BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis semiotik. Semiotik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari teori
sign and meaning, yang mana penggunaan pendekatan tersebut didasarkan pada tulisan Aart Van Zoest yang menyatakan: ”Semiotik adalah ilmu tanda, studi tentang
tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya Zoest, 1996:4. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor 1975
mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati Moelang, 1998;3. Penelitian yang menggunakan semiotik merupakan penelitian pesan
komunikasi yang bersifat eksploratif dengan metode kualitatif. Dengan menggunakan semiotik, penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana immoral
direpresentasikan melalui system tanda pda tokoh Mocil, Zidni Adam, dan Rin sakuragi pada film ”Suster Keramas”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Film
Film yang dimaksud dalam peneltian ini adalah film tetrikal Layar lebar jenis film cerita, yaitu menyajikan suatu cerita dan diproduksi secara khusus untuk
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskopcinema Effendy, 1986:222. Film jenis ini berbeda dengan film televise atau sinetron sinema elektronika yang khusus dibuat
untuk siaran televise. Film teatrikal dibuat secara mekanik, sedangkan film televisi dibuat secara elektronik Effendy, 1993:201. Berkaitan dengan penelitian ini, yang
ingin diteliti ialah tentang penokohan dalam sebuah film layar lebar, yaitu penokohan Mocil, Zidni Adam, dan Rin Sakuragi dalam film Suster Keramas mempresentasikan
immoral.
3.2.2 Representasi
Representasi berasal dari kata dasar dalam bahasa Inggris “represent” yang bermakna “stand for” artinya yang berarti atau juga act as delegate for yang berarti
bertindak sebagai perlambang atas sesuatu. Reprresentasi juga dapat diartikan sebagai proses dan hasil yang memberi makna khusus pada tanda. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan representasi immoral melalui tokoh Mocil, Zidni Adam, dan Rin Sakuragi dalam film ”Suster Keramas” berarti dalam film ini terdapat sistem tanda
baca. Pada tokoh Mocil, Zidni Adam, dan Rin Sakuragi yang memiliki makna tentang perilaku dan sikap yang mengarah kearah immoral.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2.3 Imoral
Seringkali ditemukan pencampuradukan antara dua istilah dalam ranah filsafat
moral yaitu amoral dan immoral, dengan itu maka penggunaan istilahnya tentu tidak
tepat pula. Juga yang tidak kalah pentingnya. Kedua istilah ini merupakan istilah yang wajib dipahami dengan baik sebagai dasar dalam memahami filsafat moral,
untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memahami literatur baik yang berbahasa Indonesia mau pun berbahasa Inggris.
Dalam website ensiklopedia terbesar, Wikipedia, Amoral didefinisikan sebagai Immoralism is a system that does not accept moral principles and directly
opposes morality, while amoralism does not even consider the existence of morality plausible. Menurut Bertens dalam buku Etika karangannya, bahwa amoral artinya
tidak berhubungan dengan konteks moral 2002:7. Untuk memahaminya lebih
mudah lagi, istilah amoral bisa dikaitkan dengan kata berikut:
Tidak mempunyai relevansi etis Bertens, 2002:8
Tidak berkaitan dengan masalah moral
Bebas moral
Immoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang, walaupun orang tersebut tahu bahwa hal tersebut memang salah dan tetap
melakukannya. Pemberontakan atau lawan dari sikap bermoral. Contoh dari tindakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang immoral apabila saya memukul anak kecil yang tidak bersalah. Istilah lain yang
menjadi acuan dalam memahami istilah immoral adalah:
Tidak etis
Jahat
Tidak bermoral
Tidak berakhlak
Moral yang menyangkut kebaikan. Orang yang tidak baik juga disebut sebagai orang yang tidak bermoral, atau sekurang-kurangnya sebagai orang yang kurang
bermoral. Moral sebenarnya memuat segi yang berbeda, yakni segi batiniah dan segi lahiriah. Orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin yang baik dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin itu sering juga disebut hati. Orang yang baik mempunyai hati yang baik. Akan tetapi sikap batin yang baik
baru dapat dilihat oleh orang lain setelah terwujud dalam perbuatan lahiriah yang baik pula.
Imoral itu sendiri dapat dibedakan menjadi imoral Verbal dan Non verbal. Imoral Verbal meliputi ucapan-ucapan dan kata-kata yang dapat menimbulkan gairah
seksual seseorang, sedangkan Imoral Non verbal meliputi simbol-simbol atau tanda- tanda visual gesture atau gerakan, peragaan, features vocal intonasi, volume serta
tinggi rendahnya suara serta faktor-faktor lingkungan seperti penggunaan ruang dan posisi yang sama-sama menimbulkan gairah seksual.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3 Korpus
Dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut korpus. Korpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang ditentukan pada
perkembangannya oleh analisis kesemenaan. Korpus juga besifat sehomogen mungkin, baik homogen pada taraf waktu sinkroni.Kurniawan, 2000:70
Korpus penelitian ini adalah potongan gambar dari film ”Suster Keramas” yang menunjukkan sikap imoral dari tokoh Mocil, Zidni adam, dan Rin sakuragi.
Film yang mangangkat tema horor yang dibungkus dengan adegan-adegan imoral, film ini dianggap mampu merepresentasikan adanya immoral dalam hubungan
percintaan yang merupakan suatu hal tabu sosial dimasyarakat. Tetapi dalam film Suster Keramas immoral tidak digambarkan secara gamblang, namun dengan
berbagai adegan yang mewakilinya. Adapun korpus dalam penelitian ini mengacu pada 11 scene dalam 250 frame yang menggambarkan immoral pada tokoh Zidni
Adam, Mocil, dan Rin Sakuragi. Tiap-tiap scene yang ada dianggap sudah mampu mempresentasikan immoral pada film ”suster keramas”.
3.4 Unit Analisis