Pengaruh pemberian pupuk cair daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM

(Brassica juncea L.) Reginaldis Isabella Sado Universitas Sanata Dharma

2016

Penggunaan bahan organik sebagai pupuk merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan usaha untuk meningkatkan unsur hara. Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk adalah daun gamal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.) serta mengetahui konsentrasi yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).

Penelitian ini dilaksanakan di kebun Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, pada tanggal 10 Mei -13 Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 pemberian perlakuan dan kontrol. Perlakuan dibedakan dengan pemberian pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasi 10% (A), 20% (B), 30% (C). parameter yang diamati adalah jumlah daun (helai), berat basah (gram), berat kering (gram), luas daun (cm²). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA taraf signifikan 0.05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan taraf signifikan 0.05.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pupuk cair daun gamal memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.). Pengaruh paling baik ditunjukan pada tanaman sawi caisim yang diberikan pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% yang memberikan pengaruh positif baik pada jumlah daun, berat basah, berat kering dan luas daun.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIQUID FERTILIZER MADE FROM GAMAL LEAVES (Gliricidia sepium) TOWARDS THE GROWTH OF MUSTARD

GREEN (Brassica juncea L.) Reginaldis Isabella Sado Sanata Dharma University

2016

The use of organic materials as fertilizer is one of alternative ways to avoid the use of chemical fertilizer and an effort to increase soil's nutrient elements. One of the organic materials which can be used as fertilizer is gamal leaves. This research was done to know the effect of gamal leaves liquid fertilizer towards the growth of green mustard (Brassica juncea L.) and also to know which concentration that gives the best outcome of the green mustard (Brassica juncea L.) growth.

This research was hold in the garden of Biology Education Study Program of Sanata Dharma University, on May 10 until June 13, 2016. The research used Completely Randomized Design, with 3 treatments and controls. The treatments are differed by the different concentration levels of gamal leaves liquid fertilizer given to green mustard, namely 10% of concentration (A), 20% of concentration (B), 30% of concentration (C). The parameters used in this research are the numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven (gram), total weight of plants after placed in an oven (gram), and the leaves width (cm²). The collected data was analyzed by using ANOVA with significance level 0.05 and then continued with Duncan test with significance level 0.05.

The result of this research showed that the use of gamal leaves liquid fertilizer gave real effect towards the growth of green mustard (Brassica juncea L.). The best effect was shown on the green mustard which had been given gamal leaves liquid fertilizer with 30% concentration. The effect was positively good for numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven (gram), total weight of plants after placed in an oven (gram), and the leaves width (cm²).


(3)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM

(Brassica juncea L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Reginaldis Isabella Sado NIM : 121434011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM

(Brassica juncea L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Reginaldis Isabella Sado NIM : 121434011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

SKRTPSI

PENGARUH PEMBERTAN

pupuK

cArR DAUN GAMAL (Gtiricidia

sqi'#'xt) TERg.4.D,A,P PER'TuMBU${N T;4,NAMAN

sa\ilr carsrM

(Brassica junceaL.) Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Reginaldis Isabella Sado

NIM: t2t4340ll

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Skripsi

ikan Biologi

JPMIPA FK Dharma

16

Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

./ At 4./

''lh/l

.v,:....

Yogyakarta, 29 Agustus 20 16

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan untuk :

Kedua orangtuaku

Keluarga besarku

Kesayanganku

Sahabat dan teman-temanku

Almamaterku

Motto

Serahkanlah hidupmu pada Tuhan dan

Percayalah kepada-Nya, dan Ia akan

bertindak

(Mazmur 37 : 5)


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daft ar pustaka, seb agaiman a lay akny a kary a ilmiah.

Yogyakarta, 29 Agustus 2016

Penulis


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini. saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : Reginaldis Isabella Sado

NIM

:121434011

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassicu JunceaL.).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 29 Agustus 2016

Reginaldis Isabella Sado Yang menyatakan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea L.)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu menyertai, memberkati dan menuntun penulis selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Universitas Sanata dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing, memberi solusi atas permasalahan yang dialami, memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(11)

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah mengajar dan mendidik serta memberikan pengalaman baru bagi penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi.

6. Segenaf Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan melayani segala keperluan akademik selama masa studi penulis di Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak Stefanus Sado, Mama Maria Besi Uran, Adik Firman dan Andre serta semua keluarga besar yang telah mendukung baik secara moril, spiritual, dan materi selama masa perkuliahan sehingga penulis selalu bersemangat dan tekun dalam melaksanakan dan menjalankan perkuliahan hingga skripsi ini.

8. Teman-teman di Pendidikan Biologi, khususnya angkatan 2012 yang selalu bersama-sama berjuang, memberi semangat, dukungan dan perhatian selama masa perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Sahabat B-Crew (Enty, Yanti, Novi, Susan, Angel, Melly, Fani, Elen), dan

Mabes yang selalu mendengarkan curhatan, memberi dorongan semangat dan dukungan saat penulis mengalami kesulitan baik dalam perkuliahan hingga skripsi ini.

10.Rina, Kim Uyun, Desibell, Dicta yang selalu memberi semangat dan dorongan serta sharing tentang penyusunan skripsi.

11.Alfi, Frida, Eka, Jane, Melly, Orin, Dani dan teman-teman lainnya yang biasa membantu penelitian penulis selama masa penelitian di kebun Pendidikan Biologi hingga penelitian berjalan lancar dan baik.


(12)

ix

12.Kakak Hendrikus Hendra Knoba yang setia memberi semangat dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

13.Saudara-saudari HKF dan Menwa yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis selama masa kuliah hingga skripsi ini.

14.Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis dalam perkuliahan hingga skripsi ini. Penulis menyadari bahawa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dunia pendidikan dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Agustus 2016


(13)

x ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM

(Brassica juncea L.) Reginaldis Isabella Sado Universitas Sanata Dharma

2016

Penggunaan bahan organik sebagai pupuk merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan usaha untuk meningkatkan unsur hara. Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk adalah daun gamal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.) serta mengetahui konsentrasi yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).

Penelitian ini dilaksanakan di kebun Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, pada tanggal 10 Mei -13 Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 pemberian perlakuan dan kontrol. Perlakuan dibedakan dengan pemberian pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasi 10% (A), 20% (B), 30% (C). parameter yang diamati adalah jumlah daun (helai), berat basah (gram), berat kering (gram), luas daun (cm²). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA taraf signifikan 0.05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan taraf signifikan 0.05.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pupuk cair daun gamal memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.). Pengaruh paling baik ditunjukan pada tanaman sawi caisim yang diberikan pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% yang memberikan pengaruh positif baik pada jumlah daun, berat basah, berat kering dan luas daun.


(14)

xi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIQUID FERTILIZER MADE FROM GAMAL LEAVES (Gliricidia sepium) TOWARDS THE GROWTH OF MUSTARD

GREEN (Brassica juncea L.) Reginaldis Isabella Sado Sanata Dharma University

2016

The use of organic materials as fertilizer is one of alternative ways to avoid the use of chemical fertilizer and an effort to increase soil's nutrient elements. One of the organic materials which can be used as fertilizer is gamal leaves. This research was done to know the effect of gamal leaves liquid fertilizer towards the growth of green mustard (Brassica juncea L.) and also to know which concentration that gives the best outcome of the green mustard (Brassica juncea L.) growth.

This research was hold in the garden of Biology Education Study Program of Sanata Dharma University, on May 10 until June 13, 2016. The research used Completely Randomized Design, with 3 treatments and controls. The treatments are differed by the different concentration levels of gamal leaves liquid fertilizer given to green mustard, namely 10% of concentration (A), 20% of concentration (B), 30% of concentration (C). The parameters used in this research are the numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven (gram), total weight of plants after placed in an oven (gram), and the leaves width (cm²). The collected data was analyzed by using ANOVA with significance level 0.05 and then continued with Duncan test with significance level 0.05.

The result of this research showed that the use of gamal leaves liquid fertilizer gave real effect towards the growth of green mustard (Brassica juncea L.). The best effect was shown on the green mustard which had been given gamal leaves liquid fertilizer with 30% concentration. The effect was positively good for numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven (gram), total weight of plants after placed in an oven (gram), and the leaves width (cm²).


