6. Matrix Program Pembinaan
Dalam Meningkatkan Penghayatan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Para Suster Yunior FSE
. Tema Umum
: Mewujudkan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Suster Yunior FSE Tujuan Umum : Agar para suster yunior FSE menjadi seorang religius yang memperjuangkan kebahagiaan sejati
Fransiskan, sehingga semakin mengalami kebahagiaan sejati dalam panggilannya seturut nasehat Injil.
No Tema
Tujuan Metode
Sarana Sumber Bahan
1 2
3 4
5 5
1 Kebahagiaan Sejati
Sebagai Anugerah Allah
Agar para peserta semakin menyadari kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai
hanya dengan usaha manusia, sehingga semakin berani mengandalkan rahmat
Allah dalam seluruh perjuangannya. -
Refleksi -
Sharing -
Pengambilan keputusan
- Dialog
- Diskusi
Kelompok - Teks lagu
- Teks cerita Kegembiraan
sempurna - LCD
- Laptop - Lilin dan
Salib - Mat 6: 25:1- 34
-
Celano, 1981:2-6
- Groenen, 1986:41- 45
- Foley, 2007:47- 52
-
Leks, 2003:178-185
2 Tantangan menuju
kebahagiaan sejati Agar para peserta semakin menyadari
bahwa untuk sampai kepada kebahagiaan sejati akan mengalami berbagai
tantangan, sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi bukan sebagai
penghalang tetapi melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami
kebahagiaan sejati. - Informasi
- Refleksi -
Sharing -
Pengambilan keputusan
- Diskusi
Kelompok -
Hand out -
Teks cerita “ nelayan”
- Teks Lagu
- Panduan
refleksi -
Game -
Tali rafia -
Lilin dan Salib
- Mat 19: 12-22
- Conti,
1986:129-140 -
Bodo, 2003:61- 62
- Sumantri, 1996:
155
3 Sikap lepas bebas
sebagai konsekuensi untuk
mengalami kebahagiaan sejati
Agar peserta semakin menyadari pentingnya untuk tidak terikat terhadap
hal-hal materi dan jabatan serta hal-hal duniawi lainnya, melainkan menjadi
orang yang merdeka dalam pelayanan mapun dalam persaudaraan.
- Nonton
- Refleksi
- Sharing
- Pengambilan
keputusan -
Diskusi Kelompok
- LCD
- Film life is
beautiful -
Lap top -
Spidol -
Lilin dan Salib
- Mat 13:44-46
- Groenen,
2000:32-36 -
Celano, 1981:4-5
- AngrOr
III Reg Psl 6
4 Kesetiaan dalam
persaudaraan sebagai ungkapan
kebahagiaan Agar peserta semakin menyadari
pentingnya membangun kesetiaan dalam persaudaraan baik dalam suka maupun
dalam duka, sehingga keharmonisan persaudaraan tetap terpelihara dan setiap
saudari dapat mengalami kebahagiaan sejati.
- Pengalaman
peserta -
Reflesi pribadi
- Sharing
kelompok -
Nonton -
Pengambilan keputusan
- Teks lagu
- Film
Pertobatan Fransiskus
Assisi -
LCD -
Laptop” -
Lilin dan Salb
- Mrk 12:41-44
- Celano, 1981:8-
9 -
Conti, 1986:143-161
- Groenen, 2000:
65-67 -
Kons. No 78-80
7. Contoh Persiapan Rekoleksi Suster Yunior FSE
A. Identitas pelaksanaan
Tema : Kebahagiaan Sejati Sebagai Anugerah Allah
Tujuan : Agar para peserta semakin menyadari kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai hanya dengan usaha manusia, sehingga
semakin berani mengandalkan rahmat Allah dalam seluruh perjuangannya.
Peserta : Para suster yunior FSE
Tempat : Samadi Maranatha Berastagi Keuskupan Agung Medan
Waktu : Sabtu Pukul 15.00 sd Minggu Pukul 13.00
Metode :
Refleksi, Sharing, Pengambilan keputusan, Dialog, Diskusi Kelompok
Model : Shared Christian Praxis
Sarana :
Teks lagu, Teks cerita “Kegembiraan sempurna” LCD Laptop, Lilin dan Salib
Sumber bahan : -
Mat 6: 25:1- 34 -
Celano, 1981:2-6
- Groenen, 1986:41- 45 - Foley, 2007:47-52
-
Leks, 2003: 178-185.
