melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin itu sering juga disebut hati. Orang yang baik mempunyai hati yang baik. Akan tetapi sikap batin yang baik
baru dapat dilihat oleh orang lain setelah terwujud dalam perbuatan lahiriah yang baik pula.
Imoral itu sendiri dapat dibedakan menjadi imoral Verbal dan Non verbal. Imoral Verbal meliputi ucapan-ucapan dan kata-kata yang dapat menimbulkan gairah seksual
seseorang, sedangkan Imoral Non verbal meliputi simbol-simbol atau tanda-tanda visual gesture atau gerakan, peragaan, features vocal intonasi, volume serta tinggi
rendahnya suara serta faktor-faktor lingkungan seperti penggunaan ruang dan posisi yang sama-sama menimbulkan gairah seksual.
2.1.5 Film Suster Keramas
1. Kronologi
Bercerita tentang seorang wisatawan asal Jepang yang dilakoni oleh bintang porno asal Jepang Rin Sakuragi, datang ke Indonesia mencari saudaranya yang
berprofesi sebagi suster, tapi sayangnya saudaranya tersebut telah meninggal. Setibanya di Indonesia dan setelah ia mendengar kabar meninggalnya saudaranya itu,
ia pun bingung harus tinggal dimana. Singkat cerita, ia pun bertemu dengan Zidni Adam dan Alex Abad yang ikut membintangi film itu. Dalam film ini, wisatawan
asing asal Jepang yang dimainkan oleh bintang porno itu banyak menyajikan adegan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
porno. Seperti ketika ia membuka baju dan BH-nya di depan Zidni Adam dan Alex Abad, memamerkan maaf payudaranya yang hanya ditutupi dengan tangannya,
memamerkan paha dan tubuhnya, adegan bugil dan telanjang dan lain sebagainya. Film ini berbau komedi karena ulah si Mocil dan Zidni Adam, berbagai ulah mereka
lakukan termasuk ketika mereka ingin tidur bersama dengan bintang porno itu tanpa memakai baju. Yang lebih ironisnya, dalam videonya, film ini menayangkan adegan
lesbian. Adapun kandungan film horornya hanya sedikit saja, lebih banyak adegan pornonya daripada horornya.
2. Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat budaya ketimuran, yaitu tidak pernah memperlihatkan adegan-adegan yang tidak
sepantasnya untuk diperlihatkan. Film ini termasuk film yang seharusnya tidak boleh tayang di Indonesia, karena film tersebut masi dianggap tabu oleh masyarakat
Indonesia. Dalam film Suster keramas ini banyak sekali adegan-adegan yang berbau porno alias tidak pantas untuk ditayangkan.
3. Pengaruh masyarakat Indonesia
Apabila film sudah masuk ke dalam bioskop sudah lolos dari Lembaga Sensor Film pasti akan ditonton oleh masyarakat luas dan segi umur yang tidak
ditentukan, hal ini bisa dibuktikan dari beberapa bioskop yang menjual tiket tanpa melihat usia dari si pembeli tiket. Hal ini sangat dikhawatirkan karena bisa jadi yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menonton adalah anak dibawah umur. Sedangkan banyak sekali tanda, simbol, dan indeks yang bisa merepresentasikan kegiatan seksual dalam film Suster Keramas ini.
4. Fenomena perfilman horor Indonesia
Kehadiran bintang porno itu adalah sebuah paradoks bagi bangsa ini. Sekian puluh tahun kita selalu dijejali dengan retorika sebagai negeri yang
menjunjung tinggi nilai serta mengajarkannya dalam semua level pendidikan nasional, ternyata di abad ini bangsa kita pada kedatangan bintang film porno.
Sebagai bangsa yang berbudaya, kita mesti menata ulang image yang terlanjur hadir seiring dengan kehadiran para bintang film tersebut. Kita tak bisa lagi
bersembunyi di balik retorika sebagai negeri dengan populasi Muslim terbesar di dunia, retorika tentang negeri yang berbudaya dan paling banyak jumlah
haji dan ulamanya. Kehadiran para bintang itu justru menunjukkan sisi lain bangsa kita.
Kehadiran bintang porno tersebut menunjukkan pasar yang amat besar pada
penonton film genre horor sensual di negeri ini. Kehadran bintang porno tersebut menunjukkan bahwa yang sebenarnya diincar sebagai pasar adalah
generasi muda yang melek internet dan terbiasa mengunduh video para artis tersebut. Selain factor pasar, kehadiran bintang tersebut menunjukkan
tingginya persaingan dalam dunia film nasional membuat rumah-rumah produksi memutar otak bagaimana filmnya laris di pasaran tanpa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memerhatikan pesan moral atau nilai dalam film itu. Segala cara ditempuh demi melariskan film yang dibuatnya.
Kehadiran Rin Sakuragi dkk memancing atensi yang berkembang serupa bola
salju. Para produser bisa saja berlindung di balik pernyataan bahwa film yang dibintangi bintang tersebut bukan jenis film porno melainkan horor, namun
tetap saja tidak bisa menahan image yang tumbuh dan bersarang di kepala benak setiap orang bahwa yang dipamerkan dalam film itu adalah sensualitas
semata. Para bintang itu tidak membintangi film porno di sini, tapi keingin tahuan tentang bintang tersebut tumbuh bak jamur di dunia maya sehingga
video mereka laris manis diunduh anak bangsa. Tampaknya, agen dan produser sama-sama paham bahwa kedatangan artis itu telah memicu rasa
penasaran yang kemudian berujung pada larisnya video mereka diunduh yang kemudian memperbanyak kas masuk kocek. Inilah paradoksnya negeri kita.
2.1.6 Pendekatan Semiotik dalam Film