Pengertian Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

179 Konsumsi dan Investasi Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional atau pendapatan disposable perekonomian tersebut. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional atau pendapatan disposable perekonomian tersebut. Jadi, baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes dikemukakan, Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan saving. Apabila fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut. Keterangan C = Konsumsi S = Saving tabungan Y = Pendapatan Dalam bentuk persamaan linear akan berbentuk. Keterangan: a = Konsumsi otonomi, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol. a dapat dicari dengan rumus a = APC–MPC Yn APC = C Y b = Hasrat mengonsumsi marginal Marginal Propencit to Consume atau MPC. 1–b = Hasrat menabung marginal Marginal Propencit to Save atau MPS. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus, dan ini disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45 . Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu. Fungsi konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan nasional. Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0. C = f Y S = f Y C = a + bY S = a + 1 b Y 180 Ekonomi SMA Kelas X

2. Hasrat Mengonsumsi Marginal Propensity to Consume

MPC MPC merupakan perbandingan antara tambahan konsumsi dan tambahan pendapatan, atau dapat ditulis dengan rumus: Keterangan: ฀C = Tambahan konsumsi ฀Y = Tambahan pendapatan Di dalam fungsi konsumsi C = a + bY, besarnya MPC = b

3. Fungsi Tabungan

Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya Y = C + S. Keterangan: S = saving tabungan Karena Y = C + S maka S = Y – C Jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi, maka: S = Y – C S = Y – a + BY S = Y – a – BY S = –a + 1 – bY

4. Hasrat untuk Menabung Marginal Propensity to Save

MPS MPS adalah perbandingan antara tambahan tabungan dengan tambahan pendapatan, atau dapat ditulis dengan rumus: Keterangan: ฀S = Tambahan tabungan ฀Y = Tambahan pendapatan MPC = ฀ ฀ C Y MPS = ฀ ฀ S Y 181 Konsumsi dan Investasi Di dalam fungsi konsumsi S = –a + 1 – bY, maka besarnya MPS = 1 – b Karena b = MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1 Fungsi tabungan: S = 1 – b Y – a S = 0,2Y – 10.000 Misalnya, besarnya pendapatan = 100.000, besarnya konsumsi sebagai berikut. C = 0,8 x 100.000 + 10.000 C = 90.000 dan tabungan S = 10.000

5. Titik Keseimbangan Pendapatan

Titik keseimbangan pendapatan atau BEP Break Event Point merupakan titik besarnya pendapatan sama dengan besarnya konsumsi. Syarat dari BEP adalah Y = C. Karena semua pendapatan sama persis habis untuk konsumsi, pada BEP besarnya tabungan = 0 atau S = 0. Dari soal di atas dapat kita cari titik keseimbangan pendapatannya sebagai berikut. C = 0,8 Y + 10.000 Y = C Y = 0,8 Y + 10.000 Y – 0,8 Y = 10.000 0,2 Y = 10.000 Y = 10 000 0 2 . , = 50.000 Contoh Fungsi Konsumsi C = 0,8 Y + 10.000 Dari fungsi konsumsi tersebut, besarnya a = 10.000 dan b = 0,8 b = MPC = 0,8 MPS = 1 – MPC MPS = 1 – 0,8 MPS = 0,2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika pendapatan 50.000, pendapatan tersebut habis untuk konsumsi tidak ada bagian pendapatan yang dapat ditabung.