8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hepar  adalah  kelenjar  terbesar  yang  memiliki  berat  1500  g  atau  2,5 dari  berat  tubuh.  Permukaan  superior  dari  hepar  adalah  cembung  dan  terletak  di
bawah  kubah  kanan  diafragma.  Bagian  interior  hepar  cekung  dan  dibawahnya terdapat ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus Baradero dkk., 2008.
Terdapat  dua  lobus  utama  yang  menyusun  hati  yaitu  lobus  kanan  dan lobus kiri. Ligament falsiform membagi lobus kanan menjadi segmen anterior dan
posterior,  sedangkan  lobus  kiri  dibagi  menjadi  segmen  medial  dan  lateral. Ligamentum  farsiforme  melintasi  diafragma  sampai ke.  dinding  depan abdomen.
Permukaan hepar diliputi oleh peritoneum viseralis Baradero dkk., 2008. Didalam  lobulus  terdapat  sel-sel  hepar  hepatosit  dan  pada  setiap  segi
dari  lobules  terdapat  cabang-cabang  vena  porta,  arteria  hepatica,  dan  kanalikuli empedu.  Di  antara  deretan  sel-sel  hepar  terdapat  sinusoid  yang  membawa  darah
dari cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica ke vena hepatica. Pada dinding sinusoid terdapat sel-sel fagosit yang disebut sel
Kupffer.
Sel
Kupffer
ini memiliki fungsi  utama  menelan  eristrosit  dan  leukosit  yang  mati,  mikroorganisme  dan
benda asing yang masuk dalam hepar Baradero dkk., 2008.
9
Gambar 1. Struktur mikroskopik hati Baradero dkk., 2008.
Selain  cabang-cabang  vena  porta  dan  arteria  hepatika  yang  melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu seperti ditunjukkan pada
gambar  1.  Saluran  empedu  interlobular  membentuk  kapiler  empedu  yang  sangat kecil  dinamakan  kanalikuli,  yang  berjalan  ditengah-tengah  lempengan  sel  hati
Price and Wilson, 1984. Hati  memiliki  kapasitas  fungsi  cadangan.  Pada  hati  normal  80  dari
bagian  hati  tersebut  bekerja  tanpa  batas.  Hati  memiliki  fungsi  dalam  sintesis, ekskretori  dan  metabolisme.  Fungsi  pensintesis  disini  sebagai  sumber  plasma
albumin,  plasma  globulin,  termasuk  α1-antitripsin  α-  antiprotease  dan  banyak protein  sebagai  koagulan.  Fungsi  menekskresi  atau  ekskretori,  yaitu  ekskresi
substansi-substansi  dalam  empedu.  Komponen  utama  dalam  empedu  tersebut adalah  bilirubin.  Selain  itu  kolesterol,  urobilinogen,  dan  asam  empedu  juga
terdapat pada empedu Chandrasoma and Taylor, 1995.
10 Hati  berperan  utama  dalam  metabolisme  dari  lemak,  karbohidrat,  dan
protein  serta  dalam  detoksifikasi.  Pada  metabolisme  lemak,  asam  lemak  bebas dari  jaringan  adiposa  dan  rangkaian  medium  atau  pendek  asam  lemak  yang
diabsorbsi  oleh  usus  dibawa  menuju  hati.  Trigliserid,  kolesterol,  dan  fosfolipid disintesis  dalam  hati  dari  asam  lemak  dan  kompleksnya  dengan  protein  aseptor
lipid  spesifik  untuk  membentuk  lipoprotein  dengan  densitas  sangat  rendah  yang masuk  ke  dalam  plasma.  Hati  juga  memetabolisme  lipoprotein  dengan  densitas
intermediet dan rendah Chandrasoma and Taylor, 1995. Pada  metabolisme  karbohidrat,  hati  merupakan  sumber  utama  glukosa
plasma.  Setelah  makan,  glukosa  berasal  dari  absorbsi  oleh  usus.  Pada  saat berpuasa,  glukosa  dihasilkan  dari  glikogenolisis  dan  glukonogenesis  dalam  hati.
Hati  merupakan  tempat  penyimpanan  utama  glikogen  tubuh.  Ketika  terjadi kekurangan  glukosa, asam  lemak dimetabolisme hati menjadi  bentuk  keton  yang
berperan sebagai sumber energi alternatif dari banyak jaringan Chandrasoma and Taylor, 1995.
Selain  itu,  hati  merupakan  organ  utama  dalam  katabolisme  dan  sintesis urea.  Urea  akan  disekresikan  oleh  hati  ke  dalam  plasma,  yang  kemudian  akan
diekskresi dalam ginjal. Pada detoksifikasi, hati berperan vital dalam detoksifikasi komponen  racun  nitrogen  yang  dihasilkan  dari  usus  selain  itu  banyak  obat  serta
bahan kimia lainnya Chandrasoma and Taylor, 1995. Aktivitas  hati  tersebut  didukung  dengan  memiliki  kapasitas  cadangan
yang  besar  pula  serta  hanya  memerlukan  10-20  fungsi  jaringan  untuk mempertahankan kerjanya Price and Wilson, 1984.
11
B. Kerusakan Hati