Katekese Model Shared Christian Praxis

ini perlu keyakinan iman, sehingga pengungkapan akan kesadaran itu semakin mendalam Groome, 1997:5 -11. c. Langkah Kedua: Refleksi Kritis terhadap Komunikasi Praksis Faktual. Pada langkah kedua peserta merefleksikan pengalaman yang telah diungkapkan pada langkah pertama, untuk menghantar pada kesadaran kritis terhadap pengalaman hidup pribadi dan hidup bermasyarakat. Melalui refleksi tersebut fasilitator mendorong peserta, untuk sampai pada nilai dan visi yang akan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman Gereja sepanjang sejarah dan visi Kristiani. Sumarno Ds, 2011:20. d. Langkah Ketiga: Mengusahakan Tradisi dan Visi Kristiani Menjadi Terjangkau Pada langkah ketiga, peserta mendialogkan “tradisi” dan “visi” mereka dengan tradisi dan visi Gereja sepanjang sejarah. Maksudnya adalah supaya perbendaharaan iman Kristiani dapat terjangkau, dan peserta terdorong secara kritis dan kreatif mempribadikan makna dan warta gembiranya Heryatno, 2012:22. Dapat dikatakan bahwa pada langkah ini diusahakan agar tradisi dan visi Kristiani dapat lebih terjangkau, mengena dan relevan bagi peserta. Fasilitator membantu peserta dengan memberikan informasi, bukan mendikte atau memberi pengajaran, tetapi sebagai partner peserta dalam mencari dan menegaskan kehendak Allah yang diwujudkan dalam kehidupan mereka. Sehingga Visi Kristiani yang merupakan pewahyuan Allah dapat terwujud. Visi utama tradisi iman Kristiani adalah mewujudkan nilai-nilai kerjaan Allah di tengah-tengah kehidupan manusia Groome, 1997:19-20. e. Langkah Keempat : Hermeneutik Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani Dengan Tradisi dan Visi Peserta Pada langkah keempat, ditekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi peserta dengan nilai tradisi dan visi Kristiani. Hal ini dimaksudkan untuk melahirkan kesadaran dan sikap-sikap baru yang hendak diwujudkan demi penegakan Kerajaan Allah. Proses ini merupakan langkah yang cukup menantang karena peserta tidak hanya menerima atau menolak interpretasi pendamping, melainkan peserta sudah mulai berpikir, merasa, dan membayangkan apa yang akan dilakukan Heryatno, 2012:32-33. Peserta sungguh berusaha memahami, menilai serta memutuskan pokok-pokok kebenaran Kristiani yang hendak diwujudkan Groome, 1997:30. Hal ini sekaligus menjadi pertanyaan bagi peserta, bagaimana tradisi dan visi Kristiani dapat meneguhkan, mengkritik dan mengembangkan hidup peserta demi terwujudnya Kerajaan Allah Sumarno Ds, 2011:22. f. Langkah Kelima : Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah Langkah kelima ini mengajak peserta supaya mengusahakan metanoia yang terus-menerus. Maka keputusan yang diambil pada langkah ini merupakan bagian dari metanoia tersebut. Keputusan yang terjadi beranekaragam, baik dari segi bentuk dan sifatnya, subjek dan arahnya. Keputusan secara pribadi menghantar seseorang ke dalam pemahaman diri yang lebih dalam serta identitasnya sebagai orang beriman. Pada akhirnya hal ini bersangkutan dengan segi interpersonal dan sosial peserta Groome, 1997:36.

B. Usulan Program Katekese Model Shared Christian Praxis dalam

Meningkatan Penghayatan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Bagi Para Suster Yunior FSE

1. Usulan Program

Untuk mengetahui situasi serta keprihatinan yang dialami para suster yunior FSE, maka diperlukan keterbukaan diantara mereka. Dengan demikian setiap pribadi mendapat peneguhan serta menemukan sikap untuk menanggapi situasi yang dialami oleh setiap pribadi maupun bersama. Tujuan ini dapat dicapai melalui katekese sebagai komunikasi iman. Katekese model shared christian praxis merupakan salah satu model katekese yang membantu suster yunior untuk saling bertukar pengalaman. Dalam proses katekese ini setiap pengalaman peserta sungguh dihargai, dan setiap pribadi mendapat kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannnya. Peserta diharapkan tidak tergantung kepada pendamping atau orang lain, tetapi peserta menjadi subyek yang aktif dalam seluruh proses katekese.

