21 seperti ini tidak akan bisa terlalu lama terpisah dari ayahnya.
Lama-kelamaan akan sulit mendapatkan pasangan Kartono, 2006.
11. Anggapan bahwa diri tidak menarik.
Menurut Hurlock 1990, dalam Noviana dan Suci, 2010, dengan usia yang sudah seharusnya menikah, wanita lajang merasa
tidak memiliki ketertarikan khusus pada dirinya. Hal ini disebabkan oleh adaya rasa kurang percaya diri untuk tampil di
depan orang lain terutama denagan lawan jenis.
C. KONFLIK INTERPERSONAL
Konflik dapat dialami oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Konflik juga dibagi dalam beberapa kategori salah satunya adalah konflik
interpersonal. Konflik interpersonal merupakan suatu pertentangan yang diekspresikan oleh dua pihak atau lebih yang saling berkaitan dan
memiliki perbedaan tujuan, sumber daya terbatas, dan adanya pihak lain yang ingin ikut campur dalam konflik yang terjadi Beebe dan Redmond,
2004. Konflik interpersonal merupakan salah satu konsekuensi dari
kehidupan sosial yang memerlukan interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat menimbulkan perbedaan pendapat, perbedaan tujuan atau
persaingan yang memicu konflik interpersonal. Jenis konflik ini bersifat antarpribadi yang biasa terkait dengan sejumlah keterampilan hubungan
22 sosial yang dimiliki masing-masing orang. Semakin seseorang memiliki
keterampilan dalam menjalin hubungan sosial penyesuaian diri yang buruk, komunikasi tidak lancar, kepekaan kurang memadai Johnson,
1981, dalam Supratiknya, 1995. Konflik interpersonal adalah suatu masalah yang serius yang dapat
dihadapi oleh semua orang sebab konflik tersebut dapat berpengaruh cukup mendalam terhadap emosi seseorang. Emosi yang timbul dari dua
orang yang saling berselisih berkembang sehingga mengakibatkan rusaknya hubungan komunikasi Astuti, 2003.
Menurut Winardi 1994 konflik interpersonal dapat terjadi pada dua individu atau lebih yang sifatnya kadang-kadang adalah substantif atau
emosional, yakni: a.
Konflik yang sifatnya substantif substantive conflict meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti tujuan, alokasi sumber
daya, distribusi imbalan, kebijaksanaan, prosedur, serta penugasan pekerjaan.
b. Konflik yang sifatnya emosional emosional conflict timbul karena
rasa perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut, dan sikap menentang.
Menurut Pickering 2000, dalam Wahyuningsih, 2008 mengatakan bahwa setiap orang mempunyai empat kebutuhan dasar psikologis, yakni:
23 a.
Keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia Setiap orang ingin diakui keberadaannya dan dihargai.
Penghargaan merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai motivasi bagi seseorang.
b. Keinginan untuk memegang kendali
Orang yang memiliki keinginan untuk memegang kendali pada dasarnya tidak memiliki rasa percaya diri. semakin besar rasa percaya
diri, maka semakin kecil keinginan untuk mengendalikan orang lain. c.
Keinginan memiliki harga diri tinggi Rasa harga diri yang tinggi merupakan landasan yang kokoh untuk
menghadapi berbagai macam jenis situasi dan memecahkan masalah.
Mardianto 1990 mengemukakan bahwa penyebab terjadinya konflik bersumber dari individu sebagai bagian dari kelompok yang dibedakan
menjadi tiga, yaitu: a.
Karakteristik individu, yaitu nilai, sikap dan keyakinan, kebutuhan dan kepribadian, serta persepsi
b. Kondisi situasional yang dapat mendorong timbulnya konflik, yaitu
keadaan saling bergantung, kebutuhan untuk saling berinteraksi, perbedaan status, komunikasi, tanggung jawab, dan adanya peraturan
yang ambigu. c.
