Derajat Polimerisasi TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya, polimer dengan berat molekul yang lebih tinggi bersifat lebih kuat, tetapi berat molekul yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kesukaran-kesukaran dalam pemrosesannya. Nilai berat molekul yang diperoleh tergantung pada besarnya ukuran dalam metode pengukurannya Stevens, 2001. Banyak sekali sifat bahan polimer yang bergantung pada massa molekulnya, misalnya kelarutan, ketercetakan, kekentalan, dan larutan serta lelehan. Karena itu, perlu diketahui cara menentukan berat molekul polimer M. Jadi, sampel suatu polimer sesungguhnya terdiri dari sebaran ukuran-ukuran molekul dan tentunya sebaran berat molekul. Oleh karena itu, setiap penentuan berat molekul akan menghasilkan harga rata-rata. Dua harga rata-rata yang penting bagi polimer ialah rata-rata jumlah dan rata-rata bobot Cowd, 1991.

2.6. Derajat Polimerisasi

Polimer alam, seperti halnya selulosa, pati, protein, telah dikenal dan digunakan manusia berabad-abad lamanya untuk keperluan pakaian dan makanan. Polimer tinggi adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kasatuan kimia yang kecil dan sederhana. Akibatnya, molekul-molekul polimer umumnya mempunyai berat molekul yang sangat besar. Jika pengulangan kesatuan berulang itu lurus seperti rantai, maka molekul-molekul polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer. Panjang rantai polimer dapat dinyatakan dalam derajat polimerisasi DP polimer yang bersangkutan, yaitu jumlah kesatuan berulang dalam rantai polimer itu Cowd, 1991. Jumlah unit glukosa di dalam molekul selulosa dapat dilihat melalui derajat polimerisasinya DP Purwaningsih, 2012. Derajat polimerisasi DP dinyatakan sebagai jumlah total unit-unit struktur, termasuk gugus ujung, dan oleh karenanya berhubungan dengan panjang rantai dan berat molekul. Berat molekul dari suatu makromolekul adalah perkalian DP dengan berat molekul unit strukturnya Stevens, 2001. Universitas sumatera utara Ukuranmolekulselulosadapat ditunjukkan dengan derajat polimerisasi DP. Nilai DPselulosasampelberbeda-beda , tergantung pada sumberdan perlakuan pendahuluan. Tabel 2.3. Nilai DP Berbagai Jenis Bahan Selulosa Bahan Rentang DP Kapas Sampai 12000 Serat kapas yang dikelantang 800-1800 Pulp kayu 600-1200 Filamen dan Serat Selulosa Buatan 250-500 Serbuk Selulosa disiapkan dengan hidrolisis parsial dan disintregasi mekanis 100-200 Sumber: Wegener, 1985 Derajat polimerisasi selulosa sangat bervariasi, nilai DP bergantung pada sumber dan perlakuan yang diberikan. Perlakuan kimia secara intensif seperti pembuatan pulp, pengelantangan, dan transfromasi akan sangat menurunkan harga DP. Proses delignifikasi dan ekstraksi juga dapat menurunkan DP selulosa. Selain itu, semakin tua umur pohon, maka derajat polimerisasi juga semakin menurun Wegener, 1985. Derajat polimerisasi juga menggambarkan perkiraan bobot molekul dari selulosa. Penentuan DP biasanya dilakukan dengan viskositas setelah sampel dilarutkandalam pelarut kompleks berair, seperti cuprammonium hidroksida Guam atau cupri etilen diamin CED. DPdari polimersangat menentukantingkatviskositaslarutanpada konsentrasipolimeryang diberikan.Selain itu,tingkatDPmemilikibantalanyang kuatpada sifat-sifatmekanik darifilamenatau filmKlemm, 1998.

2.7. Metode Viskositas