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4


(16)

xiii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Prinsip/ Teori Terkait ... 6

1. Tanaman Sawi Caisim... 6

a. Klasifikasi Tanaman Sawi Caisim ... 6

b. Morfologi Tanaman Sawi Caisim ... 6

c. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Caisim ... 8

d. Kandungan Gizi Tanaman Sawi Caisim ... 10

2. Tanaman Gamal ... 10

a. Taksonomi dan Morfologi ... 10

b. Penyebaran Tanaman ... 12

c. Manfaat Tanaman... 12

3. Pupuk Organik Cair ... 13

4. EM-4 (Effective Microorganism 4) ... 14

B. Hasil Penelitian Relevan ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 18

D. Hipotesis ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20

B. Variabel Penelitian ... 20

C. Batasan Penelitian ... 21

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23


(17)

xiv

F. Prosedur Kerja ... 24

G. Analisis Data ... 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil ... 31

1. Jumlah Daun ... 31

2. Berat Basah ... 34

3. Berat Kering ... 35

4. Luas Daun ... 37

B. Pembahasan ... 38

1. Jumlah Daun ... 38

2. Berat Basah ... 41

3. Berat Kering ... 43

4. Luas Daun ... 44

C. Keterbatasan Dalam Penelitian ... 47

BAB V. IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN ... 48

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Sawi Caisim ... 10

Tabel 3.1 Perlakuan Pupuk Cair Daun Gamal ... 20


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Sawi Caisim ... 6

Gambar 2.2 Tanaman Gamal ... 10

Gambar 3.1 Langkah Kerja Pembuatan Pupuk Cair Daun Gamal ... 25

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Jumlah Daun Sawi Caisim ... 31

Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Berat Basah Sawi Caisim ... 34

Gambar 4.3 Grafik Rata-Rata Berat Kering Sawi Caisim ... 36


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 54

Lampiran 2. RPP ... 60

Lampiran 3.Lembar Kerja Siswa ... 70

Lampiran 4. Instrumen dan Pedoman Penilaian ... 76

Lampiran 5. Data Jumlah Daun Masing-Masing Perlakuan Tiap 3 Hari ... 87

Lampiran 6. Data Jumlah dan Pertambahan Jumlah Daun ... 89

Lampiran 7. Data Berat Basah Tanaman Sawi Caisim ... 91

Lampiran 8. Data Berat Kering Tanaman Sawi Caisim ... 92

Lampiran 9. Data Luas Daun Tanaman Sawi Caisim ... 93

Lampiran 10. Uji Normalitas Distribusi Data Jumlah Daun, Berat Basah, Berat kering dan Luas Daun Tanaman Sawi Caisim ... 97

Lampiran 11. Uji Homogenitas Data Jumlah Daun, Berat Basah, Berat Kering dan Luas Daun Tanaman Sawi Caisim ... 99

Lampiran 12. Uji Anova Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim ... 101

Lampiran 13. Uji Anova Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Caisim ... 102

Lampiran 14. Uji Anova Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Caisim ... 103

Lampiran 15. Uji Anova Terhadap Luas Daun Tanaman Sawi Caisim ... 104


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Unsur hara merupakan salah satu faktor penunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu cara untuk meningkatkan unsur hara adalah penggunaan pupuk. Kebanyakan pupuk yang digunakan untuk meningkatkan unsur hara adalah pupuk kimia.Hal ini terjadi karena pupuk kimia memberikan dampak yang baik seperti pertumbuhan dan perkembangan yang efektif dan cepat serta memberikan hasil yang memuaskan untuk produktivitas tanaman.

Penggunaan pupuk ini tidak hanya berdampak positif tetapi memberi banyak dampak negatif apabila digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Pengaruh negatif yang diberikan antara lain tanah menjadi cepat keras, tanah kurang mampu menyimpan air dan menjadi asam, dan akhirnya berakibat pada menurunnya produktivitas tanaman itu sendiri (Indrakusuma, 2000). Selain berakibat pada tanah pupuk kimia juga banyak dikeluhkan karenatingginya harga jual di pasaran.

Usaha yang dilakukan bidang pertanian untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia adalah dengan meningkatkan penggunaan bahan organik atas masukan dari usaha tani itu sendiri.Penggunaan pupuk hijau, pupuk hayati, pupuk kompos dan ektrak daun diharapkan mampu memperbaiki kondisi tanah yang rusak dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Susanto,2002). Usaha yang dilakukan ini juga dipengaruhi oleh faktor tingkat


(22)

kesadaran masyarakat yang sudah semakin tinggi akan kesehatan sehingga masyarakat makin pandai dalam memilih tanaman sayuran yang akan dikonsumsi. Masyarakat akan cenderung memilih tanaman sayuran yang memiliki tingkat resiko terhadap penyakit yang rendah daripada sayuran yang mengandung zat-zat kimia yang sifatnya beracun. Dengan demikian, sistem pertanian disarankan adalah pertanian organik.

Sawi caisim merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat disukai oleh masyarakat karena banyak memberikan manfaat. Tanaman ini adalah sayuran dengan iklim sub-tropis akan tetapi dapat juga beradaptasi di daerah tropis. Saat ini, banyak orang yang mengkonsumsi sayuran ini karena manfaatnya yang berguna bagi kesehatan. Tanaman sayuran ini memiliki banyak kandungan zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia seperti protein, lemak, karbohidart, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C (Sunarjono,2004). Sistem budidaya sawi saat ini masih memanfaatkan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitasnya dan pestisida dari bahan-bahan anorganik secara intensif.

Salah satu bahan organik yang dapat meningkatkan unsur hara adalah tanaman gamal. Bagian dari tanaman gamal yang digunakan sebagai pupuk salah satunya adalah bagian daun.Menurut Ibrahim dalam Jusuf, dkk (2007) jaringan daun gamal mengandung 3,15% N, 0,22% P, 2,65% K, 1,35% Ca dan 0,41% Mg. Selain meningkatkan unsur hara, daun gamal ini juga memberikan manfaat lain yaitu sebagai pakan bagi ternak.


(23)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari pupuk organik cair daun gamal untuk pertumbuhan tanaman sayuran khususnya sawi caisim.Salah satu penelitian yang telah dilakukan menggunakan pupuk daun gamal adalah pada penelitian Rini (2014) yang menyatakan bahwa pupuk daun gamal berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas rumput gajah.Tanaman sawi dipilih karena konsumsi sawi tergolong tinggi berdasarkan sumber dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)-BPS pada tahun 2012, dimana rata-rata konsumsi sawi selama tahun 2007-2011 berjumlah 11,40%. Selain itu, masa pertumbuhan yang cepat juga menjadi alasan bagi peneliti untuk menggunakan tanaman ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim?

2. Pupuk dengan konsentrasi berapakah yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim?

C. Batasan Masalah

Fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Pupuk cair dari daun Gamal terdiri dari 3 konsentrasi, yaitu 10%, 20%, dan 30% dengan volume pemupukan 200 ml setiap tanaman sawi caisim.


(24)

2. Paremeter pertumbuhan yang diukur adalah jumlah daun, luas daun, berat kering dan berat basah tanaman sawi caisim.

3. Tanaman sawi caisim yang digunakan adalah tanaman sawi caisim yang berumur 8 hari setelah proses penyemaian

4. Benih tanaman sawi caisim yang digunakan adalah varietas Tosokan dengan nomor sertifikat 04 LSSM-BTPH. Produk benih diproduksi oleh PT. East West Seed Indonesia, Desa Benteng, Kecamatan Cempaka, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.

2. Mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan tentang pengaruh pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman.

b. Menambah pengalaman baru tentang pemanfaatan daun gamal sebagai pupuk cair.


(25)

2. Bagi Petani

a. Sebagai informasi bagi petani dalam membuat pupuk organik cair dan dapat diaplikasikan pada bidang pertanian terutama pada budidaya tanaman

b. Petani dapat memanfaatkan daun gamal sebagai pupuk organik cair c. Sebagai informasi untuk mengetahui potensi serta pengaruh pupuk

cair dari daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman. 3. Bagi Dunia Pendidikan

a. Sebagai aplikasi dalam penggunaan pupuk cair daun gamal sebagai proses pembelajaran kepedulian lingkungan

b. Pengenalan kepada siswa-siswi tentang pemanfaatan daun gamal sebagai produk baru yang bermanfaat.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi dalam pembelajaran Biologi di jenjang pendidikan SMA kelas XII, khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan.