B. Pemikiran dasar
Kaum religius yang telah memilih cara hidup untuk membaktikan diri kepada Tuhan dan sesama diharapkan mengalami kebahagiaan atas
pilihan tersebut. Namun dalam kenyataan hidup sehari-hari, banyak kaum
religius mencari kebahagiaan melalui kesuksesan atau jabatan dalam karya. Sebab melalui hal-hal yang demikian mereka menemukan kepuasan
tersendiri. Maka sekalipun melelahkan dan membutukan kerja keras namun mereka tetap berusaha untuk melakukannya. Tetapi ketika terjadi
kegagalan atau kesulitan mereka akan sulit menerimanya, sehingga mereka saling mempersalahkan dan bersungut-sungut.
Dalam hidup bersama maupun dalam karya perutusan, kebahagiaan kaum religius seharusnya tidak tergantung pada jabatan dan kesuksesan.
Namun kenyataannya banyak kaum religius yang menggantungkan kebahagiaannya pada hal-hal tersebut. Bahkan tidak jarang terjadi ada
kaum religius yang memilih-milih pekerjaan dan tidak bersedia ditempatkan di suatu tempat jika tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
Artinya kaum religius merasa bahagia jika sesuatu itu sesuai dengan apa yang diharapkannya dan kebahagiaan itu seolah-olah dapat diperjuangkan
dengan usaha dan kerja kerasnya dalam berkarya. Orang yang terpanggil menjadi seorang religius mengalami
kebahagiaan dalam panggilannya setiap hari. Kebahagiaanya bukan ketika melakukan kehendak sendiri tetapi hendaknya kebehagiaannya ketika
menyesuiakan kehendak Tuhan menjadi kehendaknya. Dari pengalaman St. Fransiskus dari Assisi kita dapat belajar
bagaimana ia sampai pada pengalaman kebahagiaan sejati. Dalam proses pencarian kebahagiaan hidup Fransiskus tidak terlepas dari godaan
menjadi orang terhormat, bahkan ia berusaha menemukannya di setiap
kesempatan yang ada. Namun Fransiskus semakin menyadari kebahagiaan apa yang sesungguhnya ia cari Groenen,2000: 32-38. Demikian kita
hendaknya sampai pada kebahagiaan seajti sebagaimana pengalaman kebahagiaan Fransiskus sendiri.
Darai sikap-sikap yang telah digambarkan pada teks Kitab Suci di atas juga menjadi kritikan bagi kaum religius yang telah mempercayakan
hidupnya kepada panggilan Tuhan. Tidak jarang pula banyak kecemasan dan ketakutan dalam diri seorang religius, sehingga banyak hal yang
dipikirkan dan ingin mengerjakan hal yang lebih banyak lagi. Adakalanya kaum religius lupa dan kehilangan kesadaran diri bahwa Tuhan
sesungguhnya memelihara hidup manusia. Tuhan tidak melarang manusia bekerja, tetapi tidak sedikit kaum religius yang mengusahakan sesuatu
secara berlebihan sampai lupa pada tujuan panggilan hidupnya. Kaum religius diingatkan kembali akan tugas panggilannya yaitu
mencari kerajaan Allah dan kehendak-Nya. Dengan menjawab panggilan Tuhan, diharapkan kerajaan Allah di dunia ini semakin nyata dengan
berusaha melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Artinya seluruh perjuangan dan kebahagiaan seorang religius hendaknya melakukan
kehendak Tuhan. Dari pertemuan ini kita berharap akan semakin berani
mengandalkan Tuhan dalam hidup, serta mampu melepaskan ambisi- ambisi yang membuat kita tidak menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan
dalam Dia dapat ditemukan jika kita bersedia membebasakan diri dari segala keinginan kita.