2. Alasan Pemilihan Program

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama ini dalam pembinaan yunior antara lain retret, triduum, seminar, weekend dan rekoleksi. Penulis memilih katekese model SCP dalam bentuk rekoleksi. Meskipun katekese model SCP belum pernah dilaksanakan, tetapi diharapkan kegiatan ini dapat membantu para suster yunior FSE agar semakin mampu menghidupi kebahagiaan sejati Fransiskan. Dalam rangka pendalaman kebahagiaan sejati Fransiskan, melalui program katekese akan dipilih tema-tema berdasarkan kebahagiaan sejati Fransiskan. Kebahagiaan sejati Fransiskan yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab II dan hasil penelitian yang diperoleh pada bab III. Hasil penelitian yang diperoleh pada bab III mengungkapkan bahwa masih sebagian kecil suster yunior FSE yang sungguh memahami dan menghayati kebahagiaan sejati Fransiskan. Untuk membantu para suster yunior mendalami kebahagiaan sejati Fransiskan tersebut, dibutuhkan suatu model dan sarana tertentu. SCP merupakan suatu model yang dapat dimanfaakan untuk menggali pengalaman para suster yunior, yang nantinya diharapkan dapat membantu dalam penghayatan kebahagiaan sejati Fransiskan. Model ini sekaligus untuk menghilangkan budaya bisu yang sering terjadi dalam pertemuan yunior.

3. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan

Alasan pemilihan tema untuk pembinaan para suster yunior adalah untuk menanggapi keprihatinan dari tujuan pembinaan yunior yang belum tercapai dalam menghayati kebahagiaan sejati Fransiskan. Pemahaman kebahagiaan para suster yunior masih berhenti pada suasana senang serta mendambakan kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia. Kesuksesan atau kehormatan dijadikan sebagai ukuran kebahagiaan. Hal tersebut menimbulkan kurangnya kesadaran bahwa Allah adalah sumber utama kegembiraan, sehingga hal-hal rohani terlupakan. Kesederhanaan dan kerendahan hati tidak lagi menjadi hal yang menarik, sehingga setiap pribadi berusaha untuk selalu lebih dari orang lain. Kenyataan tersebut membuat kebahagiaan yang diperjuangkan tidak sesuai dengan semangat hidup Fransiskan. Program pembinaan katekese model SCP ini akan dilaksanakan dalam kegiatan rekoleksi setiap tiga bulan sekali pada akhir bulan. Alasan untuk melaksanakan katekese model SCP dalam bentuk rekoleksi tiga bulan sekali adalah karena para suster tinggal di komunitas yang jaraknya berjauhan. Alasan yang lain adalah karena jadwal kunjungan pembimbing yunior untuk melaksanakan bimbingan kepada yunior diadakan setiap tiga bulan sekali ke tiap komunitas. Pelaksanaan rekoleksi dimulai dari Sabtu sore dan diakhiri pada Minggu siang. Usulan program ini tidak bersifat kaku, tetapi disesuaikan dengan situasi para suster dan tetap fokus pada tujuan yang dimaksud.

4. Perumusan Tema dan Tujuan

Menurut pembahasan sebelumnya, adapun tema umum dan tema-tema khusus dirumuskan sebagai berikut: Tema Umum: Mewujudkan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Suster Yunior FSE Tujuan Umum: Agar para suster yunior FSE menjadi seorang religius yang memperjuangkan kebahagiaan sejati Fransiskan, sehingga semakin mengalami kebahagiaan sejati dalam panggilannya seturut nasehat Injil. Tema I: Kebahagiaan Sejati Sebagai Anugerah Allah Tujuan: Agar para peserta semakin menyadari kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai hanya dengan usaha manusia sehingga semakin berani mengandalkan rahmat Allah dalam seluruh perjuangannya. Tema II: Tantangan Menuju Kebahagiaan Sejati Tujuan: Agar para peserta semakin menyadari bahwa untuk sampai kepada kebahagiaan sejati akan mengalami berbagai tantangan, sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi bukan sebagai penghalang tetapi melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami kebahagiaan sejati. Tema III: Sikap Lepas Bebas Sebagai Konsekuensi untuk Mengalami Kebahagiaan Sejati Tujuan : Agar peserta semakin menyadari pentingnya untuk tidak terikat terhadap hal-hal materi dan jabatan serta hal-hal duniawi lainnya, melainkan menjadi orang yang merdeka dalam pelayanan mapun dalam persaudaraan. Tema IV: Kesetiaan dalam persaudaraan sebagai Ungkapan Kebahagiaan Sejati Tujuan: Agar peserta semakin menyadari pentingnya membangun kesetiaan dalam persaudaraan baik dalam suka maupun dalam duka, sehingga keharmonisan persaudaraan tetap terpelihara dan setiap saudari dapat mengalami kebahagiaan sejati.