(26)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Prinsip/ Teori Yang Terkait

1.Tanaman Sawi Caisim

a. Klasifikasi Tanaman Sawi Caisim

Klasifikasi dari tanaman sawi caisim adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta Subdevisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales (Blassicales) Famili : Cruciferae (Brassicaceae) Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L. (Haryanto, dkk., 2007)

Gambar 2.1 Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea L.) b. Morfologi Tanaman Sawi Caisim

Tanaman sawi caisim memiliki morfologi tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun morfologi tanaman sawi caisim adalah sebagai berikut :


(27)

a) Akar

Tanaman sawi caisim memiliki sistem perakaran tunggang (Radix Primaria) dan memiliki cabang-cabang akar yang berbentuk bulat panjang (silindris).Akar menyebar ke segala arah pada kedalaman 30-50 cm. Fungsi akar tanaman adalah menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Rukmana, 2007).

b) Batang

Batang yang dimilki tanaman sawi adalah batang yang berukuran pendek dan beruas-ruas, bahkan hampir tidak kelihatan.Batangnya berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun tanaman sawi (Zulkarnain, 2013).

c) Daun

Sawi memiliki bentuk daun bulat atau bulat panjang (lonjong), ada yang lebar dan ada yang sempit berwarna hijau muda sampai hijau tua.Daun sawi juga memiliki tangkai daun yang panjang atau pendek, sempit atau lebar, berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat dan halus.Sawi memiliki tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang serta pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus (Rukmana, 2007).

d) Bunga

Bunga sawi tersusun dalam tangkai yang tumbuh memanjang dan memiliki banyak cabang. Setiap kuntum bunga tersusun atas empat


(28)

helai kelopak daun, empat helai daun mahkota berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu kepala putik berongga dua (Zulkarnain, 2013).

e) Buah dan Biji

Tanaman sawi memiliki buah dengan tipe buah adalah polong.Bentuk polongnya memanjang dan berongga.Tiap buah berisi 208 butir biji.Bijinya berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman (Rukmana, 2007).

c. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Caisim

Untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi dan berkualitas, sawi hendaknya ditanam pada lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.Oleh karena itu, faktor iklim dan tanah dimana sawi diusahakan perlu mendapatkan perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal.

a. Tanah

Tanaman sawi cocok ditanam pada tanah yang gembur, mengandung humus dan memiliki drainase yang baik dengan pH antara 6-7 (Haryanto, dkk,. 2003). Walaupun dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, tanaman sawi lebih cocok ditanam pada tanah lempung berpasir seperti jenis tanah andosol.Sifat biologis tanah yang baik untuk pertumbuhan sawi adalah tanah yang mengandung banyak


(29)

unsur hara.Tanah yang memiliki banyak jasad renik atau organisme pengurai dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Cahyono, 2003).

Tanaman sawi dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian tempat.Sawi juga memiliki toleransi yang baik terhadap lingkungannya.Namun, kebanyakan daerah penghasil sawi berada diketinggian 100-500 m dpl (Zulkarnain, 2013).

b. pH

Tingkat keasaman (pH) tanah yang baik untuk tanaman sawi adalah antara 6-7.Pada saat melakukan penanaman sebaiknya dilakukan pengukuran pH tanah sehingga apabila pH tanah tidak sesuai maka dilakukan pengapuran.Tujuan pengapuran adalah untuk menaikan atau menurunkan pH tanah agar sesuai dengan pH tanah untuk penanaman sawi (Zulkarnain, 2013).

c. Iklim

Iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang bersuhu 15, 6°C pada malam hari dan 21,1°C di siang hari. Untuk dapat melakukan fotosintesis dengan baik, sawi memerlukan cahaya matahari selama 10-13 jam.Ada beberapa varietas sawi yang toleran dan dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27-32°C (Rukmana, 2007).

Menurut Cahyono (2003) kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80%-90%.Sawi termasuk jenis sayuran yang tahan terhadap hujan, sehingga


(30)

dapat ditanam pada musim hujan dan mampu memberikan hasil yang baik.

d. Kandungan Gizi Tanaman Sawi Caisim

Tanaman sawi caisim memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh.Kandungan sawi caisim dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 gram Sawi

Kandungan Gizi Jumlah

Protein (g) 2,3

Kalsium (mg) 220

Fosfor (mg) 38

Zat Besi (mg) 2,9

Vitamin A (IU) 6,460

Vitamin C (mg) 102

Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI dan Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran UI (Apriadji, 2007).

2.Tanaman Gamal

a. Taksonomi dan Morfologi

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Tanaman Gamal dan (b) Daun Gamal

Dalam taksonomi menurut Sutanto (2002), tumbuhan gamal diklasifikasikan sebagai berikut :


(31)

Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Subfamili : Faboideae Genus : Gliricidia

Species : Gliricidia sepium atau Gliricidia mamulata

Tanaman gamal diperkirakan masuk Indonesia pada tahun 900-an. Gliricidia sepium merupakan kelompok tanaman Leguminoseae atau polong-polongan tergolong dalam subfamili Papilionaceae yaitu berbunga kupu-kupu.Tanaman Leguminoseae adalah tanaman polong-polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Beberapa daerahmengenal tanaman ini dengan namalirikside atau gamal.

Gamal adalah tanaman legume pohon yang mempunyai sifat gugur daun.Diameter batang gamal bisa mencapai 40 cm pada umur tertentu.Percabangan yang dimiliki tegak rendah dan pertumbuhan cabang menjorong ke atas.Tipe daun gamal adalah majemuk menyirip dengan jumlah daun antara 5-20 anak daun.Bentuk daun oval, bulat telur dan warna bagian bawah daun buram.Bunganya berbentuk tandan, memiliki panjang 10-15 cm dan tumbuh pada ketiak daun.Kelopak daun berwarna hijau kemerahan, mahkota bunga


(32)

berwarna ungu merah jingga bercampur putih.Bunga gamal mampu melakukan penyerbukan sendiri. Polong yang dihasilkan oleh gamal berbentuk garis memanjang berukuran 6-15 cm, lebar 1,5-2 cm, berisi 4-8 biji. Pada waktu muda, polong berwarna hijau dan warna kuning sampai coklat pada waktu sudah tua. Polong yang sudah kering akan pecah dengan sendirinya dan bijinya tersebar (Purwanto, 2007).

b. Penyebaran Tanaman

Gamal dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1500m dpl.Akan tetapi tanaman ini dapat mengalami pertumbuhan yang kurang baik pada daerah pegunungan yang sering mengalami embun beku dan kabut yang berkepanjangan.Perbanyakan gamal dapat dilakukan dengan menggunakan biji atau stek batang (Purwanto, 2007).

c. Manfaat Tanaman

Gamal merupakan salah satu tanaman leguminosa dengan kandungan unsur hara tinggi. Gamal yang berumur satu tahun mengandung 3-6 % N, 0,31% P, 0,77% K, 15-30 % serat kasar dan 10% abu K. Menurut Purwanto (2007) beberapa kegunaan tanaman gamal ini antara lain :

1) Meningkatkan bahan organik tanah dan kadar nitrogen tanah. 2) Menekan pertumbuhan alang-alang.

3) Mengurangi laju erosi.

4) Meningkatkan penyerapan air oleh tanah.


(33)

6) Sebagai tanaman pagar pada padang pengembalaan. 7) Sumber pakan.

3.Pupuk Organik Cair

Pupuk cair organik adalah larutan hasil pembusukan sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu (Suwahyono, 2014).Unsur hara yang terkandung dalam pupuk cair organik lebih mudah diserap oleh tanah dan tanaman.Tanaman mudah menyerap unsur hara karena unsur hara yang ada didalam pupuk cair sudah terurai.Menurut Masnamar dalam Siahaan (2006) selain penyerapan hara melalui akar, daun juga mampu menyerap unsur hara sehingga pupuk cair organik tidak diberikan pada akar tanaman saja tapi juga di atas daun-daun tanaman.

Menurut Sari (2015) pupuk cair organik memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :

1) Meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis dan penyerapan nitrogen tanaman

2) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama penyakit dan kekeringan

3) Merangsang pertumbuhan cabang produktif

4) Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah 5) Mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.


(34)

Selain itu, menurut Pranata (2004), keunggulan yang dimiliki pupuk organik cair adalah :

1) Mampu memperbaiki struktur tanah

2) Memiliki kandungan unsur hara yang lengkap 3) Ramah lingkungan

4) Dapat dibuat sendiri

5) Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanaman sehingga mampu meningkatkan unsur hara tanaman.

Pupuk cair juga memiliki beberapa kekurangan baik dalam pembuatan maupun dalam pemakaiannya, diantaranya adalah :

1) Dalam proses fermentasi harus ditutup dengan benar untuk menghindari masuknya cahaya dan bakteri patogen yang dapat menggagalkan proses fermentasi.

2) Tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama dan apabila ditempatkan pada tempat yang terbuka dapat menyebabkan kerusakan pada pupuk (ditandai dengan bau yang busuk).

4.EM-4 (Effective Microorganism 4)

Effective Microorganism (EM-4) adalah suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah, dapat memperbaiki kesehatan serta kualitas tanah. Effective Microorganism (EM-4) pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Hugo dari Universitas Ryukyus Jepang dengan


(35)

kandungan mikroorganisme sekitar 80 genus.Mikroorganisme tersebut kemudian dipilih yang dapat bekerja untuk memfermentasikan bahan organik secara efektif. Dari banyaknya mikroorganisme, terdapat lima golongan utama penyusun EM-4 yaitu bakteri Fotosintetik, Lactobacillus sp, ragi (yeast), Actinomycetes sp dan jamur fermentasi. EM4 berupa larutan cair berwarna kuning kecoklatan. Cairan ini berbau sedap dengan rasa asam manis dan tingkat keasaman (pH) kurang dari 3,5 Apabila tingkat keasaman melebihi 4,0 maka cairan ini tidak dapat digunakan lagi (Indriani, 2013). a. Bakteri fotosintesis

1) Mensintesis bahan-bahan organik menjadi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif dan gula.

2) Meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme lainnya. b. Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp)

1) Menghasilkan asam laktat dan gula.

2) Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan. 3) Meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik. c. Ragi

1) Membentuk zat anti bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis.

2) Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. d. Actinomysetes


(36)

1) Menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dari bahan organik.

2) Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri. e. Jamur fermentasi

1) Menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat antimikroba.

2) Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga dan ulat yang merugikan.

Menurut Indriani (2013) Ada beberapa keuntungan dan manfaat dari EM-4 selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik. Beberapa manfaat tersebut antara lain :

a. Memperbaiki fisik, kimia dan biologi tanah.

b. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.

c. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman. d. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos.

e. Menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman atau disemprotkan ke daun tanaman.

Berikut ini merupakan contoh reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi pupuk cair menurut Santi (2008):

1) Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi untuk mendapatkan nitrogen :


(37)

Protein + energi proteinaseATP + NADP + NH3 + Energi

2) Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi untuk mendapatkan fosfat :

ATP + glukosa pseudomonas ADP + glukosa6 fosfat Glukosa 6 fosfat + H2O glukosa + fosfat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian Rini (2014) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Hijau dari Gamal, Lamtoro, dan Jogo-Jogo Terhadap Produksi dan Kualitas Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Pada Umur yang

Berbeda” dinyatakan bahwa pupuk organik gamal berpengaruh terhadap tanaman. Pada penelitian ini jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk dari daun gamal, daun lamtoro dan daun jogo-jogo.Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi bahan kering, protein kasar, jumlah anakan, tinggi tanaman dan luas daun.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pupuk organik daun gamal memberikan respon yang paling besar dan berpengaruh terhadap protein kasar dan tinggi tanaman.Selain itu juga dalam penelitian yang sama pupuk organik daun gamal dinyatakan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas rumput gajah.

Penelitian Jusuf, dkk (2007) juga menyatakan bahwa daun gamal berpengaruh terhadap pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitiannya

dengan judul “Pengaruh Dosis Organik Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman


(38)

dengan 6 perlakuan dosisPOP daun gamal (POPDG) masing-masing D0 = tanpa POPDG, D1 = POPDG 2 ton ha-1;D2 = POPDG 4 ton ha-1; D3 = POPDG 6 ton ha-1; D4 = POPDG 8 ton ha-1; dan D5 =POPDG 10 ton ha-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik padat daun gamal(POPDG) secara umum berpotensi meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama tanamansawi.Hasil terbaik yang dapat diperoleh pada penggunaan POPDG terhadap tanaman sawiadalah 6 – 8 ton ha-1.

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan pupuk organik adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah yang telah rusak dan meningkatkan hasil produksi tanaman.Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair dari daun gamal.Pupuk ini juga diharapakan dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan produksi tanaman.Hal ini dikarenakan pada daun gamal terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman tanah dan tanaman. Menurut Purwanto (2007) gamal mengandung 3-6 % N, 0,31% P, 0,77% K, 15-30 % serat kasar dan 10% abu K. Oleh karena itu dilakukan pengujian pemberian pupuk cair daun gamal dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica junea L.

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :


(39)

1. Pupuk cair daun gamal dapat memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.

2. Pupuk dengan konsentrasi 30% paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim.


(40)

20

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental.Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen untuk menguji beberapa konsentrasi pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dibuat bebas dan bervariasi.Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel bebas adalah konsentrasi pupuk cair daun gamal.Pupuk cair daun gamal ini terdiri dari 3 perlakuan dengan konsentrasi yang berbeda dan kontrol.Setiap perlakuan memiliki 10 pengulangan sehingga jumlah seluruh tanaman adalah sebanyak 40 tanaman.Perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Perlakuan Pupuk Cair Daun Gamal

Kode Perlakuan

A 10%

B 20%

C 30%


(41)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang muncul akibat adanya variabel bebas.Variabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan tanaman yang meliputi jumlah daun, berat basah, berat kering dan luas daun tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).

1. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel lain yang ikut berpengaruh, yang dibuat sama pada setiap media percobaan dan terkendali. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel kontrol adalah ukuran tanaman, media tanam, waktu dan volume penyiraman dan pemberian pupuk.

C. Batasan Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penellitian ini adalah tanaman sawi caisim (Brassica junea L.) yang berjumlah 40.

2. Objek penelitian

a. Pupuk cair daun gamal 10% b. Pupuk cair daun gamal 20% c. Pupuk cair daun gamal 30%


(42)

3. Parameter a) Jumlah daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 3 hari setelah penanaman pada media tanam dan dilakukan setiap 3 hari sekali.Data pertambahan jumlah daun yang dihitung adalah selisih jumlah daun tanaman pada hari terakhir pengambilan data dengan hari pertama pengambilan data. Perhitungan jumlah daun hanya dilakukan pada daun yang terbuka sempurna dan tidak dimakan hama secara keseluruhan.

b) Luas daun

Jumlah daun merupakan salah satu parameter yang dilihat dapa pertumbuhan tanaman sawi caisim.Salah satu alasan dilakukan pengukuran luas daun adalah karena daun sawi merupakan bagian dari tanaman sawi yang dikonsumsi oleh masyarakat.Perhitungan luas daun dilakukan setelah tanaman dipanen dengan menggunakan metode punch.Biasanya metode ini dilakukan pada daun yang berstruktur lembut sehingga mudah dilubangi menggunakan cork borer. Setelah daun dilubangi, dilakukan pengovenan untuk mendapat bobot kering bulatan daun dan sisa daun berlubang. Luas daun dengan metode ini dapat dihitung menggunakan rumus :


(43)

Keterangan :

a : Berat kering bulatan daun n : ∑ bulatan daun b : Berat kering daun terlubang LD : Luas daun c :r2(Sholikah,2014)

c) Berat basah

Setelah tanaman berumur 25 hari, dilakukan pemanenan dengan cara mencabut tanaman dan membersihkannya dari tanah. Setelah itu tanaman langsung ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

d) Berat kering

Penimbangan berat kering dilakukan setelah tanaman sawi caisim melewati proses pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur dibawah sinar matahari lalu dioven dengan suhu 48°C selama 48 jam. Pada saat dioven, tanaman terlebih dahulu dibungkus menggunakan aluminium foil dan diberi label pada masing-masing perlakuan. Setelah 48 jam, tanaman diangkat dan ditimbang menggunakan timbangan analitik.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal10 Mei-13 Juni 2016 di Kebun Penelitian Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo.


(44)

E. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, polibag yang berukuran 25 x 25 cm, ember, pisau, cetok, gayung, gelas ukur, saringan, timbangan analitik, logbook, oven listrik, penggaris, dan alat-alat lainnya yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman sawi caisim, daun gamal, tanah, tetes tebu, EM4, air limbah tahu, dan air.Tetes tebu berfungsi sebagai sumber gula dan air limbah tahu berfungsi sebagai sumber karbohidrat bagi mikroorganisme dalam proses fermentasi.

F. Prosedur Kerja

Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu pembuatan pupuk cair daun gamal, persiapan media tanam, penanaman, penyulaman, perlakuan, pemeliharaan panen dan pengambilan data.

