1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati  berperan  utama  dalam  metabolisme  dari  lemak,  karbohidrat,  dan protein  serta  dalam  detoksifikasi.  Aktivitas  hati  tersebut  didukung  dengan
memiliki kapasitas cadangan  yang besar pula serta hanya memerlukan 10-20 fungsi jaringan untuk mempertahankan kerjanya Baradero, Daydrit, dan Siswadi,
2008.  Kerusakan  hati  dapat  disebabkan  oleh  berbagai  macam  substansi  kimia hepatotoksin  dan  ditandai  dalam  dua  cara  yaitu  akumulasi  lemak  atau  steatosis
dan  kematian  sel-sel  hati  atau  nekrosis.  Akumulasi  lemak  dalam  hati  steatosis merupakan  tanda-tanda  umum  toksisitas  hati  dan  mungkin  diakibatkan  oleh  zat
kimia yang toksik, termasuk alkohol. Nekrosis hati kematian sel-sel hati terjadi akibat  paparan  terhadap  sejumlah  zat  kimia,  antara  lain  alfatoksin,  karbon
tetraklorida,  klorofom,  dan  asam  tannat.  Pada  kasus  sirosis,  suatu  kondisi  hati yang cukup dikenal, sejumlah besar sel hati hancur akibat penyalahgunaan alkohol
secara kronis, hepatitis viral, atau akibat agen kimia yang dapat menyerang sel-sel hati Anonim, 2012.
Salah satu  senyawa  yang dapat  digunakan sebagai  senyawa model  yang dapat menimbukan kerusakan hati adalah CCl
4
. Karbon tetraklorida CCl
4
adalah bahan  kimia  yang  bersifat  toksik.  CCl
4
sebagai  pelarut  lipid  memudahkan senyawa  tersebut  dapat  menyeberangi  membran  sel  dan  terdistribusi  ke  semua
organ. Sifat toksik CCl
4
telah terbukti dari beberapa penelitian, bahwa dosis yang
2 kecil  sekalipun  dapat  menimbulkan  efek  pada  berbagai  organ  tubuh  termasuk
susunan saraf pusat, hati, ginjal dan peredaran darah. Efef toksik CCl
4
yang paling terlihat  adalah pada hati  toksisitas  CCl
4
melebihi daripada kloroform walaupun keduanya sama-sama merusak organ-organ lain. Gene, 1999.
Tanaman  macaranga  adalah  salah  satu  tanaman  yang  tersebar  di  daerah Asia  Tenggara,  Afrika,  Madagaskar,  Australia  dan  daerah  sekitar  Pasifik.  Di
daerah  Malaysia  akar  tanaman  ini  dimanfaatkan  sebagai  dekok  yang  khasiatnya sebagai  antitusif  dan  antipiretik  Lim,  Lim,  dan  Yule,  2009,  sehingga  perlu
dilakukan penelitian untuk mencari alternatif pengobatan yang baru. Studi  yang  dilakukan  Phommart,  Sutthivaiyakit,  Chimnoi,  Ruchirawat,
dan  Sutthivaiyakit  2005  melaporkan  adanya  konstituen  senyawa  flavonoid  dari ekstrak  n-heksana  dan  kloroform  daun
M.  tanarius
yaitu
tanariflavanone  D, nymphaeol  A,
dan
nymphaeol  C
yang  mempunyai  aktivitas  antioksidan  terhadap DPPH dan
nymphaeol
B sebagai agen antiinflamasi dalam uji siklooksigenase-2. Hasil  penelitian  Adrianto  2011  mengemukakan  bahwa  kandungan
kimia  ekstrak  metanol-air  daun
M.  tanarius
yang  diduga  larut  dan  dapat memberikan  efek  hepatoprotektif  adalah  golongan  glikosida  dari  senyawa
didalamnya  yaitu  malofenol  B  dan  macarangiosida  A.  Kemungkinan  mekanisme kerja  antioksidan  ini  dalam  memberikan  efek  hepatoprotektif  adalah  dengan
menghambat  oksidasi  parasetamol  menjadi  metabolit  reaktifnya,  yaitu  NAPQI oleh  sitokrom  P-450.  Selain  sebagai  antioksidan,  kemungkinan  lain  senyawa
malofenol B dan macarangiosida A mampu meningkatkan jumlah enzim glutation
3 transferase dalam hati  yang berfungsi  sebagai  enzim penetralisir setiap  metabolit
reaktif, sehingga dapat dieliminasi dengan mudah oleh tubuh. Menurut  Moyler  1991,  beberapa  sifat  pelarut  dapat  dijadikan  sebagai
bahan pertimbangan dalam proses ekstraksi yang diinginkan yang didasarkan pada polaritas.  Polaritas  metanol  0,73  dan  etanol  0,68  yang  memiliki  selisih  0.05
memungkinkan  adanya  kesamaan kandungan  antara  ekstrak metanol-air  daun
M. tanarius
L.  dengan  ekstrak  etanol-air  daun
M.  tanarius
L.,  yaitu  macarangiosida A-C dan malofenol B.