5. Gambaran Pelaksanaan Program

Program rekoleksi bagi para suster yunior FSE yang akan dilaksanakan empat kali dalam setahun, rencananya diadakan di Rumah Pembinaan Samadi Maranatha Berastagi, Sumatera Utara. Rencana penentuan tempat ini adalah karena para suster yunior FSE mayoritas tinggal di komunitas-komunitas Keuskupan Agung Medan. Waktu pelaksanaan rekoleksi ini ditargetkan selama dua hari, yaitu dimulai Sabtu sore dan berakhir pada Minggu siang. Harapannya adalah agar perkembangan para suster dapat diikuti oleh para pembina yunior sebelum rekoleksi tiga bulan ke depan. Para suster junior diharapkan sudah mendalami empat tema sebanyak empat kali pertemuan dalam setahun, yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam model SCP. Adapun tema yang telah disusun akan dilaksanakan secara kontinu, dan setiap akhir pertemuan akan ditutup dengan perayaan Ekaristi.

6. Matrix Program Pembinaan

Dalam Meningkatkan Penghayatan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Para Suster Yunior FSE . Tema Umum : Mewujudkan Kebahagiaan Sejati Fransiskan Suster Yunior FSE Tujuan Umum : Agar para suster yunior FSE menjadi seorang religius yang memperjuangkan kebahagiaan sejati Fransiskan, sehingga semakin mengalami kebahagiaan sejati dalam panggilannya seturut nasehat Injil. No Tema Tujuan Metode Sarana Sumber Bahan 1 2 3 4 5 5 1 Kebahagiaan Sejati Sebagai Anugerah Allah Agar para peserta semakin menyadari kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai hanya dengan usaha manusia, sehingga semakin berani mengandalkan rahmat Allah dalam seluruh perjuangannya. - Refleksi - Sharing - Pengambilan keputusan - Dialog - Diskusi Kelompok - Teks lagu - Teks cerita Kegembiraan sempurna - LCD - Laptop - Lilin dan Salib - Mat 6: 25:1- 34 - Celano, 1981:2-6 - Groenen, 1986:41- 45 - Foley, 2007:47- 52

Dokumen yang terkait

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi.

1 11 224

DESKRIPSI TINGKAT KEBERMAKNAAN HIDUP SUSTER-SUSTER YUNIOR KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) TAHUN 2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 86

Usaha meningkatkan efektivitas pelayanan para suster Puteri Kasih Indonesia terhadap orang miskin melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 0 170

USAHA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PARA SUSTER YUNIOR SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS RAYON DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM BERKATEKESE UNTUK MENGEMBAN MISI GEREJA DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SKRIPSI

0 0 198

Pembinaan hidup religius para suster yunior kongregasi suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Santo Fransiskus Asisi - USD Repository

0 5 142

Penghayatan spiritualitas pelayanan Santo Fransiskus Assisi untuk kesaksian hidup injili masa sekarang, para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) Pematangsiantar - USD Repository

0 1 140

Pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar - USD Repository

0 0 137

Usaha meningkatkan penghayatan kebahagiaan sejati Fransiskan para suster yunior Fransiskanes Santa Elisabeth melalui katakese Shared Christian Praxis - USD Repository

0 1 169

SEMANGAT PELAYANAN SUSTER MATHILDA LEENDERS ADALAH DASAR PELAYANAN PARA SUSTER FRANSISKANES SANTA ELISABETH BAGI ORANG SAKIT

0 1 152