40 jam  didapatkan  1,4  kali  lipat  kenaikan  nilai  ALT  dari  nilai  normal  dari  73,2  ke
102 UL, namun sudah terjadi penurunan bila dibandingkan terhadap jam ke-24. Maka,  peningkatan  aktivitas  serum  ALT  pada  waktu  24  jam  telah  memenuhi
syarat hepatotoksisitas yang telah ditentukan. Pada tabel  II dan gambar 5 juga dapat dilihat bahwa nilai aktivitas serum
AST pada jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 berturut-turut adalah 157,2 ± 18,8 ; 596,2 ± 25,3 ; dan 188,6 ± 3,3 UL. Nilai aktivitas AST paling tinggi terjadi pada
selang waktu  24 jam. Secara statistik, didapat  bahwa kedua data pada nilai  ALT dan AST menunjukkan perbedaan yang bermakna pada pencuplikan darah jam ke-
24 dibandingkan dengan jam ke-0 dan jam ke-48 p0,05. Oleh sebab itu, waktu pencuplikan  pada  jam  ke-24  dipilih  setelah  induksi  karbontetraklorida  dosis  2
mlKg BB.
D. Efek Hepatoprotektif Jangka Waktu 6 jam Ekstrak Etanol Daun
M. tanarius
Terhadap Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pada  penelitian  ini  akan  dilakukan  pembuktian  terhadap  adanya  efek
hepatoprotektif  dari  ekstrak  etanol-air  daun
M.  tanarius
.  Jangka  waktu  6  jam diambil  dari  waktu  efektif  yang  dapat  menghasilkan  efek  hepatoprotektif  setelah
diinduksi  karbontetraklorida  dosis  2  mlKg  BB.  Pada  perlakuan  ini  digunakan variasi  dosis  ekstrak  etanol-air  daun
M.  tanarius
sebesar  3840  ;  1280  ;  dan  426 mgKg  BB  dan  dosis  toksik  karbontetraklorida  yang  digunakan  sebesar  2  mlKg
BB.  Pencuplikan  darah  dilakukan  setelah  induksi  karbontetraklorida  selama  24 jam.
41 Berikut  merupakan  hasil  penelitian  yang  disajikan  dalam  tabel  dan
diagram batang : Tabel 4. Pengaruh perlakuan jangka waktu 6 jam ekstrak etanol daun
M. Tanarius
dlihat dari aktivitas serum ALT dan AST pada berbagai variasi dosis terhadap hepatoksisitas karbon tetraklorida
Kelompok Purata nilai ALT ±
SE UL Purata nilai AST ±
SE UL Efek
hepatoprotektif I
246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3
- II
82,2 ± 2,7 118,6 ± 5,1
- III
68,0 ± 2,4 180,6 ± 6,5
- IV
167,0 ± 7,7 513,2 ± 16,2
32,2 V
79,0 ± 3,1 130,6 ± 3,7
67,9 VI
112,4 ± 2,8 467,8 ± 7,0
54,4
Keterangan : I
: Kelompok kontrol hepatotoksin karbontetraklorida dosis 2 mlKg BB II
: Kelompok kontrol negatif olive oil dosis 2 mlKg BB III
: Kelompok kontrol perlakuan EEDM 6 jam dosis 3840 mgKg BB IV
: Kelompok praperlakuan EEDM dosis 3840 mgKg BB 6 jam + karbontetraklorida dosis 2 mlKg BB
V : Kelompok praperlakuan EEDM dosis 1280 mgKg BB 6 jam + karbontetraklorida dosis
2 mlKg BB VI
: Kelompok praperlakuan EEDM dosis 426 mgKg BB 6 jam + karbontetraklorida dosis 2 mlKg BB
EEDM = ekstrak etanol daun M. tanarius ; SE = Standar Error
Gambar 7. Diagram batang aktivitas serum ALT tikus praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius
pada berbagai variasi dosis
Keterangan : 1 = Kelompok kontrol hepatotoksin ; 2 = Kelompok kontrol negatif ; 3 = Kelompok kontrol perlakuan dosis 3840 mgKg BB ; 4 = Kelompok praperlakuan dosis 3840 mgKg BB ; 5 =
Kelompok praperlakuan dosis 1280 mgKg BB ; 6 = Kelompok praperlakuan dosis 426 mgKg
42
Gambar 8. Diagram batang aktivitas serum AST tikus praperlakuan ekstrak etanol daun
M. tanarius