1. Pembuatan pupuk cair daun gamal

Pembuatan pupuk cair dilakukan dengan cara fermentasi dengan bioaktivator EM-4. Fermentasi pupuk cair ini dilakukan selama 1 bulan. Bahan – bahan yang digunakan seperti daun gamal yang telah dicacah sebayak 10 kg, air 20 liter, air limbah tahu 4 liter, tetes tebu 1 liter dan EM-4 1 liter dimasukan ke dalam ember. Setelah dimasukkan dalam ember, ditutup dengan rapat.Setelah 1 bulan, hasil fermentasi disaring dan siap digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman (gambar 3.1).


(45)

Gambar 3.1 Langkah Kerja Pembuatan Pupuk Cair Daun Gamal

Daun gamal yang di cacah dan ditimbang

Daun gamal yang telah cacah dan siap di fermentasi

Penambahan air

Penambahan tetes tebu Penambahan

EM-4

Penambahan air limbah tahu

Fermentasi bahan untuk pupuk cair daun gamal

Pupuk cair daun gamal siap digunakan


(46)

2. Persiapan media tanam

Penyiapan media bertujuan untuk menciptakan tempat dan media tanam yang gembur dan berdrainase baik.Media tanam yang digunakan adalah tanah yang isi dalam polibag berukuran 25 x 25 cm.

3. Persemaian tanaman

Persemaian benih tanaman sawi caisim dilakukan pada tanggal 12 Mei 2016.Persemaian dilakukan dengan menanam benih tanaman sawi caisim pada polybag ukuran 25 x 25 cm. Media yang digunakan berupa tanah yang disiram air hingga lembab.Setelah media disiapkan, benih disebarkan secara merata pada media semai tersebut.

4. Pemindahan bibit (penanaman)

Pemindahan bibit dilakukan pada tanggal 20 Mei 2016 ketika bibit berumur 8 hari.Bibit tanaman yang ditanam pada polibag adalah tanaman sawi caisim yang dipilih secara acak dan berjumlah 40 tanaman.Setelah penanaman, polibag dari semua perlakuan diletakan secara acak.

5. Aklimatisasi

Aklimatisasi dilakukan selama 3 hari, mulai dari pemindahan tanaman ke tiap polybag yang disiapkan sampai diberikan perlakuan pupuk cair daun gamal untuk pertama kali.Aklimatisasi dilakukan bertujuan untuk memberikan penyesuaian atau adaptasi terhadap tanaman setelah dipindahkan ke polibag.


(47)

6. Perlakuan

Pemberian perlakuan dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016.Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi pupuk cair daun gamal dan kontrol.Setiap perlakuan terdapat 10 replikasi tanaman sehingga jumlah keseluruhan tanaman yang digunakan dalam penelitian sebanyak 40 tanaman.Terdapat 3 konsentrasi pupuk yang digunakan yaitu 10%, 20%, dan 30%. Pembuatan konsentrasi pupuk dilakukan dengan cara :

1) Konsentrasi 10% : 100 ml pupuk cair + 900 ml air 2) Konsentrasi 20% : 200 ml pupuk cair + 800 ml air 3) Konsentrasi 30% : 300 ml pupuk cair + 700 ml air

Pemberian pupuk cair daun gamal pada tanaman sawi caisim dilakukan 3 hari sekali di mulai saat tanaman berumur 3 hari setelah tanam di polibag.Volume penyiraman pupuk cair daun gamal adalah 200 ml. Penyiraman pupuk dilakukan pada sore hari.

7. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman menggunakan air dilakukan pada setiap hari sekali yakni pada sore hari.Alat yang digunakan untuk penyiraman adalah gayung dan gelas ukur.Volume air yang digunakan adalah 200 ml tiap tanaman.


(48)

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan rumput atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sawi caisim. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma di sekitar tanaman sawi caisim. Selain penyiangan, dilakukan juga pemeliharaan tanaman dari hama/penyakit.Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap pagi dan sore pada setiap hari untuk mencegah hama/penyakit.Hama yang ditemukan pada tanaman langsung dimatikan dan dibuang.

8. Panen

Dalam penelitian ini kegiatan panen dilakukan satu kali untuk semua tanaman yaitu pada hari ke 25 setelah tanam. Panen dilakukan saat sore hari dengan caramencabut tanaman sawi dari masing-masing polibagnya.Panen dilakukan pada tanggal 13 Juni 2016.

9. Pengambilan data

Pengambilan data dimulai sejak tanaman berumur 3 hari setelah penanaman di polibag dan dilakukan setiap 3 hari sekali hingga panen. Pengambilan data yang dilakukan meliputi :

a. Jumlah daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun-daun yang tumbuh sempurna pada batang pokok tanaman, dan pada cabang batang tanaman.


(49)

b. Luas daun

Luas daun dihitung dengan menggunakan metode punch. Setelah proses panen, diambil satu daun pada setiap tanaman dengan posisi letak daun yang sama (tengah tanaman) untuk dilakukan pengukuran luas daun. Daun yag telah diambil tersebut kemudian dilubangi menggunakan tutup botol air mineral 600 ml (Agua) yang telah diketahui luasnya.Setelah dilubangi, daun dibungkus dalam kertas aluminium foil dan di oven dengan suhu 48° selama 2 hari.Selanjutnya, daun yang telah di oven tersebut ditimbang menggunakan timbangan analitik, dan dari data hasil penimbangan tersebutlah dihitung luas daunnya.

c. Berat basah tanaman

Berat basah adalah berat suatu tanaman setalah panen. Berat basah masih mengandung kadar air dari tanaman sawi caisim. Setelah tanaman sawi caisim berumur 25 hari dilakukan pemanenan dengan mencabut akar batang sawi dari media tanam dengan hati-hati agar tidak rusak/patah. Kemudian tanaman dibersihkan dari tanah dengan cara mencucinya dan setelah bersih ditimbang menggunakan timbangan analitik dalam satuan gram.

d. Berat kering tanaman

Berat kering tanaman adalah berat suatu tanaman setelah melewati beberapa proses tahapan pengeringan. Cara mengukur berat kering tanaman adalah tanaman dikeringkan dengan cara menjemur


(50)

hingga kering dibawah sinar matahari selama 4 hari. Kemudian dioven pada suhu 48°C selama 48 jam.Selanjutnya bahan yang sudah dioven ditimbang dengan timbangan analitik.

G. Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh maka dilakukan pengujian untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan signifikan.Pengujian data dilakukan dengan Uji Anova.Uji Anova bertujuan untuk mengetahui apakah data berbeda secara statistit atau tidak.Syarat untuk mengetahui Uji Anova adalah Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.Jika dari hasil Uji Anova menunjukan bahwa data berbeda secara statistik maka dilanjutkan dengan Uji Duncan.Uji Duncan merupakan uji lanjutan dari data statistik jika sampel data dari uji anova menunjukan data berbeda secara statistik.Analisis data ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.0.


(51)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Jumlah daun

Perhitungan jumlah daun tanaman sawi caisim dimulai dari tanaman berumur 11 hari setelah semai hingga tanaman berumur 25 hari. Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung daun yang telah terbuka secara sempurna. Hasil perhitungan jumlah daun tanaman sawi dari setiap

perlakuan dapat dilihat grafik berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim setiap 3 hari (helai )

Grafik diatas menunjukan adanya pengaruh pemberian perlakuan pupuk cair daun gamal terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim.Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah daun pada

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

23 Mei 26 Mei 29 Mei 1 Juni 4 Juni 7 Juni 10 Juni 13 Juni

Grafik Pertambahan Jumlah Daun Setiap 3 Hari

Kontrol 10% 20% 30%


(52)

setiap perlakuan. Pada semua perlakuan terjadi pertumbuhan daun meningkat dengan baik pada tanggal 23 Mei hingga tanggal 4 Juni, sedangkan pada tanggal pengamatan selanjutnya pertumbuhan jumlah daun tidak menunjukan pertumbuhan jumlah daun yang baik karena tidak semua perlakuan mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah daun. Perlakuan yang mengalami pertumbuhan jumlah daun secara berurutan dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah perlakuan dengan konsentrasi pupuk 30%, perlakuan dengan konsentrasi pupuk 20%, perlakuan pupuk dengan konsentrasi pupuk 10% dan kontrol.