C . Pengembangan langkah-langkah
a. Pengantar
Para suster yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita berkumpul di sini karena rahmat Allah. Sore hari ini kita berkumpul dari komunitas-
komunitas dan bertemu dengan saudari-saudari muda dalam keadaan sehat dan bahagia. Kita bangga dan bahagia karena masih diberi kesempatan
untuk bertemu dan bersedia meninggalkan tugas dan rutinitas kita untuk saling berbagi satu dengan yang lain. Selama dua hari ini kita akan
mencoba bersama-sama mendalami semangat hidup St. Fransiskus seputar kebahagiaan sejati. Untuk membuka rekoleksi ini kita akan bernyanyi
pujilah Tuhan dari teks. b.
Lagu pembuka : “ Pujilah Tuhan” dari teks c.
Doa pembuka: Bapa sumber kebahagiaan sejati, kami bersyukur dan
berterimakasih atas rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami hingga sampai saat ini. Secara khusus kami bersyukur atas kesempatan yang
Engkau berikan kepada kami untuk mengikuti kegiatan rekoleksi ini, bantulah kami dalam seluruh permenungan kami, semoga hari-hari yang
berahmat ini dapat kami manfaatkan sebaik mungkin. Kami mau mencoba selama rekoleksi ini menggali dan merefleksikan pengalaman hidup
sebagai seorang Fransiskan yang diharapkan memiliki kegembiraan rohani baik dalam persaudaran maupun dalam karya perutusan kami. Bimbinglah
kami agar semakin mampu menemukan kebahagiaan sejati sebagaimana yang telah dialami oleh hamba-Mu St. Fransiskus dari Asisi. Semoga
karena kesetiaan-Mu mendampingi kami, kami juga mampu untuk setia mengikuti seluruh proses kegiatan rekoleksi ini. Semua ini kami mohon
kepada-Mu melalui Putra-Mu Yesus Kristus, Sang kebahagiaan sejati kini dan sepanjang masa. Amin
d. Pendamping memberikan jadwal acara atau kegiatan yang akan
dilaksanakan selama rekoleksi, dan selanjutnya para suster diajak sejenak untuk mengungkapkan tugas dan komunitas masing-masing agar para
suster semua mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing, sekaligus untuk mencairkan suasana.
1. Langkah pertama Sesi pertama : Mengungkapkan pengalaman
hidup peserta
a. Membagikan teks cerita “Sumber Kegembiraan yang Sempurna”
kepada peserta dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca dan mempelajari terlebih dahulu teks terlampir.
b. Penceritaan kembali isi cerita: pendamping meminta salah satu peserta
untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang isi pokok dari cerita “Sumber Kegembiraan yang Sempurna”.
c. Intisari ceritera “Sumber Kegembiraan yang Sempurna” sebagai
berikut:
Cerita tadi mengisahkan tentang pandangan Fransiskus tentang kegembiraan sejati. Saat itu ketika Fransiskus dan saudara Leo
melakukan perjalanan saat musim dingin menuju Biara Santa Maria Para Malikat, Fransiskus memaparkan apa itu kebahagiaan sejati.
Dalam kisah ini Fransiskus mengungkapakan ada 5 lima hal yang bukan menjadi kegembiraan sejati dan 2 dua hal yang menjadi
kegembiraan sejati dan pada akhirnya ada satu hal yang yang menjadi kegembiraan sempurna.
Adapun hal-hal yang bukan menjadi kegembiraan sajati dalam kisah tersebut adalah bahwa sekalipun saudara-saudara dina
memberikan contoh yang hebat, kekudusan dan pembangunan itu bukan kegembiraan sejati. Fransiskus melanjutkan, kalaupun saudara
dina mampu berbicara dengan bahasa malaikat, mengetahui tentang bumi, bahasa tumbuh-tumbuhan, binatang dan seterusnya itu juga
bukan kegembiraan sejati. Selanjutnya Fransiskus berkata lebih keras bahkan bila saudara
dina begitu fasih berkhotbah sehingga mampu mempertobatakannya menjadi percaya akan Kristus hal itu bukanlah kegembiraan sempurna.
Fransiskus berkata bila mereka tiba di biara Santa Maria tersebut, ketika mengetuk pintu hendak masuk, mereka ditolak dan dihina dan
memaksa untuk tetap berdiri di luar semalaman dan dengan rasa lapar dalam situasi kedinginan, namun jika menerima dengan sabar tenang
tanpa mengeluh dan rendah hati dan penuh cinta berpikir bahwa