36 MORE PT. Indonesia Prima Property V V X
37 PLIN PT. Plaza Indonesia Realty Tbk V V X
38 PUDP PT. Pudjiadi Prestige Tbk V V V
20 39 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk
X X X 40 RBMS
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk V
V X
41 RODA PT. Piko Land Development Tbk V X V
42 SCBD PT. Danayasa Arthatama Tbk X V X
43 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur Tbk V V X
44 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk V V X
45 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk X X X
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: kepemilikan saham publik, ukuran dewan
direksi, aktivitas rapat dewan komisaris, dan proporsi dewan komisaris independen sebagai variabel bebas atau variabel independen, sedangkan kinerja
keuangan sebagai variabel terikat atau dependen, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol. Penjelasan tentang variabel-variabel
tersebut daapt dilihat dalam tabel definisi oprasional pada tabel berikut:
3.3.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan Saham Publik
Penyertaan saham oleh masyarakat mencerminkan adanya harapan dari masyarakat bahwa pihak manajemen perusahaan akan
mengelola saham tersebut dengan sebaik-baiknya dan dibuktikan dengan tingkat laba dan kinerja perusahaan yang baik Nur’aeni,
2010. Ukuran yang digunakan adalah persentase keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
saham publik, yang diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki publik baik yang berada di dalam
negeri maupun luar negeri.
b. Ukuran Dewan Direksi.
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006 menyatakan bahwa Direksi sebagai organ perusahaan bertugas
dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola
perusahaan. Ukuran Dewan Direksi diukur dengan menggunakan
jumlah anggota direksi dalam suatu perusahaan.
c. Aktifitas Rapat Dewan Komisaris.
Menurut FCGI 2001 rapat dewan komisaris merupakan pertemuan antara anggota dewan komisaris yang digunakan
sebagai sarana komunikasi dan koordinasi untuk menjalankan tugasnya sebagai pengawas manajemen. Dalam rapat tersebut,
akan dibahas tentang strategi perusahaan dan evaluasi terhadap kebijakan yang telah diambil oleh manajemen. Aktifitas rapat
dewan komisaris diukur berdasarkan total rapat yang dilaksanakan secara intern antar dewan komisaris perusahaan
pada tiap tahunnya.
d. Proporsi Dewan Komisaris Independen.
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006 menyatakan bahwa Komisaris independen adalah angota dewan
komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Proporsi
Komisaris Independen diukur berdasarkan persentase antara jumlah anggota Komisaris Independen dibandingkan dengan
jumlah total anggota Dewan Komisaris.
3.3.2. Variabel Dependen
Kinerja keuangan perusahaan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan data fundamental perusahaan,
yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow return on asset
CFROA. Menurut Pancawardani 2009, aktivitas arus kas operasi merupakan
aktivitas perusahaan yang terkait laba. Cash Flow Return On Assets CFROA dihitung dengan arus kas operasional ditambah pajak ditambah
bunga kemudian dibagi dengan total aset Pancawardani, 2009. Namun, menurut Cornett 2006 Cash Flow Return on Assets CFROA juga dapat
dihitung dengan laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi kemudian dibagi total aset. Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan adalah peningkatan atau penurunan kinerja keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan regresi berganda. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS release 21. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data. Statistik
deskriptif tersebut terdiri dari perhitungan mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum data.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan regresi berganda. Adapun persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis
penelitian ini adalah
:
KK = α
+
β
1
KESAPU + β
2
UDEDIR + β
3
ARDK + β
4
PDKI+ β
6
STA + β
7
LEV + e
Dimana :
KK = kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan CFROA; KESAPU = Kepemilikan saham public;
UDEDIR = Ukuran Dewan Direksi; ARDK = Aktifitas Rapat Dewan Komisaris;
PDKI = Proporsi Dewan Komisaris Independen; STA = Ukuran perusahaan yang diukur dengan log total asset ;
LEV = Leverage; α = konstan;
β = koefisien regresi; e = error.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Variabel Kontrol
a. Ukuran Perusahaan
Variabel kontrol ukuran perusahaan yang diprosikan dengan logaritma natural dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Total asset digunakan karena total asset berisi keseluruhan aktiva yang
dimiliki perusahaan baik yang lancar maupun tidak lancar, sehingga lebih menunjukkan ukuran perusahaan yang sebenarnya
.
b. Leverage
Merupakan persentase perbandingan antara total utang dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar dari total keseluruhan
modal perusahaan yang diperoleh atau didanai oleh utang. Hal ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Suhardjanto dan Anggitarani
2010.
3.4. Skala Pengukuran Variabel