Dari  uraian  di  atas,  penelitian  ini  dilakukan  menggunakan  ekstrak etanolik  daun
M.  tanarius
dan bukan ekstrak metanolik daun
M.  tanarius
karena ekstrak metanolik bersifat lebih toksik dibandingkan ekstrak etanol sehingga perlu
dilakukan  pengujian  efek  hepatoprotektif  dari  ekstrak  etanolik  daun
Macaranga tanarius
L.  pada  jangka  waktu  6  jam  untuk  melihat  dosis  efektif  yang  dapat digunakan  pada  pengobatan  kerusakan  hati  akut  serta  membandingkan  dengan
penelitian  efek  hepatoprotektif  ekstrak  etanolik  daun
Macaranga  tanarius
L. jangka  panjang  dan  jangka  pendek  yang  juga  dilakukan  secara  bersamaan.  Studi
ini yang dilakukan Rahmamurti 2012 menyebutkan bahwa pada ekstrak etanol- air daun
M.  tanarius
memiliki  efek hepatoprotektif jangka panjang dengan dosis efektif 1280 mgKg BB. Kemudian studi ini dilanjutkan oleh Silli 2012 dengan
menggunakan dosis efektif tersebut 1280 mgKg BB secara jangka pendek, yaitu pada waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam dengan jangka waktu 6 jam sebagai waktu efektif
yang  memberikan  efek  hepatoprotektif  paling  baik.  Eksplorasi  tanaman  yang
4 masih  memungkinkan  di  Indonesia,  sangat  bagus  untuk  dikembangkan  dan
dimanfaatkan.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Berapakah dosis paling efektif hepatoprotektif pemberian ekstrak etanolik daun
Macaranga  tanarius
L.  Pada  pemberian  jangka  waktu  6  jam  pada tikus jantan yang terinduksi karbontetraklorida ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh  pengamatan  penulis,  studi  yang  dilakukan  Phommart,  dkk 2005
melaporkan adanya
konstituen senyawa
flavonoid, yaitu
tanariflavanone D, nymphaeol A,
dan
nymphaeol
C yang mempunyai aktivitas antioksidan  terhadap  DPPH  dan
nymphaeol
B  sebagai  agen  antiinflamasi dalam  uji  siklooksigenase-2  dari  ekstrak  n-heksana  dan  kloroform  daun
M. tanarius.
Matsunami,  dkk  2006;  2009  juga  melakukan  penelitian  terhadap kandungan  daun
M.  tanarius
yang  diisolasi  dari  ekstrak  metanolik  berupa kandungan  glikosida,  yaitu
macarangioside  A-C  dan  mallophenol  B
yang mempunyai aktivitas penangkapan radikal terhadap DPPH.
Penelitian  efek  hepatoprotektif  pada  tikus  jantan  terinduksi parasetamol  yang  menggunakan  infusa  daun
Macaranga  tanarius
L.  pernah dilakukan oleh Mahendra 2011 secara jangka panjang dan dilanjutkan secara
5 jangka pendek oleh Nugraha 2011 Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa
kandungan  tanaman
Macaranga  tanarius
L.  dapat  berfungsi  sebagai hepatoprotektif  dengan  dosis  efektif  5gKg  BB  dengan  hasil  praperlakuan  1
jam infusa daun
M. tanarius
5 gkg BB yang merupakan waktu paling efektif untuk  menghasilkan  efek  hepatoprotektif  pada  tikus  jantan  teriduksi
parasetamol  2,5  gkg  BB.  Selain  itu,  pernah  juga  dilakukan  penelitian  yang menggunakan  ekstrak  methanol  :  air  daun
Macaranga  tanarius
L.  oleh Adrianto  2011.  Pada  penelitian  tersebut  dilaporkan  bahwa  kandungan
tanaman
Macaranga tanarius
L. dapat berfungsi sebagai efek hepatoprotektif dengan dosis efektif 3840 mgKg BB.
Sepanjang  pengetahuan  penulis,  penelitian  ini  berbeda  dengan penelitian  sebelumnya  karena  penelitian  ini  melihat  aspek  lain,  yakni
kemampuan ekstrak etanol daun
Macaranga  tanarius
L. selama 6 jam dalam memberikan efek hepatoprotektif yang ditandai kenaikan aktivitas serum ALT
dan  AST  dalam  darah  tikus  dengan  metode  induksi  karbontetraklorida. Kemudian  hasil  yang  diperoleh  akan  dibandingkan  dengan  penelitian
terdahulu  yang  telah  disebutkan.  Adapun  penelitian  tentang  kemampuan ekstrak  etanol  daun
M.  tanarius
L.  terhadap  tikus  jantan  yang  terinduksi karbon  tetraklorida  dilakukan  oleh  Rahmamurti  2012  menyebutkan  bahwa
pada ekstrak etanol-air daun
M. tanarius
memiliki efek hepatoprotektif jangka panjang dengan dosis efektif 1280 mgKg BB. Kemudian studi ini dilanjutkan
oleh  Silli  2012  dengan  menggunakan  dosis  efektif  tersebut  secara  jangka
6 pendek  yaitu  pada  waktu  ½,  1,  2,  4,  dan  6  jam  dengan  jangka  waktu  6  jam
sebagai waktu efektif yang memberikan efek hepatoprotektif paling baik. Dengan selisih kepolaran yang kecil 0,05 antara metanol dan etanol
dimungkinkan  adanya  senyawa  yang  sama  yang  dapat  memberikan  efek hepatoprotektif  pada  penelitian  ini,  yaitu  macarangiosida  A-C  dan  malofenol
B.
3. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat  bagi  pengembangan  ilmu pengetahuan  khususnya  ilmu  kefarmasian  mengenai  ekstrak  etanol  daun
M.  tanarius
yang  memiliki  efek  hepatoprotektif  jangka  pendek  dan  dosis efektif.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat akan manfaat daun
M. tanarius
yang memiliki efek hepatoprotektif jangka pendek  untuk  dapat  diaplikasikan  pada  penderita  kerusakan  hati  tingkat
akut.
7
B. Tujuan Penelitian