Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bivariat .1 Hubungan Umur Akseptor AKDR dengan Kelangsungan Pemakaian

59

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas kabanjahe terletak di dataran tinggi bukit barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Secara geografis terletak diantara 2 50’- 3 19’ lintang utara dan 97 55’-98 38’ bujur timur. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah kabupaten karo berada pada ketinggian 120-1400 meter di atas permukaaan laut. Luas wilayah kecamatan Kabanjahe 4.465 terdiri dari 8 desa dan 5 kelurahan, jumlah penduduk 63.918. Jumlah tenaga kesehatan 5 dokter, 41 bidan, jumlah peserta KB baru dan KB aktif masing-masing 1027 dan 6678 dengan jumlah PUS sebanyak 9667. Batas –batas wilayahnya adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang - Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Dairi dan Toba Samosir - Sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun - Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi NAD. Visi pembangunan puskesmas kabanjahe adalah untuk mencapai pembangunan kesehatan kabupaten karo, selah ditetapkan visi dan misi yang tertuang dalam renstra dinas kesehatan kabupaten karo tahun 2006-2010. Yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui upaya Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan serta didukung prilaku hidup bersih dan sehat untuk menuju indonesia sehat 2010”. Misi pembangunan puskesmas kabanjahe adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau pada individu, keluarga dan masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk ber- perilaku hidup bersih dan sehat phbs dalam lingkungan yang sehat, dan menumbuhkan kembangkan keikutsertaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan berwawasan kesehatan termasuk pendanaan

4.2 Univariat

4.2.1 Umur Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe

Hasil pengukuran variabel umur akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe dikategorikan dan ditemukan bahwa sebesar 98,4 berumur 21-39 tahun dan 1,6 dan berumur ≤ 20 tahun dan ≥ 40 tahun seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Umur n 21-39 tahun 60 98.4 ≤ 20 tahun dan ≥ 40 tahun 1 1.6 Jumlah 61 100,0 Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Paritas Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe

