45
C. HASIL PENELITIAN
1. Informan Pertama
Informan pertama mengalami konflik, yakni masih ingin fokus dengan pekerjaannya sekarang dan informan menjadikan anak les atau
tanggung jawab sebagai alasan untuk menunda mencari pasangan. Di sisi lain, informan mengalami konflik dengan ibunya yang menanyakan dan
meminta informan untuk serius mencari pasangan. “Aku gak mungkin dong ninggalin mereka begitu
aja maksudnya aku tuh harus ada alasan yang jelas kan untuk kasih tau kenapa aku gak bisa ngajarin
mereka lagi. Tapi di sisi lain aku juga harus cari pasangan sesuai dengan yang mama tuntut ke aku.”
W3. 6-9
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya konflik pada informan pertama, antara lain yang pertama adalah
lingkungan. Lingkungan yang mendesak dengan pertanyaan tentang pasangan. Hal yang terkait, yakni merasa terbebani dari lingkungan yang
menanyakan tentang pasangan. Keduanya berasal dari lingkungan yang menanyakan tentang pasangan dan membuat informan terbebani dengan
hal tersebut. Faktor terakhir yang mempengaruhi munculnya konflik ialah informan merasa terbebani karena kondisi orang tua yang sudah tua.
“Bukan lingkungan gereja, lingkungan apa ya kalo di.. lingkungan X lah intinya. Banyak yang nanya‘kapan
nikah’? Kapan nyusul?Aku juga merasa terbebani sama kayak kakakku.”
W1. 34-35 44-45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 Dampak konflik yang terjadi ialah informan susah tidur dan malas
melakukan apapun karena desakan yang diberikan. Informan juga menjadi sulit beristirahat karena memikirkan pertanyaan dari orang tua mengenai
pasangan. Dampak lainnya ialah informan merasa kesusahan ketika mendapatkan desakan dari orang tua. Informan merasa terbebani karena
sudah disuruh mencari pasangan untuk menikah. ”Desakan yang kadang bikin aku susah tidur dan
mau ngapa-ngapain males. Bahkan pas aku mau makan aja males kemana-mana. Kadang sampai
gak tau mau beli makan apa. Kadang juga susah tidur karena mikirin pertanyaan...”
W1. 86 148-150 Oleh karena adanya dampak konflik yang muncul, maka muncul
beberapa upaya untuk menghindari konflik, antara lain adalah internet dijadikan sebagai pelampiasan terhadap desakan orang tua dan menghindar
dari ibu. Di sisi lain, terdapat upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik setelah adanya upaya menghindari konflik. Informan berusaha
untuk mengikuti saran dari ibunya untuk mencari pasangan. informan juga berusaha untuk menjelaskan kepada ibunya mengenai dirinya yang belum
memiliki pasangan. Selain berusaha untuk menjelaskan kepada ibunya, informan juga menyerahkan diri kepada Tuhan dan berdoa setiap pagi. Hal
ini dilakukan informan karena ia mulai menyadari bahwa selain berusaha mengikuti seminar dan pertemuan-pertemuan, ia juga harus berdoa.
Adanya keinginan untuk berdoa, menjadikan informan untuk berusaha bangun dipagi hari dengan cara mengatur alarm dan meminta
47 bantuan dari temannya untuk membangunkannya. Informan melakukan
semua ini dengan tujuan meminta jodoh pada Tuhan. Upaya lain yang dilakukan informan untuk menangani konflik dengan cara mengikuti
kegiatan sarah sehan dan seminar. Oleh karena itu, muncul kesadaran dalam diri informan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan dengan cara
menulis doa khusus untuk mendapatkan pasangan. Akan tetapi, informan memiliki keinginan untuk berusaha melupakan mantan dan masa lalunya.
Salah satu cara yang ingin dilakukan adalah meminta maaf kepada mantannya dan kemudian melupakannya.
“Aku berusaha bangun pagi dengan mengatur alarm untuk bangun tepat waktu. Kadang juga aku
minta bantuan temanku bangunin karena biasanya dia juga bangun pagi untuk berdoa. Habis itu aku mulai
bikin permohonan tentang jodohku itu pada TuhaKhusus tiap pagi jam lima subuh harus aku bangun dan
mulai doa.” W4. 16-17 24-27
Informan mengikuti beberapa kegiatan untuk mendapatkan pasangan. Ketika mengikuti suatu kegiatan, informan berusaha untuk
tidak menutup diri berteman dengan orang baru. Informan juga menjadikan bangun pagi untuk berdoa sebagai motivasi untuk
menyenangkan orang tua. “...aku tapi aku gak menutup diri bergaul sama
orang baru. Baru kemarin ikut sarah sehan bedah buku terus dapat kenalan tapi buat kenalan buat
cari cowok.” W1. 184-185 W2. 30-31
48 Informan mengakui bahwa dirinya kurang pergaulan sehingga sulit
mendapatkan pasangan. Hal ini juga didukung dengan adanya kebiasaan membandingkan orang lain dan masih ada rasa curiga informan akibat dari
pengalaman masa lalu dengan pasangan. Di sisi lain, informan menyadari bahwa dirinya posesif terhadap mantan dan hal ini menyebabkan ia
berpisah. Oleh sebab itu, muncul rasa bersalah dalam diri informan karena sudah berpisah dengan mantan. Akibatnya, pada saat bertemu dengan
orang baru informan sering membandingkan orang tersebut dengan mantannya.
Informan merasa yakin bahwa permohonannya akan dikabulkan oleh Tuhan. Ia merasa yakin karena sudah berusaha mengikuti beberapa
kegiatan dan sudah berdoa untuk memohon jodoh. Ayah informan juga memberikan nasehat kepada anaknya untuk bergaul agar mendapatkan
pasangan.
2. Informan Kedua