Pertambahan jumlah daun yang didapatkan merupakan selisih jumlah daun dari awal pengambilan data dan terakhir pengambilan data selama 22 hari.Rata-rata pertambahan jumlah daun tiap tanaman sawi caisim pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Rata-rata pertambahan jumlah daun pada tanaman sawi caisim

Perlakuan

Ulangan

Rerata R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10

A (10%) 3 2 3 5 4 5 4 4 5 5 4

B (20%) 6 3 3 5 4 6 5 3 6 4 4.5

C (30%) 5 4 5 5 6 4 7 7 7 6 5.6


(53)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun pada setiap perlakuan berbeda.Pertambahan jumlah daun paling banyak dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan C (30%), yaitu 6.5 diikuti dengan tanaman yang diberi perlakuan B (20%) yaitu 4.5.Rata-rata pertambahan jumlah daun pada urutan ketiga adalah tanaman yang diberi perlakuan A (10%), yaitu 4 sedangkan pertumbuhan jumlah daun yang paling sedikit adalah tanaman yang diberi perlakuan K (kontrol) yaitu 3.3.

Hasil uji ANOVA pada lampiran 8 menunjukan bahwa p value (sig) = .001 < 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penambahan jumlah daun terhadap setiap perlakuan yang diberikan. Hasil uji ANOVA selanjutnya diteruskan dengan uji Duncan karena adanya perbedaan yang signifikan terhadap jumlah daun pada setiap perlakuan yang diberikan.Setelah dilakukan uji Duncan, hasil yang diperoleh adalah pada perlakuan A (10%), B (20%) dan kontrol tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada perlakuan C (30%) menunjukan hasil yang beda nyata terhadap ketiga perlakuan lainnya. Oleh karena itu konsentrasi pupuk yang baik untuk pertambahan jumlah daun adalah pada perlakuan dengan konsentrasi pupuk 30%.


(54)

2. Berat basah

Berat basah tanaman sawi caisim diperoleh dengan cara menimbang tanaman sawi caisim pada saat tanaman dipanen. Data rata-rata hasil penimbangan berat basah menunjukan adanya perbedaan berat basah pada setiap perlakuan. Perbedaan rata-rata tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4.2 Grafik rata-rata berat basah tanaman sawi caisim Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada setiap perlakuan memiliki perbedaan berat basah. Tanaman dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 10% (perlakuan A), rata-rata berat basahnya adalah 28.6 gram sedangkan tanaman dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 20% (perlakuan B) memiliki rata-rata berat basah 34.8 gram. Pada tanaman dengan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 10% 20% 30% Kontrol b e rat b asah ( g ram ) Konsentrasi Pupuk

Grafik pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Daun Gamal Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Caisim


(55)

pemberian pupuk cair konsentrasi 30% (perlakuan C), rata-rata berat basahnya adalah 39 gram dan tanaman dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 0% (kontrol) memiliki rata-rata berat basah 23 gram. Urutan berat basah dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah perlakuan C (30%), perlakuan B (20%), perlakuan A (10%) dan kontrol.

Hasil uji ANOVA pada lampiran 9 menunjukan bahwa p value (sig) = .032 < 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata berat basah terhadap setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan uji Duncan.Setelah dilakukan uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata berat basah pada perlakuan C (30%) dan perlakuan B (20%) berbeda secara sinifikan terhadap rata-rata berat basah pada kontrol.Namun rata-rata berat basah pada perlakuan C (30%) dan perlakuan B (20%) tidak terjadi perbedaan secara signifikan.

3. Berat kering

Penimbanagan berat kering tanaman sawi caisim dilakukan setelah tanaman sawi dijemur selama 4 hari dan dioven selama 48 jam. Rata-rata berat kering tanaman sawi caisim dapat dilihat pada grafik berikut :


(56)

Gambar 4.3 Grafik rata-rata berat kering tanaman sawi caisim Gambar 4.3 diatas menunjukan ada perbedaan berat basah pada setiap perlakuan.Berat kering tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% (perlakuan C).Hal ini dibuktikan pada perlakuan C (30%) diperoleh rata-rata berat kering yaitu 3 gram, sedangkan berat kering terendah diperoleh pada pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 0% (kontrol) yang memperoleh hasil rata-rata berat kering 2.4 gram. Urutan rata-rata berat kering dari yang tertinggi hingga terendah adalah pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% (perlakuan C), pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 20% (perlakuan B), pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 10% (perlakuan A) dan kontrol.

Hasil uji ANOVA pada lampiran 10 menunjukan bahwa p value (sig) = .007 < 0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5

10% 20% 30% Kontrol

B e rat ke ri n g (gr am ) Konsentrasi Pupuk

Grafik pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Daun Gamal Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Caisim


(57)

disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada berat kering pada setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan.Setelah uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata berat kering pada perlakuan C (30%), perlakuan B (20%) dan perlakuan A (10%) berbeda secara signifikan terhadap rata-rata berat kering kontrol.

4. Luas daun

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan metode Punch. Hasil rata-rata luas daun tanaman sawi caisim dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.4 Grafik rata-rata luas daun tanaman sawi caisim Grafik diatas menunjukan ada perbedaan rata-rata luas daun pada setiap perlakuan pemberian pupuk cair daun gamal. Rata-rata luas daun

0 20 40 60 80 100 120

10% 20% 30% Kontrol

L

uas

D

aun

(C

m

²)

Konsentrasi Pupuk

Grafik pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Daun Gamal Terhadap Luas DaunTanaman Sawi Caisim


(58)

yang paling rendah terdapat pada kontrol dengan jumlah luas daun 74.5 cm² sedangkan rata-rata luas daun tertinggi terdapat pada perlakuan C (30%) dengan jumlah luas daun 111.5 cm². Secara keseluruhan rata-rata luas daun dari yang terendah hingga tertinggi adalah kontrol, perlakuan A (10%), perlakuan B (20%), dan perlakuan C (30%).

Hasil uji ANOVA pada lampiran 11 menunjukan bahwa p value (sig) = .001 <0.05 maka HO ditolak dan HI diterima sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata luas daun terhadap setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil uji ANOVA yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan uji Duncan.Setelah dilakukan uji Duncan diperoleh hasil bahwa rata-rata luas daun pada perlakuan C (30%), perlakuan B (20%) dan perlakuan A (10%) berbeda secara signifikan terhadap luas daun kontrol.

B. Pembahasan 1. Jumlah Daun

Berdasarkan gambar 4.1 dapat ditunjukan bahwa pada setiap pengamatan, setiap perlakuan tanaman sawi caisim mengalami pertambahan jumlah daun.Hal ini menunjukan bahwa pada penelitian ini, pemberian pupuk cair daun gamal memberikan pengaruh terhadap pertambahan jumlah daun sawi caisim. Tingkatan pertambahan jumlah daun tertinggi hingga yang paling rendah secara berurutan adalah perlakuan C (30%), perlakuan B (20%), perlakuan A (10%) dan kontrol.


(59)

Menurut pendapat Wibisono dan Basri (1993), unsur hara yang cukup dapat memberikan pertumbuhan dan produksi yang baik pada tanaman.Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa unsur hara yang dimiliki tanaman sawi perlakuan C (30%) tersedia cukup sehingga memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan dan perkembangan tanamannya. Sedangkan pada perlakuan B (20%), perlakuan A (10%) dan kontrol, memiliki unsur hara lebih sedikit dari perlakuan C (30%) sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanamannya kurang optimal.

Untuk mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan sel serta pertumbuhan akar, batang dan daun maka diperlukan penambahan unsur nitrogen yang cukup (Setyati dalam Palimbungan, 2006).Berdasarkan pernyataan tersebut maka tanaman pada perlakuan C (30%) mendapatkan penambahan jumlah nitrogen yang cukup dari pupuk cair daun gamal sehingga mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan selnya dan mengakibatkan bertambahnya jumlah daun yang lebih banyak.Pada perlakuan B (20%) dan A (10%), jumlah unsur nitrogen yang ditambahkan dari pupuk cair daun gamal kurang mencukupi unsur nitrogen yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman sawi caisim sehingga mengakibatkan laju pembelahan dan pemanjangan selnya lambat dan mengakibatkan kurangnya pertambahan jumlah daun.Sedangkan pada kontrol, tidak terjadi penambahan jumlah nitrogen dari pupuk cair daun gamal.Tanaman kontrol mendapatkan unsur nitrogen yang hanya terdapat pada media tanahnya.Tanpa adanya penambahan nitrogen dari pupuk cair daun gamal


(60)

ini menyebabkan jumlah daun pada tanaman kontrol mengalami pertambahan yang lebih sedikit dari ketiga perlakuan lainnya.Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada kontrol, setelah pengamatan ke 5 (4 Juni 2016) terjadi penurunan jumlah daun hingga pengamatan terakhir (13 Juni 2016).Hal ini terjadi karena jumlah unsur hara (nitrogen dan unsur lainya) pada kontrol semakin sedikit sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman dan pertumbuhan tanamannya menjadi terhambat. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tumbuhan adalah nitrogen.Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk klorofil, protein, lemak dan senyawa lainnya (Sari, 2015).Adanya jumlah nitrogen yang banyak dapat membentuk klorofil yang cukup dalam fotosisntesis. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap energi cahaya matarhari, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar. Hasil fotosintesis yang dihasilkan digunakan untuk pembelahan dan pemanjangan sel dan pertumbuhan tanaman.Pembelahan dan pemanjangan sel yang terjadi dapat membentuk daun baru.

2. Berat Basah

Berat basah suatu tanaman dipengaruhi oleh tingkat keefektifan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air. Pengukuran berat basah


(61)

dilakukan dengan cara menimbang tanaman pada saat panen. Pengukuran berat basah ini dilakukan setelah akar tanaman dibersihkan dari tanah.Penimbangan berat basah dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terjadinya kehilangan air pada tanaman karena terkena sinar matahari.

Gambar 4.2 menunjukan bahwa ada perbedaan rata-rata berat basah tanaman sawi caisim pada setiap perlakuan.Hal ini menunjukan bahwa pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi. Tanaman sawi caisim yang memiliki rata-rata berat basah paling tinggi adalah tanaman sawi caisim yang diberi pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi 30% (perlakuan C), sedangkan tanaman sawi caisim yang memiliki rata-rata berat basah paling rendah adalah tanaman sawi caisim yang tidak diberi pupuk cair daun gamal (kontrol).

Perbedaan berat basah tanaman sawi caisim pada setiap perlakuan ini dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap air dari tanah. Berat basah tanaman akan mengalami pertambahan apabila tanaman mampu menyerap air secara optimal. Menurut Sari (2015) sekitar 70-90% berat basah tanaman berupa air karena merupakan komponen kehidupan pada tanaman.Dalam penelitian ini, dilakukan penyiraman air secara teratur yaitu setiap sore untuk mencegah terjadinya kekurangan air pada tanaman. Kekurangan air pada tanaman dapat mengakibatkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi kurang baik.


(62)

Selain air, berat basah juga dipengaruhi oleh kadar nitrogen. Hal ini sesuai pernyataan Roesmarkham dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa nitrogen dapat meningkatkan produksi tanaman dan kadar protein karena apabila terjadi peningkatan kadar protein maka akan terjadi akumulasi pada bagian daun sehingga tanaman akan mengalami penambahan bobot. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kadar nitrogen pada pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi 30% (perlakuan C) dan waktu penyiraman pupuk cair gamal yang sesuai memberikan ketersediaan ion Nitrat dan Amonium yang optimal untuk diserap oleh akar tanaman. Sedangkan pada konsentrasi pupuk 20% (perlakuan B) dan konsentrasi pupuk 10% (perlakuan A), konsentrasi pupuk yang diberikan dan waktu penyiraman yang digunakan kurang sesuai sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawinya kurang baik dibandingkan dengan perlakuan C (30%).

Berat basah tanaman juga dipengaruhi oleh jumlah daun.Semakin banyak jumlah daun yang dimiliki suatu tanaman maka semakin tinggi juga berat basah yang dimiliki tanaman tersebut.Sebaliknya sedikit jumlah daun suatu tanaman maka semakin rendah berat basah tanaman tersebut.Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan.Pada penelitian ini perlakuan C (30%) memiliki jumlah daun dan kontrol memiliki jumlah daun terendah.Begitupun dengan berat basah yang dimiliki perlakuan C (30%) adalah berat basah tertinggi dan berat basah pada kontrol adalah berat basah terendah.


(63)

3. Berat Kering

Berat kering tanaman disebut juga biomassa tanaman.Berat kering/ biomassa merupakan gambaran kualitas dari suatu tanaman.Pada berat kering tidak terdapat kandungan air dan hanya terdapat cadangan makanan seperti protein, lemak dan karbohidrat. Untuk menghilangkan kandungan air maka dilakukan proses pengeringan seperti jemur dibawah sinar matahari selama 4 hari dan dioven selama 48 jam.

Semakin besar biomasa suatu tanaman maka proses metabolisme dalam tanaman tersebut berjalan dengan baik. Sedangkan semakin kecil biomassa tanaman maka proses metabolisme dalam tanaman tersebut tidak berjalan dengan baik. Proses metabolisme yang terhambat dapat menyebabkan pembelahan dan pemanjangan sel dan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Gambar 4.3 menunjukan bahwa pada setiap perlakuan memiliki berat kering yang berbeda-beda. Rata-rata berat kering tanaman sawi caisim dari urutan tertinggi hingga terendah adalah perlakuan C (30%), perlakuan B(20%), perlakuan A (10%) dan kontrol. Tanaman yang memiliki berat kering yang tinggi menunjukan bahwa tanaman tersebut mengalami pertumbuhan vegetatif yang baik karena mampu menyerap unsur hara dan air secara optimal. Perlakuan C (30%) memiliki berat kering yang tinggi dari perlakuan yang lain, artinya tanaman pada perlakuan ini telah mampu menyerap unsur hara dan air secara optimal. Sedangkan pada perlakuan B (20%) dan A (10%) yang memiliki berat


(64)

kering dibawah perlakuan C (20%) belum mampu menyerap unsur hara dan air dengan optimal sehingga memiliki pertumbuhan yang kurang baik dari perlakuan C (30%). Tanaman sawi yang tidak diberi pupuk cair daun gamal juga memiliki berat kering yang lebih rendah dari ketiga perlakuan lainnya.Hal ini terjadi karena pada tanaman ini nutrisi yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.Tanaman hanya mendapatkan nutrisi dari media tanam yang ada tanpa ada pemberian pupuk tanmbahan.

4. Luas Daun

Daun merupakan organ tumbuhan yang berperan pada proses fotosintesi karena adanya klorofil. Daun yang memiliki luas dan jumlah klorofil yang tinggi akan menyebabkan proses fotosintesis berjalan dengan baik. Semakin besar luas daun tanaman maka penyerapan cahaya matahari juga semakin besar.Luas daun tanaman sawi caisim dihitung menggunakan metode punch.Gambar 4.4 menunjukan bahwa rata-rata luas daun pada setiap perlakuan berbeda. Urutan luas daun tertinggi sampai urutan terendah adalah luas daun pada perlakuan pupuk cair konsentrasi 30% (C), pupuk cair daun gamal konsentrasi 20% (B), pupuk cair daun gamal konsentrasi 10% (A) dan kontrol.

Luas daun dipengaruhi oleh adanya unsur hara. Menurut Putra (2012), proses pertumbuhan daun menjadi lebih panjang dan lebar disebabkan adanya hasil fotosintesis yang dirombak melalui proses respirasi dan menghasilkan energi untuk aktivitas pembelahan dan pembesaran sel. Artinya bahwa adanya ketersediaan unsur hara yang


(65)

cukup maka dapat membentuk klorofil sehingga klorofil tersebut menyerap energi cahaya matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis kemudian digunakan untuk pertumbuhan tanaman seperti pembelahan sel menjadi semakin panjang dan lebar.

Pada tanaman dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% (perlakuan C), unsur hara yang tersedia dan diserap oleh tanaman lebih optimal dari pada perlakuan lainnya sehingga menghasilkan luas daun yang lebih tinggi dari pada perlakuan lainnya.Pada kontrol terdapat rata-rata luas daun yang lebih rendah dari pada ketiga perlakuan lainnya karena pada kontrol unsur hara yang dimiliki hanya terdapat pada media tanam saja tanpa adanya penambahan unsur hara seperti pada ketiga perlakuan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian berupa jumlah daun, berat basah, berat kering dan luas daun, faktor yang berpengaruh terhadap keempat parameter pertumbuhan ini adalah unsur hara. Apabila unsur hara suatu tanaman tersedia dengan cukup maka proses pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan secara optimal. Pada semua parameter pertumbuhan, tanaman sawi yang diberi pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% (C) menunjukan nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada perlakuan B (20%), A (10%) dan kontrol dan urutan rata-rata perhitungan pada semua parameter adalah sama. Dengan demikian menunjukan bahwa dengan pemberian pupuk cair daun gamal konsentrasi 30% (perlakuan C) pada tanaman sawi caisim dapat menambah unsur hara yang dimiliki oleh


(66)

media tanam dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman sehingga tanaman dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dari perlakuan yang lainnya.