Hasil pengukuran variabel paritas akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe dikategorikan dan ditemukan bahwa sebesar 75,4 non- primipara dan 24,6 primipara seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Paritas Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Paritas n Non-primipara 46 75.4 Primipara 15 24.6 Jumlah 61 100,0 4.2.3 Efek Samping Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Efek samping akseptor AKDR menunjukkan bahwa mayoritas akseptor mengeluhkan perubahan siklus haid sewaktu menggunakan AKDR sebesar 73,8, sedangkan sebesar 54,1 akseptor AKDR mengalami haid lebih lama dan banyak saat menggunakan AKDR. Jawaban akseptor mengenai pertanyaan efek samping penggunaan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Efek Samping Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe No Keterangan Ya Tidak Total n n n 1 Ibu mengalami perubahan siklus haid sewaktu menggunakan AKDR 45 73.8 16 26.2 61 100,0 2 Ibu mengalami haid lebih lama dan banyak saat menggunakan AKDR 33 54.1 28 45.9 61 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lanjutan No Keterangan Ya Tidak Total n n n 3 Ibu mengalami rasa nyeri haid setelah pemasangan AKDR 21 34.4 40 65.6 61 100,0 4 Ibu mengalami kompilikasi perdarahan berat pada waktu haid 4 6.6 57 93.4 61 100,0 5 AKDR menimbulkan rasa tidak nyaman pada saat digunakan 12 19.7 49 80.3 61 100,0 Efek samping akseptor AKDR di di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe mayoritas tidak ada keluhan yaitu sebesar 68,9 sedangkan yang mengalami keluhan sebesar 31,3 dapat dilihat pada tabel 4.4 : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Efek Samping Katagori Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Efek samping n Tidak ada keluhan 42 68.9 Ada keluhan 19 31.1 Jumlah 61 100,0 4.3 Dukungan Suami Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Dukungna suami akseptor AKDR menunjukkan bahwa mayoritas suami memperbolehkan akseptor untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR sebesar 93,4, sedangkan sebesar 90.2 suami akseptor memiliki pandangan yang baik mengenai alat kontrasepsi tentang penggunaan AKDR. Jawaban akseptor mengenai pertanyaan dukungan sumai dalam penggunaan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe No Keterangan Ya Tidak Total n n n 1 Suami memiliki pandangan yang baik mengenai alat kontrasepsi tentang penggunaan AKDR 55 90.2 6 9.8 61 100,0 2 Suami pernah menganjurkan Ibu untuk melepaskan alat kontrasepsi AKDR 26 42.6 35 57.4 61 100,0 3 Suami memperbolehkan Ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR 57 93.4 4 6.6 61 100,0 4 Suami Ibu mendampingi ibu saat konsling tentang pemilihan AKDR 33 54.1 28 45.9 61 100,0 5 Suami Ibu pernah mendapat informasi mengenai penggunaan AKDR 45 73.8 16 26.2 61 100,0 6 Suami Ibu pernah menyarankan untuk menggunaakn alat kontrasepsi lain 40 65.6 21 34.4 61 100,0 7 Suami Ibu pernah memberitahukan tentang pentingnya berkonsultasi tenatng AKDR dengan petugas kesehatan sesuai denagn kesehatan ibu 40 65.6 21 34.4 61 100,0 8 Suami pernah mengingatkan tanggal agar ibu mengetahui jadwal Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan 33 54.1 28 45.9 61 100,0 9 Suami Ibu pernah memberiakan uang saat ibu melakukan konsling AKDR ke fasilitas pelayanan kesehatan 50 82.0 11 18.0 61 100,0 10 Suami Ibu pernah memberitahukan informasi tentang AKDR 29 47.5 32 52.5 61 100,0 Universitas Sumatera Utara Dukungan suami akseptor AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe mayoritas mendukung yaitu sebesar 80,3 sedangkan yang tidak mendukung sebesar 19,7 dapat dilihat pada Tabel 4.6 : Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Akseptor Katagori AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Dukungan suami n Mendukung 49 80.3 Tidak mendukung 12 19.7 Jumlah 61 100,0 4.4 Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Hasil pengukuran kelangsungan pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe ditemukan bahwa sebesar 80,3 akseptor AKDR tidak droup out dan 19,7 akseptor AKDR droup out seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Kelangsungan Pemakaian AKDR n Tidak Droup Out 49 80.3 Droup out 12 19.7 Jumlah 61 100,0 4.5 Bivariat 4.5.1 Hubungan Umur Akseptor AKDR dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0, 197 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan kelangsungan pemakaian AKDR. Tabel silang antara umur dengan kelangsungan pemakaian AKDR menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa dari 60 akseptor yang berumur 21-39 tahun, ada 11 orang 18,3 yang mengalami droup out. Sedangkan, dari 1 akseptor yang berumur ≤ 20 tahun dan ≥ 40 tahun sebanyak 1 orang 100,0 yang mengalami droup out. Tabel 4.8. Hubungan Umur dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Umur Kelangsungan Pemakaian AKDR Total p Tidak Drop Out Drop Out n n n 21-39 tahun 49 81,7 11 18,3 60 100,0 0,197 ≤ 20 dan ≥ 40 tahun - - 1 100,0 1 100,0 4.5.2 Hubungan Paritas Akseptor AKDR dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0, 006 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kelangsungan pemakaian AKDR. Tabel silang antara paritas dengan kelangsungan pemakaian AKDR menunjukkan bahwa dari 46 akseptor yang non-primipara, ada 5 orang 10,9 yang mengalami droup out. Sedangkan, dari 15 akseptor yang primipara sebanyak 7 orang 46,7 yang mengalami droup out. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hubungan Paritas dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Paritas Kelangsungan Pemakaian AKDR Total p Tidak Drop Out Drop Out n n n Multipara 41 89,1 5 10,9 46 100,0 0,006 Primipara 8 53,3 7 46,7 15 100,0 4.5.3 Hubungan Efek Samping Akseptor AKDR dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0, 006 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efek samping dengan kelangsungan pemakaian AKDR. Tabel silang antara efek samping dengan kelangsungan pemakaian AKDR menunjukkan bahwa dari 42 akseptor yang tidak mengalami keluhan, ada 4 orang 9,5 yang mengalami droup out. Sedangkan, dari 19 akseptor yang mengalami keluhan sebanyak 8 orang 42,1 yang mengalami droup out. Tabel 4.10. Hubungan Efek Samping dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Efek Samping Kelangsungan Pemakaian AKDR Total p Tidak Drop Out Drop Out n n n Tidak ada keluhan 38 90,5 4 9,5 42 100,0 0,006 Ada keluhan 11 57,9 8 42,1 19 100,0 Universitas Sumatera Utara 4.5.4 Hubungan Dukungan Suami Akseptor AKDR dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,229 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kelangsungan pemakaian AKDR. Tabel silang antara dukungan suami dengan kelangsungan pemakaian AKDR menunjukkan bahwa dari 49 akseptor yang didukung oleh suami, ada 8 orang 16,3 yang mengalami droup out. Sedangkan, dari 12 akseptor yang tidak didukung oleh suami sebanyak 4 orang 33,3 yang mengalami droup out. Tabel 4.11. Hubungan Dukungan Suami dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Dukungan Suami Kelangsungan Pemakaian AKDR p Tidak Drop Out Drop OUT Total n n n Mendukung 41 83,7 8 16,3 49 100,0 0,229 Tidak mendukung 8 66,7 4 33,3 12 100,0

4.6 Multivariat

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Ketidaklangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013

2 81 143

Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Istri Serta Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Pada Ibu Paska Aborsi Dengan Kuretase Di Rumah Sakit Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

2 51 141

Pengaruh Faktor Personal, Sosial dan Situasional terhadap Kelangsungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Marelan

2 68 119

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Suami terhadap Istri dalam Keputusan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 2 7

karakteristik akseptor kb alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja puskesmas kti kebidanan

0 0 5

HUBUNGAN PARITAS, UMUR DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Yeni Elviani,SKM,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hu

0 0 15

Case Processing Summary - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

0 1 16

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 17

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 38

1 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASESPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Gamp

0 0 11