II barangjasa untuk kesehatan, dan katagori III adalah barangjasa untuk memberikan kesejahteraan individu. Semakin penting barangjasa tersebut bagi seorang individu maka nilai barangjasa tersebut semakin tinggi. B Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan memengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. 48 Ekonomi SMA Kelas X

1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi

a. a. a. a. a. Pengertian Konsumsi Pengertian Konsumsi Pengertian Konsumsi Pengertian Konsumsi Pengertian Konsumsi Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen. b. b. b. b. b. T T T T Tujuan Konsumsi ujuan Konsumsi ujuan Konsumsi ujuan Konsumsi ujuan Konsumsi Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya sehingga tercapai tingkat kemakmuran. Dengan adanya lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga berbeda pula. Pada masyarakat tradisional yang ditandai dengan peradaban yang belum maju dan kebutuhan masih sederhana, kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mempertahankan kelangsungan hidup. Sedangkan pada masyarakat modern, tujuan konsumsi sudah berubah bukan hanya sekadar mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahkan untuk kepentingan kesenangan dan prestise harga diri.

2. Perilaku Konsumen

a. a. a. a. a. Kepuasan Konsumen ter Kepuasan Konsumen ter Kepuasan Konsumen ter Kepuasan Konsumen ter Kepuasan Konsumen terhadap Pr hadap Pr hadap Pr hadap Pr hadap Produk oduk oduk oduk oduk Tujuan utama dari konsumen dalam mengonsumsi suatu produk adalah untuk memaksimalkan kepuasan total total utility. Kepuasan total dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Jika kepuasan total konsumen dapat dimaksimalkan maka barang tersebut akan memiliki nilai tukar dan nilai pakai yang tinggi. Artinya, jika suatu barang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen maka konsumen akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi. Menurut Vincent Gasperz, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi penilaian dan dugaanpengharapan ekspektasi konsumen terhadap suatu barang, yaitu sebagai berikut. 1. Kebutuhan dan keinginan Jika kebutuhan dan keinginan konsumen besar maka penilaian dan pengharapan konsumen juga besar, demikian pula sebaliknya. Jika kebutuhan dan keinginan kecil maka penilaian dan pengharapan konsumen juga kecil. 49 Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi 2. Pengalaman masa lalu Pengalaman mengonsumsi produk yang sama atau produk lainnya yang sama fungsinya. 3. Pengalaman dari teman Teman Anda ada yang pernah mengonsumsi suatu produk sebelum Anda, akan menceritakan kepada Anda kualitas produk tersebut sehingga dapat menambah atau mengurangi penilaian dan pengharapan Anda terhadap produk yang akan Anda konsumsi. 4. Komunikasi iklan dan pemasaran Iklan dan pemasaran dapat mengubah pengharapan Anda terhadap suatu barang. Mungkin saja pengharapan Anda terhadap suatu produk tertentu karena penyajian dan pemasaran yang baik. b. b. b. b. b. Karakteristik pr Karakteristik pr Karakteristik pr Karakteristik pr Karakteristik produk yang diinginkan konsumen oduk yang diinginkan konsumen oduk yang diinginkan konsumen oduk yang diinginkan konsumen oduk yang diinginkan konsumen Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Karakteristik lebih lebih lebih lebih lebih murah murah murah murah murah berkaitan dengan biaya produksi suatu produk. Artinya, jika produsen dapat menghasilkan produk yang lebih murah konsumen akan lebih tertarik karena faktor harga merupakan pertimbangan pal- ing penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Biasanya produk yang lebih murah lebih diinginkan oleh konsumen dibandingkan produk yang sama dengan harga yang lebih mahal. Karakteristik lebih cepat lebih cepat lebih cepat lebih cepat lebih cepat berkaitan dengan waktu. Artinya, konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di mana saja. Jadi, konsumen tidak perlu pergi jauh-jauh hanya untuk mendapatkan suatu produk. Karakteristik lebih baik lebih baik lebih baik lebih baik lebih baik berkaitan dengan kualitas produk. Kualitas merupakan faktor yang cukup berperan dalam pengambilan keputusan pembelian. Produk dengan kualitas yang lebih baik diinginkan oleh konsumen dibandingkan produk yang sama dengan kualitas lebih jelek. c. c. c. c. c. Pengeluaran untuk konsumsi Pengeluaran untuk konsumsi Pengeluaran untuk konsumsi Pengeluaran untuk konsumsi Pengeluaran untuk konsumsi Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan oleh konsumen perilaku konsumen tergantung pada faktor-faktor berikut. 1. Selera Taste Selera adalah keinginan yang muncul dari dalam hati seseorang karena adanya daya tarikrangsangan terhadap suatu benda atau jasa sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis konsumen. Jika selera rendah, konsumsi pun rendah, sebaliknya jika selera tinggi, jumlah konsumsi pun akan tinggi pula.