Kondisi yang kompleks dalam kelompok juga dapat menimbulkan konflik, yakni adanya spesialisasi dan differenisiasi kerja, tugas saling
24 bergantung, tujuan utama yang ingin dicapai, keputusan, dan peraturan-
peraturan. Dalam menyelesaikan konflik ada strategi yang dapat dilakukan. Strategi
tersebut merupakan hasil belajar yang biasanya dimulai dari masa kanak- kanak. Bila seseorang terlibat dengan orang lain dalam suatu konflik, ada dua
hal yang harus dipertimbangkan, yakni Johnson, 1981, dalam Supratiknya, 1995:
a. Tujuan-tujuan atau kepentingan pribadi kita. Tujuan-tujuan pribadi
tersebut dapat dirasakan sebagai hal yang sangat penting sehingga harus diselesaikan atau tidak terlalu penting sehingga dapat kita korbankan
b. Hubungan baik dengan pihak lain, seperti tujuan pribadi, hubungan dengan
pihak lain dengan siapa kita berkonflik ini juga dapat kita rasakan apakah merupakan hal yang penting atau sama sekali tidak penting
Bertingkah laku dalam saat menghadapi konflik dengan orang lain akan ditentukan oleh seberapa penting tujuan pribadi dan hubungan
dengan pihak lain kita rasakan. Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, dapat dipertimbangkan lima gaya mengelola konflik interpersonal, yaitu:
a. Gaya kura-kura
Kura-kura dianggap lebih senang menarik diri dengan bersembuyi di balik tempurung untuk menghindari konflik. Mereka cenderung
untuk menghindar dari sumber masalah dan orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Kura-kura percaya bahwa setiap usaha yang
25 dilakukan untuk memecahkan konflik akan sia-sia. Lebih baik
memilih untuk menarik diri atau menghidar secara fisik maupun psikologis dari konflik daripada menghadapinya. Dalam tokoh
pewayangan, sikap semacam ini kiranya dapat ditemukan dalam figur Baladewa.
b. Gaya ikan hiu
Ikan hiu
senang untuk
mengalahkan lawannya
dengan memaksanya menerima solusi konflik yang ia sodorkan. Menurutnya,
mencapai tujuan pribadi adalah hal utama, sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting. Konflik harus diselesaikan
dengan cara salah satu pihak menang dan pihak lainnya kalah.Watak ikan hiu adalah selalu mencari kemenangan dengan cara menyerang,
mengungguli, dan mengancam ikan-ikan lain. Dalam tokoh pewayangan, sikap ini dapat ditemukan dalam tokoh Duryudana.
c. Gaya kancil
Kancil sangat peduli dengan hubungan dengan orang lain dan kurang mengutamakan tujuan pribadinya. Ia ingin diterima dan
disukai oleh binatang lain. Kancil memiliki keyakinan, yakni konflik harus dihindari demi kerukunan. Setiap konflik tidak mungkin
dipecahkan tanpa merusak hubungan. Konflik harus didamaikan, bukan dipecahkan agar hubungan tidak menjadi rusak. Dalam tokoh
pewayangan, ditemukan dalam diri tokoh Puntadewa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26 d.
Gaya rubah Rubah dikenal sebagai binatang yang suka untuk berkompromi.
Baginya, mencapai tujuan pribadi dan menjalin hubungan baik dengan pihak lain merupakan hal yang penting. Ia mau mengorbankan sedikit
tujuan-tujuannya dan hubungan baik dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.
e. Gaya burung hantu
Burung hantu sangat mengutamakan tujuan pribadinya sekaligus hubungan dengan pihak lain. Menurut burung hantu, konflik
merupakan sesuatu hal yang harus dicari pemecahannya dan pemecahannya harus sejalan dengan tujuan pribadi maupun tujuan
lawannya. Bagi burung hantu, konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi antara dua
pihak yang berhubungan. Ketika menghadapi konflik, burung hantu akan selalu mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak
dan yang mampu menghilangkan ketegangan, serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak akibat konflik.
Dalam dunia pewayangan, dikenal dengan nama Kresna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. KONFLIK