Social Construction of Reality

2.1.3 Social Construction of Reality

Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya itu. Baik realitas dalam bentuk imajinasi maupun realitas kelompok dalam arti sebenarnya. Film ini menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang. Sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan citra bergerak moving image namun juga telah diikuti oleh kepentingan tentang politik, kapitalisme, hak asasi manusia atau gaya hidup. Film juga dianggap bisa mewakili citra atau identitas komunikasi tertentu. Bahkan bisa membentuk komunitas sendiri, komunikasi sifatnya yang universal meskipun demikian film juga bukan tidak menimbulkan dampak negatif. Mambor,2000:117 Dalam sejarah umat manusia, obyektifitas, internalisasi dan eksternalisasi merupakan tiga proses yang berjalan terus. Proses ini merupakan perubahan dialektis yang berjalan lambat, diluar sana tetap dunia sosial obyektif yang membentuk individu-individu, dalam arti manusia dalam produk dari masyarakatnya. Beberapa dari dunia sosial ini eksis dalam bentuk hukum-hukum yang mencerminkan norma- norma sosial. Teori konstruksi sosial diperkenalkan oleh Peter L. Berger, seorang sosiologi interpretatif bersama Thomas Luckman, ia menulis sebuah risalah teoritis utamanya ”the socialconstruction of reality” 1996. Menurut Berger, realitas sosial eksis dengan sendirinya dan dalam mode strukturalis, dunia sosial bergantung pada manusia yang menjadi subyeknya. Begi Berger, realitas sosial secara obyektif Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memang ada, tapi maknanya berasal oleh hubungan subyektif individu dengan dunia obyektif Poloma, 200:299 Berger dan Luckman meringkas teori mereka dengn menyatakan realitas terbentuk secara sosial. Mereka mengakui realitas obyektif dengan membatasi realitas sebagai kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada diluar kemampuan kita, menurut Berger kita semua mencari pengetahuan atau kepastian bahwa fenomena adalah riil adanya dan memiliki karakteristik yang khusus dalam kehidupan kita sehari-hari, berger setuju dengan pernyataan fenomologis bahwa terhadap realitas berganda hanya suatu realitas tunggal.

2.1.4 Imoral

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Eksploitasi Tubuh Perempuan Yang Berperan Sebagai Suster Dalam Film-Film Horor Indonesia (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Perempuan yang Berperan Sebagai Suster dalam Film Horor Indonesia Suster Keramas II dan Bangkitnya Suster Gepeng).

1 3 28

EKSPLOITASI SUSTER DALAM FILM-FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Suster dalam Film Horor Indonesia Suster Eksploitasi Tubuh Perempuan Yang Berperan Sebagai Suster Dalam Film-Film Horor Indonesia (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Perempua

0 1 16

Resepsi Khalayak terhadap Artis JAV dalam Film Suster Keramas.

0 10 2

REPRESENTASI TINDAKAN IMMORAL DALAM NOVEL “MY SISTER KEEPER” (Studi Semiologi Representasi Tindakan Immoral Dalam Novel “MY SISTER KEEPER” Karya Jodi Picoult).

0 17 97

REPRESENTASI KEKERASAN DALAM FILM “RUMAH DARA” (Studi Analisis Semiotik Tentang Representasi Kekerasan Dalam Film “RUMAH DARA”).

17 29 125

REPRESENTASI KEKERASAN SEKSUAL PADA FILM VIRGIN 2 ( STUDI ANALISIS SEMIOTIK REPRESENTASI KEKERASAN SEKSUAL PADA FILM VIRGIN 2 ).

0 3 94

Interpretasi Khalayak Terhadap Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Film Horor Suster Keramas - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

REPRESENTASI IMMORAL PADA FILM “SUSTER KERAMAS” (Studi Analisis Semiotik Tentang Representasi Immoral Melalui film “Suster Keramas”)

0 1 21

REPRESENTASI KEKERASAN DALAM FILM “RUMAH DARA” (Studi Analisis Semiotik Tentang Representasi Kekerasan Dalam Film “RUMAH DARA”)

0 0 19

REPRESENTASI TINDAKAN IMMORAL DALAM NOVEL “MY SISTER KEEPER” (Studi Semiologi Representasi Tindakan Immoral Dalam Novel “MY SISTER KEEPER” Karya Jodi Picoult)

0 1 19