1.7.Metodologi Penelitian
Penelitian ini berupa eksperimen laboratorium. Ada beberapa tahap penelitian. 1. Tahap pertama adalah penyiapan alang-alang yang kemudian diisolasi untuk
mendapatkan α-selulosa.
2. Tahap kedua adalah karakterisasi α-selulosa dengan menggunakan FT-IR Faurier
Transform Infrared Spectroscopy 3. Tahap ketiga adalah penentuan berat molekul dan derajat polimerisasi
α-selulosa yang diperoleh dengan metode viskositas.
Variabel yang digunakan adalah : -
Variable bebas : massa α-selulosa 0,025 g; 0,0375 g; 0,05 g; 0,0625 g; 0,075 g; 0,0875 g; 0,1 g dan 0,1125 g.
- Variabel tetap : suhu
o
C, waktu menit , dan volume pelarut cupri etilendiamin
CED 25 mL -
Variabel terikat : viskositas digunakan untuk mencari berat molekul dan derajat polimerisasi
α
-selulosa dari alang-alang Imperata cylindrica, dan gugus fungsi dengan FT-IR.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alang-alang Imperata cylindrica
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku Panicoideae
. Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass, silver-spike atau secara umum disebut satintail, mengacu pada bunganya
yang berambut putih halus. Orang Belanda
menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam melukai.
Alang-alang merupakan rumput liar yang tidak diinginkan ada di ladang karena rumput-rumput ini merupakan saingan bagi tanaman budidaya dan tanaman yang
Universitas sumatera utara
menghambat penghutanan kembali. Pada masyarakat yang menjalankan sistem pertanian yang didasarkan pada padang rumput, alang-alang sering dianggap sebagai
tanaman penutup tanah yang penting nilainya untuk memperbaiki kondisi tanah itu sendiri, sebagai sumber makanan yang murah bagi ternak peliharaan, sebagai tempat
perburuan bagi binatang-binatang pemakan rumput yang masih liar, dan merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk pembuatan atap Martopo, 1987. Dan varietas
alang-alang ada lima yakni 1 major, 2 europa, 3 latifolia, 4 Africana dan 5 condensata. Varietas major sebarannya sangat luas dan penting di Asia Aprisal,
2000. Alang-alang tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dari permukaan laut,
pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup, rawa-rawa, pada tanah dengan aerasi yang baik, pada daerah-daerah yang habis dibuka, di tepi sungai, ekstensif pada
hutan sekunder, daerah bekas terbakar, sebagai gulma di perladangan, taman dan perkebunan. Kondisi terbaik untuk pertumbuhan alang-alang dengan suhu rata-rata
26 ˚C.Tumbuhan alang-alang menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan
tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, alang-alang tumbuh dengan baik pada
tempat bertanah basah. pH tanah untuk menumbuhkan alang-alang berkisar antara 4,0 – 7,5.
Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang
dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Alang-alang
mengandung selulosa, 45 karbon, 6 hidrogen, 45 oksigen, 0,02 nitrogen
http:www.iptek.net.id .
Alang-alang adalah rumput tahunan berakar rimpang yang tumbuh menyebar mendatar di atas permukaan tanah. Walaupun terbakar, alang-alang tidak musnah,
karena dari akar rimpangnya akan tumbuh tunas baru. Alang-alang dapat berkembang biak dengan dua cara, melalui biji dan rimpang. Biji alang-alang yang tertiup angin
akan terbang mengikuti arah angin dan akan tumbuh di tempat biji terjatuh. Akar rimpang yang berada di bawah permukaan tanah akan mengeluarkan tunas baru yang
akan menjadi alang-alang Pudjiharta, 2008.
Universitas sumatera utara
Alang-alang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Secara tradisional, alang- alang juga dimanfaatkan penduduk pedesaan untuk membuat atap rumah dikarenakan
keberadaannya yang mudah didapatkan serta tahan lama. Alang-alang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas. Alang-alang bermanfaat dalam
mengontrol erosi tanah atau sebagai pupuk hijau http:www.iptek.net.id
. Alang- alang juga memiliki manfaat lain, seperti sebagai hiasan dan dapat juga digunakan
sebagai alternatif pengobatan yaitu rimpangnya akar Febrisari, 2008. Menurut Sutiya 2012 sampai saat ini pemanfaatan alang-alang masih sangat
terbatas, walaupun alang-alang dapat digunakan sebagai bahan baku pulp dan pembuatan kertas sebagai alternatif bahan baku kayu. Selain itu alang-alang yang
semula dianggap gulma bisa memberikan nilai ekonomis yang tinggi jika diolah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya adapun kandungan kimia alang-alang
seperti terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kandungan kimia alang-alang Kandungan Kimia Alang-Alang
Persentase
Kadar air 93,76
Ekstraktif 8,09
Holoselulosa 31,29
Alfa selulosa 40,22
Pentosan Hemiselulosa 18,40
Sumber: Sutiya, 2012 Besar kadar air ditentukan berdasarkan lokasi tumbuh dan keadaan
lingkungan. Kadar air tumbuhan, lebih tinggi di tempat basahlembab dibandingkan di tempat kering.
2.2. Selulosa