46 lebih kurang 2,99 kalinya sedangkan presentase perbedaan sebesar 199,8
dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada serum AST bila dibandingkan dengan aktivitas serum AST
kontrol negatif
olive oil
sebesar 118,6 ± 5,1 UL maka terlihat adanya kenaikan aktivitas AST-serum lebih kurang 5,03 kalinya sedangkan presentase
perbedaan sebesar 402,7 dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil analisis statistik baik aktivitas serum ALT maupun aktivitas
serum AST kontrol hepatotoksin karbontetraklorida berbeda bermakna p0,05 dengan kontrol negatif olive oil. Aktivitas AST-serum menunjukkan
kenaikan yang lebih tinggi daripada aktivitas ALT-serum karena pada aktivitas AST-serum tidak hanya melibatkan sel hati sehingga yang menjadi
patokan terutama adalah nilai aktivitas ALT-serum. Kenaikan aktivitas ALT- serum cukup signifikan, sehingga dapat dikatakan telah terjadi kerusakan pada
hati dengan adanya kenaikan tersebut. Kenaikan dari serum ALT dan AST menegaskan bahwa karbontetraklorida dosis 2 mlKg BB memberikan efek
hepatotoksik pada tikus jantan.
3. Kontrol ekstrak etanol daun
M. tanarius
3840 mgKg BB
Kontrol ekstrak etanol daun
M. tanarius
dibuat bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak terhadap aktivitas ALT dan AST serum
tanpa induksi karbon tetraklorida. Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai ALT kontrol ekstrak sebesar 68,0 ± 2,4 UL. Aktivitas ALT cenderung turun
dibandingkan kontrol
olive oil
sehingga setelah diuji dengan analisis varian
47 satu arah dan dilanjutkan dengan
uji Scheffe
menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak etanol daun
M. tanarius
tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel hati tikus sehingga dapat diartikan kondisi sama seperti normal. Pada tabel 4 nilai AST kontrol ekstrak
sebesar 180,6 ± 6,5 UL kemudian setelah dianalisis menggunakan uji
Mann- Whitney
menunjukkan hasil berbeda bermakna terhadap kontrol hepatotoksin. Tetapi nilai AST tidak dapat menjadi patokan bahwa hati mengalami
kerusakan sel. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar enzim aspartate tidak spesifik berada di dalam hati saja, melainkan berada dalam otot rangka,
jantung, hati, serta tersebar ke seluruh jaringan sehingga belum dapat digunakan sebagai patokan kerusakan hati. Untuk itu dapat dikatakan bahwa
ekstrak etanol daun
M. tanarius
ini tidak menaikkan aktivitas serum ALT maupun AST.
4. Perlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 3840 ; 1280 ; dan 426 mgKg BB jangka waktu 6 jam pada tikus jantan terinduksi
karbontetraklorida 2 mlKg BB
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari praperlakuan jangka pendek yang telah dilakukan pada rentang waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam
dosis 1280 mgKg BB Silli, 2012, pada penelitian ini waktu praperlakuan jangka pendek ekstrak etanol daun
M. tanarius
sebelum pemejanan karbontetraklorida yang ditentukan adalah pada waktu 6 jam. Evaluasi
terhadap efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun
M. tanarius
pada tikus jantan terinduksi karbontetraklorida didasarkan pada penurunan nilai aktivitas
48 serum ALT dan AST akibat praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
terhadap nilai aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksin karbontetraklorida.
Kelompok IV adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 3840 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 167,0 ± 7,7 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin
karbontetraklorida, terjadi penurunan sebesar 1,45 kalinya atau 32,2 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat
dikatakan bahwa ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 3840 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang
terinduksi karbontetraklorida sebesar 32,2 . Aktivitas serum ALT pada kelompok IV ini jika dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan
perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Aktivitas serum AST pada kelompok IV sebesar 513,2 ± 16,2 UL.
Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan
kontrol negative, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa
ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 3840 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi
karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 3840 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi CCl
4
49 mempunyai efek hepatoprotektif, namun kondisi hepar belum kembali seperti
normal. Kelompok V adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 1280 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 79,0 ± 3,1 UL. jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida, terjadi penurunan sebesar 3,12 kalinya atau 67,9 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat
dikatakan bahwa ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 1280 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang
terinduksi karbontetraklorida sebesar 67,9 . Aktivitas serum ALT pada kelompok V ini jika dibandingkan dengan kontrol
olive oil
menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik.
Aktivitas serum AST pada kelompok V sebesar 130,6 ± 3,7 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan
perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan kontrol negatif, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan
perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 1280 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi
karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 1280 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi CCl
4
mempunyai efek hepatoprotektif.
50 Kelompok VI adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 426 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 112,4 ± 2,8 UL. jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin
karbontetraklorida, terjadi penurunan sebesar 2,19 kalinya atau 54,4 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat
dikatakan bahwa ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 426 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang
terinduksi karbontetraklorida sebesar 54,38 . Aktivitas serum ALT pada kelompok VI ini jika dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan
perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik. Aktivitas serum AST pada kelompok VI sebesar 467,8 ± 7,0 UL.
Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan
kontrol negatif, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa
ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 426 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi
karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 426 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mlKg BB mempunyai efek
hepatoprotektif. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada kelompok IV terhadap
kelompok V dan kelompok VI menunjukkan perbedaan yang bermakna
51 p0,05. Pada kelompok V terhadap kelompok VI menunjukkan perbedaan
tidak bermakna p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
dosis 426 mgKg BB selama selang waktu 6 jam merupakan dosis efektif hepatoprotektif pada tikus terinduksi CCl
4
. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silli 2012, pada jangka
waktu 6 jam dosis hepatoprotektif ekstrak etanol daun
M. tanarius
yang efektif sebesar 1280 mgKg BB.
E. Rangkuman Pembahasan