Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

pemberian pupuk cair konsentrasi 30 perlakuan C, rata-rata berat basahnya adalah 39 gram dan tanaman dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 0 kontrol memiliki rata-rata berat basah 23 gram. Urutan berat basah dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah perlakuan C

30, perlakuan B 20, perlakuan A 10 dan kontrol.

Hasil uji ANOVA pada lampiran 9 menunjukan bahwa p value sig = .032 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata berat basah terhadap setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan uji Duncan.Setelah dilakukan uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata berat basah pada perlakuan C 30 dan perlakuan B 20 berbeda secara sinifikan terhadap rata-rata berat basah pada kontrol.Namun rata-rata berat basah pada perlakuan C 30 dan perlakuan B 20 tidak terjadi perbedaan secara signifikan. 3. Berat kering Penimbanagan berat kering tanaman sawi caisim dilakukan setelah tanaman sawi dijemur selama 4 hari dan dioven selama 48 jam. Rata-rata berat kering tanaman sawi caisim dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 4.3 Grafik rata-rata berat kering tanaman sawi caisim Gambar 4.3 diatas menunjukan ada perbedaan berat basah pada setiap perlakuan.Berat kering tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30 perlakuan C.Hal ini dibuktikan pada perlakuan C 30 diperoleh rata-rata berat kering yaitu 3 gram, sedangkan berat kering terendah diperoleh pada pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 0 kontrol yang memperoleh hasil rata-rata berat kering 2.4 gram. Urutan rata-rata berat kering dari yang tertinggi hingga terendah adalah pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30 perlakuan C, pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 20 perlakuan B, pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 10 perlakuan A dan kontrol. Hasil uji ANOVA pada lampiran 10 menunjukan bahwa p value sig = .007 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5

10 20

30 Kontrol B e rat ke ri n g gr am Konsentrasi Pupuk Grafik pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Daun Gamal Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Caisim Perlakuan disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada berat kering pada setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan.Setelah uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata berat kering pada perlakuan C 30, perlakuan B 20 dan perlakuan A 10 berbeda secara signifikan terhadap rata-rata berat kering kontrol.

4. Luas daun

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan metode Punch. Hasil rata-rata luas daun tanaman sawi caisim dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.4 Grafik rata-rata luas daun tanaman sawi caisim Grafik diatas menunjukan ada perbedaan rata-rata luas daun pada setiap perlakuan pemberian pupuk cair daun gamal. Rata-rata luas daun 20 40 60 80 100 120

10 20

30 Kontrol L uas D aun C m ² Konsentrasi Pupuk Grafik pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Daun Gamal Terhadap Luas DaunTanaman Sawi Caisim Perlakuan yang paling rendah terdapat pada kontrol dengan jumlah luas daun 74.5 cm² sedangkan rata-rata luas daun tertinggi terdapat pada perlakuan C 30 dengan jumlah luas daun 111.5 cm². Secara keseluruhan rata-rata luas daun dari yang terendah hingga tertinggi adalah kontrol, perlakuan A

10, perlakuan B 20, dan perlakuan C 30.

Hasil uji ANOVA pada lampiran 11 menunjukan bahwa p value sig = .001 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata luas daun terhadap setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan uji Duncan.Setelah dilakukan uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata luas daun pada perlakuan C 30, perlakuan B 20 dan perlakuan A 10 berbeda secara signifikan terhadap luas daun kontrol.