Pada penelitian ini tanaman sawi caisim di semua perlakuan mendapat serangan hama yaitu ulat tritip dan belalang. Kedua jenis hama ini menyerang tanaman sawi caisim dari tanaman berumur 1 minggu sampai umur 3 minggu. Gejala tanaman yang mengalami serangan ulat tritip ini adalah daun menjadi berlubang dan lubangnya terbentuk kecil. Apabila terjadi serangan berat oleh ulat ini maka daun tanaman akan hanya terlihat tulang-tulang daun saja. Ulat ini dapat menggeliat dan menjatuhkan diri menggunakan benang sutranya apabila tersentuh. Ulat ini juga akan menyerang secara banyak pada musim kemarau (Rukmana, 2007). Serangan ulat tritip pada tanaman sawi caisim selama penelitian menyebabkan daun berlubang bahkan ada beberapa daun yang berlubang besar.Daun yang berlubang besar tidak dapat digunakan dalam perhitungan jumlah daun.Hal ini dikarenakan pada daun yang berlubang besar tidak memiliki nilai ekonomi lagi sehingga biasanya dihilangkan sebelum dijual di pasaran.

Selain itu, ada belalang yang menyerang tanaman sawi dengan memakan bagian daun muda dan pucuk tanaman sawi caisim.Belalang yang ditemukan berukuran sedang dan besar. Saat terjadi serangan hamaoleh belalang dan ulat tritip, dilakukan pengendalian secara manual untuk mengendalikan hama tersebut. Pada setiap pagi dan sore dilakukan


(67)

pengamatan pada setiap tanaman sawi caisim dan apabila ada ulat dan belalang maka langsung ditangkap dan dimatikan.

C. Keterbatasan dalam Penelitian

Penelitian ini dipusatkan pada konsentrasi pupuk cair, maka akan lebih baik jika dilanjutkan dalam pengujian kandungan konsentrasi pupuk daun gamal. Selain itu juga waktu lamanya fermentasi juga berpengaruh pada kadar unsur hara yang dimiliki pupuk ini, sehingga perlu adanya penelitian lanjutan. Selama penelitian, peneliti tidak melakukan uji pH pupuk yang digunakan dan pH tanah yang dijadikan media tanam.Selain itu adanya keterbatasan alat untuk mengukur luas daun sehingga peneliti hanya menggunakan alat seadanya saja untuk mengukur luas daun, apabila dalam penelitian selanjutnya mengukur luas daun maka di persiapkan alat untuk mengukurnya.


(68)

48

BAB V

IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN

Penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Pupuk Cair Daun Gamal terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim(Brassica junceaL.)dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi khususnya pada kelas XII semester 1 yaitu pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.Berikut adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dapat digunakan :

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.


(69)

4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar

1.3Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup hasil percobaan.

4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.


(70)

Sebelum diterapkan pada pembelajaran, dibuatrancangan pembelajaran yang berisi silabus, RPP, LKS, dan instrumen penilaian.Rancangan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 1-4.


(71)

51

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yan telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perbedaan konsentrasi pupuk cair daun gamal memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim yakni pertambahan jumlah daun, berat basah, berat kering dan luas daun.

2. Pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi 30% paling efektif terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pupuk cair daun gamal dengan variasi konsentrasi yang berbeda dan tamanan yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh pupuk cair daun gamal ini terhadap pertumbuhan tanaman lainnya.

2. Perlu dilakukan pengukuran pH tanah yang digunakan sebagai media, serta pH pupuk cair daun gamal yang dibuat. Tujuannya untuk melihat apakah pH tanah dan pupuk baik untuk digunakan untuk pertumbuhan tanaman.

3. Pada lahan penelitian yang digunakan, banyak terdapat hama sehingga perlu menggunakan pestisida alami untuk pembasmian hama. Penggunaan pestisida jenis ini juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia.


(72)

52

DAFTAR PUSTAKA

Apriadji, W. H. 2007. Makanan Enak Untuk Hidup Sehat dan Awet Muda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pet-Sai).Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu dan H. H. Sunarjono. 2007. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.

Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. Yogyakarta: PT Surya Pratama Alam.

Indriani, Yovita Heti. 2013. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Jusuf, Lahadassy, Mulyati A.M. dan A.H. Sanaba. 2007. Pengaruh Dosis Organik Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. Desember Vol. 3 No. 2.

Palimbungan, D., Robert L., dan Faizal H. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro sebagai Pupuk Organik Cair. Jurnal Agrisisten. Desember Vol 2. No. 2. Pranata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Putra, Dian E., Husna Yetty dan Sukemi Indra Saputra. 2012. Pengaruh Sisa Dolomit dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Caisim (Brassica Chinensis) Di Lahan Gambut. Jurnal. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Dalam:

http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1670/JURNA L%20DIAN%20EKA%20PUTRA.pdf?sequence=1. Diakses pada tanggal 23 Juli 2016.

Rahman Sutanto. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rini, Jus. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Hijau dari Gamal, Lamtoro, dan Jogo-Jogo Terhadap Produksi dan Kualitas Rumput Gajah (Pennisetum


(73)

purpureum) Pada Umur yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Roesmarkam, A dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Santi, Sintha Soraya. 2008. Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk Cair

Organik Dengan Proses Fermentasi. Jurnal. Jurusan Teknik Kimia< Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur.

Sari, Salma Yunita. 2015. Pengaruh Volume Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica junea L). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Sholikah, Aminatus. 2014. Pengukuran Luas Daun Menggunakan Metode Punch Pada daun Sawi. Laporan Praktikum. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Siahaan, F, O. 2006. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica junea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair. Skripsi. 8. Program Studi Agroekoteknologi. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Sunarjono, H. 2003. Bertanam Sawi dan Selada. Jakarta : Penebar Swadaya. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suwahyono, U. 2014. Cara Cepat Membuat Kompos dari Limbah. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Wibisono, A dan Basri, M. 1993. Pemanfaatan Limbah Organik Untuk Kompos. Jakarta: Penabur Sawdaya.


(1)

Lampiran 13

Hasil Uji Anova Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Caisim ANOVA

Berat Basah

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between

Groups 1477.100 3 492.367 3.280 .032

Within Groups 5404.000 36 150.111

Total 6881.100 39

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.032 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat basah tanaman sawi caisim secara signifikan maka hipotesis diterima.

Berat Basah Duncan

Perlakua

n N

Subset for alpha = 0.05

1 2

K 10 23.0000

A 10 28.6000 28.6000

B 10 34.8000

C 10 39.0000

Sig. .314 .080


(2)

Lampiran 14

Hasil Uji Anova Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Caisim ANOVA

Berat kering

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between

Groups 1.169 3 .390 4.741 .007

Within Groups 2.959 36 .082

Total 4.129 39

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.007 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat kering tanaman sawi caisim secara signifikan maka hipotesis diterima.

Berat Kering Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

K 10 2.4630

A 10 2.7560

B 10 2.8420

C 10 2.9120


(3)

Lampiran 15

Hasil Uji Anova Terhadap Luas Daun Tanaman Sawi Caisim

ANOVA Luas daun

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between

Groups 9595.614 3 3198.538 3.139 .037

Within Groups 36678.866 36 1018.857

Total 46274.480 39

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.037 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk cair daun gamal dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi luas daun tanaman sawi caisim secara signifikan maka hipotesis diterima.

Luas Daun Duncan

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

K 10 74.5200

A 10 89.6100 89.6100

B 10 94.8000 94.8000

C 10 117.6700


(4)

Dokumentasi 1. Alat Dan Bahan

EM-4 Tetes tebu Polibag

Gelas Ukur Benih sawi Ember


(5)

2. Pembuatan Pupuk Cair Daun Gamal

Daun gamal yang di

cacah dan di timbang

Daun gamal yang telah cacah dan siap di fermentasi

Penambahan air

Penambahan EM-4

Penambahan tetes tebu

Penambahan air limbah tahu

Fermentasi bahan untuk pupuk cair daun gamal

Pupuk cair daun gamal siap digunakan


(6)

3. Tanaman Sawi Caisim

Sawi umur 2 minggu Sawi umur 3 minggu

Hama : Ulat Tritip Hama : Belalang