B. Pembahasan

1. Jumlah Daun

Berdasarkan gambar 4.1 dapat ditunjukan bahwa pada setiap pengamatan, setiap perlakuan tanaman sawi caisim mengalami pertambahan jumlah daun.Hal ini menunjukan bahwa pada penelitian ini, pemberian pupuk cair daun gamal memberikan pengaruh terhadap pertambahan jumlah daun sawi caisim. Tingkatan pertambahan jumlah daun tertinggi hingga yang paling rendah secara berurutan adalah perlakuan C 30, perlakuan B 20, perlakuan A 10 dan kontrol. Menurut pendapat Wibisono dan Basri 1993, unsur hara yang cukup dapat memberikan pertumbuhan dan produksi yang baik pada tanaman.Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa unsur hara yang dimiliki tanaman sawi perlakuan C 30 tersedia cukup sehingga memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan dan perkembangan tanamannya. Sedangkan pada perlakuan B 20, perlakuan A 10 dan kontrol, memiliki unsur hara lebih sedikit dari perlakuan C 30 sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanamannya kurang optimal. Untuk mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan sel serta pertumbuhan akar, batang dan daun maka diperlukan penambahan unsur nitrogen yang cukup Setyati dalam Palimbungan, 2006.Berdasarkan pernyataan tersebut maka tanaman pada perlakuan C 30 mendapatkan penambahan jumlah nitrogen yang cukup dari pupuk cair daun gamal sehingga mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan selnya dan mengakibatkan bertambahnya jumlah daun yang lebih banyak.Pada perlakuan B 20 dan A 10, jumlah unsur nitrogen yang ditambahkan dari pupuk cair daun gamal kurang mencukupi unsur nitrogen yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman sawi caisim sehingga mengakibatkan laju pembelahan dan pemanjangan selnya lambat dan mengakibatkan kurangnya pertambahan jumlah daun.Sedangkan pada kontrol, tidak terjadi penambahan jumlah nitrogen dari pupuk cair daun gamal.Tanaman kontrol mendapatkan unsur nitrogen yang hanya terdapat pada media tanahnya.Tanpa adanya penambahan nitrogen dari pupuk cair daun gamal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini menyebabkan jumlah daun pada tanaman kontrol mengalami pertambahan yang lebih sedikit dari ketiga perlakuan lainnya.Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada kontrol, setelah pengamatan ke 5 4 Juni 2016 terjadi penurunan jumlah daun hingga pengamatan terakhir 13 Juni 2016.Hal ini terjadi karena jumlah unsur hara nitrogen dan unsur lainya pada kontrol semakin sedikit sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman dan pertumbuhan tanamannya menjadi terhambat. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tumbuhan adalah nitrogen.Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk klorofil, protein, lemak dan senyawa lainnya Sari, 2015.Adanya jumlah nitrogen yang banyak dapat membentuk klorofil yang cukup dalam fotosisntesis. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap energi cahaya matarhari, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar. Hasil fotosintesis yang dihasilkan digunakan untuk pembelahan dan pemanjangan sel dan pertumbuhan tanaman.Pembelahan dan pemanjangan sel yang terjadi dapat membentuk daun baru.

2. Berat Basah

Berat basah suatu tanaman dipengaruhi oleh tingkat keefektifan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air. Pengukuran berat basah dilakukan dengan cara menimbang tanaman pada saat panen. Pengukuran berat basah ini dilakukan setelah akar tanaman dibersihkan dari tanah.Penimbangan berat basah dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terjadinya kehilangan air pada tanaman karena terkena sinar matahari. Gambar 4.2 menunjukan bahwa ada perbedaan rata-rata berat basah tanaman sawi caisim pada setiap perlakuan.Hal ini menunjukan bahwa pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi. Tanaman sawi caisim yang memiliki rata-rata berat basah paling tinggi adalah tanaman sawi caisim yang diberi pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi 30 perlakuan C, sedangkan tanaman sawi caisim yang memiliki rata-rata berat basah paling rendah adalah tanaman sawi caisim yang tidak diberi pupuk cair daun gamal kontrol. Perbedaan berat basah tanaman sawi caisim pada setiap perlakuan ini dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap air dari tanah. Berat basah tanaman akan mengalami pertambahan apabila tanaman mampu menyerap air secara optimal. Menurut Sari 2015 sekitar 70-90 berat basah tanaman berupa air karena merupakan komponen kehidupan pada tanaman.Dalam penelitian ini, dilakukan penyiraman air secara teratur yaitu setiap sore untuk mencegah terjadinya kekurangan air pada tanaman. Kekurangan air pada tanaman dapat mengakibatkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi kurang baik. Selain air, berat basah juga dipengaruhi oleh kadar nitrogen. Hal ini sesuai pernyataan Roesmarkham dan Yuwono 2002 yang menyatakan bahwa nitrogen dapat meningkatkan produksi tanaman dan kadar protein karena apabila terjadi peningkatan kadar protein maka akan terjadi akumulasi pada bagian daun sehingga tanaman akan mengalami penambahan bobot. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kadar nitrogen pada pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi 30 perlakuan C dan waktu penyiraman pupuk cair gamal yang sesuai memberikan ketersediaan ion Nitrat dan Amonium yang optimal untuk diserap oleh akar tanaman. Sedangkan pada konsentrasi pupuk 20 perlakuan B dan konsentrasi pupuk 10 perlakuan A, konsentrasi pupuk yang diberikan dan waktu penyiraman yang digunakan kurang sesuai sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawinya kurang baik dibandingkan dengan perlakuan C 30. Berat basah tanaman juga dipengaruhi oleh jumlah daun.Semakin banyak jumlah daun yang dimiliki suatu tanaman maka semakin tinggi juga berat basah yang dimiliki tanaman tersebut.Sebaliknya sedikit jumlah daun suatu tanaman maka semakin rendah berat basah tanaman tersebut.Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan.Pada penelitian ini perlakuan C 30 memiliki jumlah daun dan kontrol memiliki jumlah daun terendah.Begitupun dengan berat basah yang dimiliki perlakuan C 30 adalah berat basah tertinggi dan berat basah pada kontrol adalah berat basah terendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI